Saturday, August 27, 2011

Kerajaan Musik di Rumah Kita

Tangan saya sudah gatal dari kemarin-kemarin untuk menuliskan tentang musik Indonesia. Mulai dari karya-karya hebatnya hingga munculnya popularitas karena bentuk "paket" di luar dari talenta bermusik itu sendiri. Saya tentunya berbicara soal Boyband/girlband yang membuat saya prihatin. Tidak ada yang salah dalam bentuk paket yang satu ini. Namun, kok bisa-bisanya, mereka lebih terkenal, lebih populer dibanding mereka-mereka yang memang memiliki talenta musik alami.
Sebuah Video dari Project Pop yang mewakili isi hati mereka...

Okeh mungkin memang pasar musik Indonesia tidak bisa menerima suara-suara berkelok-kelok dengan tekhnik yang mereka latih bertahunan, atau harmonisasi yang rumit dipadu oleh berbagai macam alat musik barat. Entah apa misterinya sehingga mereka yang bertalenta hanya begitu-begitu saja. Untungnya, di dunia musik itu sendiri, yang bertahan adalah mereka yang "bagus." Saya bisa meramal para girl/boy band bakal menghilang lagi nantinya. Hanya mereka yang memang mendedikasikan hidup dan membiarkan jiwa berkaryanya bebas di alam musik sana yang bertahan. Saya melihat musik Indonesia itu seperti Kerajaan; ada raja, pangeran, putri, bangsawan, penasehat, Ksatria, dan para dewa.

Para Raja
Lihat saja Gigi, Slank, dan Band-band pioneer lainnya. Walaupun sudah naik turun, hilang, muncul, kelelep, gonta-ganti member, mereka tetap ada dan nyata. Pasarnya sudah konsisten dan mencakup selera rakyat. Hanya bermodalkan gitar dan drum serta suara yang 'gahar', tegas, dan tepat pada sasaran mereka bisa dibilang para Raja. Takhtanya tinggi namun merakyat dan membaur.

Contohnya Video ini: Vokalis dari band-band awal yang akan selalu dikenang.
Krisyanto (jamrud), Once (Dewa 19), Fadly (Padi), Duta (Sheila on 7), dan Ariel (Peter Pan)

Lagu-lagu mereka akan abadi...Sama dengan nama Raja-raja yang abadi.
Padi: my all time favorite, link

Pangeran dan Putri - The Royal Family
Berikutnya, kita merambat kepada para penyanyi solo. Di kategori ini banyak yang bertahan bahkan menjadi legenda. Almarhum Chrisye mencatat di buku sejarah musik Indonesia dengan suara khas dan musik yang bernuansa nusantara. Penyanyi lawas yang mungkin sudah tidak aktif di dapur rekaman, masih lalu lalang di acara-acara gala musik di layar kaca. Di sini juga para wanita lebih eksis; Agnes Monica, Titi Dj, Anggun, Sherina, dan sederet nama lainnya. Mereka (Sebagian besar) tidak punya konsep apa-apa. Tidak perlu jago nge-dance (mari kita ingat alamarhum mas Chrisye dengan nyanyi gaya kakunya yang terkenal itu). Mereka tulus bernyanyi dan mengikuti segala "aturan kerajaan." Tidak macam-macan, namun independen.
My HEROEs Project POp memberikan gambaran super jelas sosok Chrisye... :P 




Para Soloist selain bertahan dalam pasarnya masing-masing, mereka juga mencoba bertahan dan menyuarakan "suara" mereka sendiri melalui aksi kolaborasi.
Notes: benar-benar kawan, mereka itu kalau sudah kolaborasi tidak main-main. Sarat ide, bergelimang talenta, didukung oleh tangan-tangan terpercaya dan otak (+ suara) mereka, makanya terciptalah aksi-aksi killer.
DI3VA: Titi DJ, KD, and Ruth Sahanaya
dan Trio lestari (liat artikel Lestarikan Trio Lestari): Tompi, Glenn Fredly, and Sandy Sondoro

Notes: Eksklusif untuk Trio Lestari akan dibeberkan dan dijelaskan secara panjang lebar di artikel yang lain 
Berikutnya adalah kolaborasi para pemusik muda. Benar-benar underdog, padahal kualitas mereka tidak usah diragukan lagi...
Idenya lahir dari Barry Likumahua - Generasi Synergy (Synchronization energy). Semuanya sudah tertera jelas di video berikut ini. Video kaya akan kerja sama dan musik Indonesia itu sendiri.



