Monday, July 31, 2017

#28GoingStrong - just keep swimming... keep swimming...

Tadi pagi sedikit hujan...
Bagus pikirku.. jalan sudah terlalu kering, sedikit dibasahi mungkin akan lebih baik.
Beberapa hari sebelumnya, aku sempat berpikir soal hujan yang turun. Padahal ini sudah bulan Juli. Benar saja, tidak lama setelahnya, hujan turun di Surabaya selama 2 hari berturut-turut. Begitu tahu hujan turun pagi tadi, aku tersenyum, masih di tempat tidur. Agaknya alam semesta memang mendengar.

Bukannya mau terdengar ala-ala Paulo Coelho atau mencoba berbagi soal "The Secret", aku pribadi tidak pernah tertarik membaca "The Secret", but oh well, I did enjoy "The Alchemist" by Paulo Coelho. NO worries, tidak semua pikiranku tidak menjadi kenyataan. ADa banyak pikiranku di awal tahun ini yang tidak kejadian, tidak sesuai dengan harapanku pribadi.Lucunya, ada banyak pikiranku juga yang menjadi kenyataan - atau lebih tepatnya ketakutanku. Sebagai orang yang mempelajari psikologi, aku bisa menjelaskan panjang lebar dari segi teori, tapi itu tidak akan aku lakukan di sini. Karena aku di sini hanya sebagai manusia biasa yang sedang belajar mendengar, melihat, dan merasakan.

Tahun ini, tahun di mana aku dan diriku lebih saling mengenal. Aku tahu kapan aku akan stress, aku tahu apa yang terjadi dan berusaha melawan segala reaksi kimia yang alami terjadi *sebut perasaan, aku belajar mengetahui apa yang aku benar-benar mau, dan bagusnya...aku tidak lari dari kenyataan.

Masalah itu menurutku seperti sebuah permainan antara otak dan hati. Ketika masalah muncul, otak membaca dan memberikan teori-teori yang bisa membuat kita keluar dari masalah tersebut, namun nakalnya... perasaan akan membuat kita susah untuk bergerak. Bahkan melakukan sesuatu yang bertolak belakang dari yang seharusnya. Kata lainnya, barang gampang jadi susah. Tetapi, justru karena adanya eksistensi dari perasaan ini maka kita, manusia, bisa bertumbuh, bisa lebih mengenal diri kita, dan bisa membawa kita untuk ke level selanjutnya.

Perasaan manusia terlalu kompleks. Dia seperti fluid. Tidak bisa ditahan, selalu mengikuti gravitasi bumi, dan sepantasnya tidak ditahan, melainkan diberi pipa-pipa khusus untuk diarahkan ke tujuan yang benar. Jadi, aku selalu memutuskan untuk selalu menerima perasaanku, mau itu perasaan kecewa, sakit hati, atau yang lainnya. Karena dengan begitu aku tahu apa yang harus aku laukan selanjutnya.

Just.. keep swimming.. keep swimming...


You'll find a way. Never change your aim... set it. fixated it. and yes... keep swimming.


CVB

Monday, July 24, 2017

Sendiri. Atau Berdua

Ketika orang-orang lain datang berduaan atau bertiga, atau bahkan berlima, aku cuma membeli satu karcis, satu popcorn, dan satu minuman. Mungkin semua orang mengira-ngira apakah akan ada seorang lain yang datang menemuiku, dan akan ada dua orang yang menonton atau memang aku hanya menonton film malam ini sendirian tanpa ada yang temani. Kupegang karcis sambil menyeruput minumku seakan-akan mengkonfirmasi bahwa aku menonton sendiri. Tentu saja ini hanya terjadi di kepalaku saja, orang-orang mungkin tidak menyadari aku hadir di situ.
"Pintu teater 4 telah dibuka. Harap penonton yang memiliki karcis untuk masuk ke dalam ruang teater"
Mendengar pengumuman itu, aku melenggang masuk dan menyerahkan satu potong karcis untuk disobek. Begitu duduk di dalam selama kurang lebih 5 menit, sebuah pesan masuk.
"sudah di dalam?"
"sudah. kau?" aku mengetik balik
"Sudah juga. Beda 5 menit dari jadwalmu"
"Sip. Kalau begitu selamat menonton"
"Selamat menonton juga.."
Kumakan popcornku dengan tersenyum. 120 menit lagi ditambah 5 menit lagi, aku bisa membahas film ini, entah adegannya, pemainnya, atau hal lain dengan dia.
 Dia yang jauh, tetapi tidak pernah terasa jauh.
Karena kami selalu menemukan cara untuk terus bersama-sama walaupun waktu dan tempat kadang tidak saling menyetujui.


CVB

Tuesday, July 18, 2017

Memori dalam Toples Plastik



Menurutmu ini apa?
Hanya sebuah kue?
Jika benar, kue apa kira-kira?
Mungkin kamu bisa menebak?

Kuhitung 1...2...3..

Kukira tidak ada yang bisa?

Jika kau bertanya balik "ini apa?"

Aku akan menjawab "identitas..."









Kami menyebutnya kue delapan. Mambo kadang bilangnya Kue Keju Manis. Kue Keju Asin itu kastangel. Seumur-umur aku cuma pernah melihat kue ini di 3 tempat.
Rumah Ama - mama dari mambo, rumah Maneng - tante dari mambo, dan rumahku sendiri. Tiap imlek, kue itu selalu hadir manis di sebuah toples transparan. Tidak jarang tanteku memberikan aku kue delapan ini di sebuah kaleng bekas mentega. Keluarga dari mambo tahu aku amat sangat suka kue ini. Seperti yang mambo namakan; kue ini pakai keju dan rasanya manis.


Kusebut ini identitas, karena hanya dikenali oleh segelintir orang, exclusive keluarga kami kalau aku bisa bilang. Tidak tahu asal muasalnya dari mana, bagaimana sejarahnya, dan siapa yang menciptakannya, tapi yang kutahu ini kue yang paling aku suka di seantero dunia per-kue keringan. Dan hanya bisa ditemukan di keluarga kami.

Kalau melihat kue delapan ini, cerita yang terputar di kepalaku adalah talenan putih besar (aku curiga tegel rumah), taburan tepung terigu, adonan yang dibentuk bulat panjang dengan satu tangan, bau mentega, dan mambo. Kadang aku turut membentuk kuenya. Menurutku dari semua kue delapan yang aku pernah makan (hanya terhitung dari buatan si Ama, si Ai, dan si Maneng), mambo punya yang paling juara. Garingnya pas, tidak pernah terlalu gosong, dan kejunya lebih banyak.

Kue delapan ini tidak jauh-jauh dari memori soal mambo. Maka kusebut ini sebagai identitas. Karena memori mengenai mambo tidak lepas dari identitasku. Mau orang itu sudah pergi, pengaruhnya sudah mengakar di hati. TIdak hanya mambo, tetapi orang-orang lain yang hanya meninggalkanku dengan sepotong memori tentang mereka. Memori itu meninggalkan bekas dan pengaruhnya ada dalam pembentukan identitas.

Ya, kita ini terbuat dari orang-orang yang ada di sekeliling kita. Ada yang 50%, ada yang 80%, ada yang cuma 10% pengaruhnya. Suka atau tidak suka. Intinya, setiap memori yang tercipta, sekecil apapun itu bertalian dengan identitas seseorang. Entah karena konfirmasi, atau pancingan keluarnya satu sifat.

Itu saja yang aku mau bilang.
Izinkan aku menikmati kue delapan ini pelan-pelan.



CVB