Barry Likumahuwa, Christoffer Nelwan, Coboi Jr, Super K, Aiko, Soulmate, Ivan Handojo, BOYZIIBOYS, Pandji, and Matt Sawyers.
Christoffer Nelwan adalah bintang cilik jebolan Idola Cilik. Lomba menyanyi untuk anak-anak. Kariernya melejit saat membintangi Laskar Pelangi Musical. Begitu juga Coboi Jr. Saya pribadi lebih ngefans sama boyband anak-anak ini. Soal eksistensi mereka adalah sebuah cerita yang masih panjang dan belum selesai. Mungkin saat ini Coboi Jr, kedepannya bisa saja ada yang menjadi dokter, pedagang, ataupun penyanyi. Tidak ada yang bisa menjadi juri di sini. Aiko: Trio wanita, dua di antara mereka adalah saudara kembar yang ternyata adalah kakak dari Christofer Nelwan. Soulmate, duo RnB. Ivan Handojo (Youtube superstar), BOYzIIBOYS, kolaborasi jenius dan jenaka dari 4 orang gila...Pandji: rapper, and Matthew Sawyers 
Mereka ini adalah perwakilan para musisi bertalenta yang terjun ke medan perang melawan "mereka" yang popular karena "paket" yang dibuat berdasarkan tuntutan para "koruptor musik" dalam bahasa saya. Mereka ini bak Pangeran dan Putri.

Bangsawan
Kategori berikutnya tidak jauh dari para soloist dan mereka yang berkolaborasi di atas. Kalau para penyanyi band saya nobatkan sebagai Raja, mereka ini adalah Bangsawan. Berikut ini adalah penyanyi-penyanyi yang berlangganan di Java Jazz Festival. Saya sih bukan pengamat musik Indonesia, ini semua hanya berdasarkan observasi sebagai penikmat musik yang berkewarganegaraan Indonesia. Mengapa bangsawan, karena konon katanya musik mereka hanya bisa dinikmati oleh kalangan atas. Setujukah saya? Mungkin. Tapi, yang namanya musik, ya musik. Musik diciptakan bukan untuk mengkotak-kotakkan kelas social. Suka ya suka. Tidak perlu mengerti. Mungkin saja aksesnya yang harus dipermasalahkan. Ini tentunya bukan pekerjaan saya untuk merumuskan cara memasarkan musik mereka. Saya di sini hanya ingin bercuap-cuap soal Musik Indonesia yang Belum Mati.
Soulvibe: image is from here
Para Bangsawan ini direpresentasikan oleh musisi-musisi seperti Maliq & D'Essentials, Trio Lestari, Soulvibe, dan nama-nama yang sudah tercatat di Generasi Synergy tadi. 
Maliq and D'Essential: Untitled
Ksatria/Pendekar
My next stop adalah para Indie Band. Kalau kita sudah beremu para Monarchi di Dunia Musik, kini saatnya kita merambah para Ksatria. Mereka yang tidak dipayungi oleh Label besar. Mereka hanya satu atau dua orang anak muda yang kebanjiran ide dan dibaluti oleh semangat berkarya yang 'berapi-api' sehingga tetek bengek konsumeritas dan materi ditulis pada daftar yang kesekian. Contoh-contoh dari mereka adalah Efek Rumah Kaca, Mocca, Endah N Rhesa, ANDRE HARIHANDOYO and SONIC PEOPLEdan masih banyak nama-nama lain. Seperti kebanyakan ksatria, gelagat mereka kurang dimengerti sebab batas mereka adalah langit. Berpindah dari sana ke sini, gigih memerangi budaya "Ikut-ikutan". Mereka melahirkan jenis musik sendiri dan bertahan dengan gayanya sendiri.
andre harihandoyo and the sonic people: Flood Song
Endah N Rhesa: image from here

Pejabat
Mau tidak mau, saya harus mengikut sertakan mereka yang tidak berkedudukan tinggi, bukan juga rakyat jelata. Mereka adalah band-band baru atau penyanyi-penyanyi jebolan kompetisi. Antara lain: Letto, Samsons, Alexa, Judika, Dewi-dewi, Syahrini, dan lain-lain (tergantung bagaimana cara Anda melihat). 

Penasehat

Indra Lesmana: image from here
Kerajaan tidak lengkap tanpa orang-orang yang katanya berwawasan luas dan bijak ini. Mari bertemu mereka, si Penasehat - Musicians. Para Musisi di balik glamor dan gilanya karya2 orang-orang yang sudah saya sebutkan di atas. Echa Soemantri, Indra Lesmana, Erros Djarot, Irwan Simanjuntak, Dwiki Dharmawan, Tohpati, Ahmad Dhani, Sjuman Siblings, Djaduk Ferianto and many more...Saking banyaknya, saya tidak bisa menulis satu-satu nama yang seharusnya lebih dipuja, disanjung, dan dieluk-elukkan. Tapi, begitulah... semua yang di balik layar sudah menerima nasib. Mereka dengan kreativitas, dan jiwa pujangga lebih merasa nyaman berada di belakang layar, layaknya para penasehat kerajaan. Memberi ide kepada raja dan panglima untuk mengambil tindakan.

Menteri
Nicky Manuputty: link
Mirip seperti para penasehat, yang saya sebut menteri di sini adalah mereka yang membantu dalam penciptaan hasil akhir musik itu sendiri. Seperti Indro: bassist, Dennis Junio, Saxist (saxophone), Nicky Manuputty, Echa Soemantri, dan nama-nama lain.

Dewa-Dewa
Kerajaan tidak lengkap tanpa dewa-dewanya. Sang Pemberi Kehidupan. Memberi Nafas baru kepada mereka yang masih lemah, Menghidupkan mereka yang mati, dan Memelihara mereka yang sudah ada. Mereka adalah ketiga orang ini.

Andi Rianto: link
Addie MS: image from here

Erwin Gutawa: image from here
Karya-karya mereka sudah tidak terbilang banyaknya. Dedikasi mereka sudah begitu tinggi sehingga lebih pantas disembah. Andi Rianto dengan sentuhan modernnya membuat musik-musik apa saja menjadi lebih hidup. Addie MS dengan sentuhan Classic, memberi kelas kepada sebuah karya. Erwin Gutawa dengan cita rasa nusantaranya menekankan identitas kepada suatu lagu.

TENTUNYA...
Tentunya, masih banyak nama-nama lain yang tidak kalah berjasanya. Tidak kalah pentingnya, dan tidak kalah populernya dengan orang-orang/nama-nama yang saya sebutkan. Sekali lagi, saya menuliskan ini hanya dari observasi kelas kacang dan dibumbui "bara api prihatin," saya hanya ingin membakar ide saya tentang Musik Indonesia yang kelihatannya seperi sebuah Monarchi Demokrasi (Ini murni asal-asalan). Kalian setuju atau tidak bukanlah perhatian saya. 
Tentunya (lagi), sangat disayangkan karena saya tidak bisa memberikan info selengkap-lengkapnya mengenai orang-orang di postingan ini, maka dari itu jika kalian penasaran, ada beberapa link pada nama maupun gambar yang bisa memberikan informasi lanjut tentang profil orang tersebut. Kalau nggak, om Google dengan senang hati akan membantu. :)
Tentunya (LAGI), jika ada kesempatan saya ingin memberi informasi yang lebih jauh mengenai orang-orang tersebut. 
TENTUNYA (TERAKHIR!), terima kasih sudah mau mebaca sebuah postingan yang panjang dan sarat informasi serta graphic yang bisa jadi membingungkan alih-alih menghibur atau informatif. I appreciate it!!!


MUSIK INDONESIA BELUM MATI!!!

Kolaborasi Para Bangsawan, Putri, DLL

SEKIAN...



No comments:

Post a Comment