Friday, December 21, 2012

Album 2012

Aku duduk di sini, menatap bulir-bulir air yang jatuh perlahan di kaca jendela. Tanganku menggenggam sebuah album berisikan coretan, gambar, cerita, air mata, dan tawa. Aku menggenggamnya erat-erat dan biarkan diriku melebur menjadi satu. Telingaku menutup dirinya sendiri, tak mendengar apa-apa. Hanya detak jantungku yang terdengar... deg...deg...deg..deg...
Aku membuka album itu...
Halaman pertama mengingatkanku pada betapa muramnya hidup. Ia tidak tertawa, ia tidak menangis, hanya expresi datar yang membuatku frustrasi. Hidup tidak berubah, namun ia menuntutku untuk berubah... Jawabanku pada saat itu adalah... "tidak" Aku belum ingin berubah. Aku rindu akan hidupku yang dulu, aku rindu mereka... walaupun kutahu juga, bahwa mengingat mereka sama saja membawa kecewa.
Berikutnya, cerita di album itu mengingatkanku pada arti 'bertahan' dan 'berjuang'
Pelan-pelan... luka yang ada di hatiku, aku obati... walaupun perih.
Pelan-pelan aku mulai menutup telingaku dan terus bekerja, walaupun banyak sekali 'suara sumbang' terdengar di luar sana, aku tertatih-tatih bertahan pada pendirian...
3 halaman berikutnya mengingatkanku bahwa 'aku tidak sendirian'. Ibuku juga berjuang. Kami semua berjuang...
dan berpuluh-puluh halaman berikutnya mengingatkanku bahwa semuanya membuahkan hasil...

Rumah pernuh dengan suara tawa ibu, anjing menggongong dan mengibaskan ekornya tanda gembira, suara denting piano yang ceria, bunyi gelas beradu dengan sendok saat membuat kopi, rumah ini hidup. Kami menertawakan penderitaan dan kebodohan, kami memilih untuk tertawa dan terus bergerak. 
Halaman demi halaman kembali mengingatkanku pada arti 'hadiah'.
Hidup ini adalah anugrah.
Pilihan dan keputusan adalah permainan yang memberikanku hadiah yang sesungguhnya, yaitu pengalaman hidup itu sendiri.
Sebuah pilihan membawa ke sebuah keputusan, dan akhirnya beruntai cerita... panjang berkelok. dan indah...

Terima Kasih 2012... 
 
January - meeting best friends since junior high on my left and right, and high school... ;) one of them is getting married next year!!!
April, got to celebrate my birthday with mambo and papo... and I got 7 birthday cakes in total! hahaha

Got to meet my cousins whom I haven't met for what... thousand years? hahaha (can be 7 or 8 years)

Got to see my grand uncle too in June. We haven';t met for 10 years

Could visit Monas UPCLOSE hahaha June, jakarta

Got to witness seeing my koko nickiku tied a knot... and yes we haven't met for 7 years

I could see Soegijaa!!!

and Perahu Kertas the movie


Experienced a great experience in Tumpang, Malang for camping Rohani. In July!
Got to see Dee and had all my Deelicious collections signed!!!!

THIS CLOSE!!!! In August!

Celebrating Oma's 90th birthday, and tante Elsye 50th birthday

Got a chance to be Year2B homeroom teacher!!!

and my mambo can go out and smile widelyyyy

In the end, got to be loved by Nadia... my British niece! hahaha first time meet, love in a first sightDecember 2012








CVB

Friday, October 26, 2012

Sorotan...

Besok hari Sumpah Pemuda - 28 Oktober 2012. Entah mengapa gaungnya tidak kedengaran sama sekali. Beberapa intelektual sudah menyadari bahwa adanya pergeseran besar dalam menyadari ke-Indonesiaan kita semua. ke-Indonesiaan kita tercoreng oleh tindak kekerasan, korupsi, pendidikan sok internasional, terorisme, fanastime, dan lain-lain. Ingat-ingat ketika saya masih berada di bangku sekolah, kami semua berpendapat bahwa untuk mengatasi masalah-masalah yang ada, pendidikan adalah cara terbaik. Namun, itu semua hanya bualan belaka ketika kita melihat pendidikan di negeri kita.
Ada benarnya bahwa saya adalah salah satu orang yang berpendapat bahwa menempuh pendidikan di luar membuka wawasan. Itu tidak dipungkiri, begitu juga sebaliknya. Orang-orang di luar negeri juga berpendapat sama. Namun, mengadopsi sistem pendidikan asing di tengah masyarakat yang kolektivis begini rasa-rasanya sama saja mencemarkan identitas diri. Harusnya, ada sistem-sistem serapan yang digunakan, bukan mengadopsinya mentah-mentah. Jangan lupa, bahwa kita ini orang-orang kolektiv dari jaman behula. Tidak bisa diporak-poranda dengan sistem kultur individualis.
 Ironisnya lagi, saya mengajar di sebuah sekolah nasional plus. (menarik napas panjang). Mungkin harus begini jalannya supaya saya bisa mengamati betul apa yang sebenarnya terjadi. Saya tentunya tidak bisa menyamaratakan seluruh sekolah nasional plus dan internasional yang ada di Indonesia. Tentunya ada banyak kelebihan-kelebihan yang signifikan dari sekolah-sekolah nasional plus dan sekolah-sekolah internasional itu. Tetapi, saya masih berprasangka bahwa banyak di antaranya hanya dibangun untuk keuntungan bisnis belaka.
Hm....
Saya masih tidak begitu banyak membaca tentang sejarah hidup para pejuang sekolah dulu, hanya sebatas tahu dari sana-sini. Hanya, saya mendapatkan kesan yang sama, pendidikan dahulu mengutamakan sopan santun, dan rasa kebangsaan yang tinggi.
Ya... saya salah satu orang yang tidak mengindahkan arti upacara Bendera saking seringnya dilakukan. Saya juga bingung waktu disuruh melafalkan Pancasila setiap pagi. Tetapi... ssh... Pelajaran PKn, atau yang lebih dikenal Kewarganegaraan saya dulu cukup tinggi. hahaha, saya memang gila berdebat dan suka menghafal. Harusnya saya di IPS tapi itu dia, terkonsumsi sama diskriminasi kelas. ck ck ck. Yah... itu adalah beberapa penyesalan yang saya akukan.
Hm...
Sebaiknya dalam mencoba menyelesaikan masalah, kita coba dengan pertanyaan. (terbawa kebiasaan psikolog haha).
1. Sistem Pendidikan apa yang cocok dengan kultur kolektivis tetapi sekaligus ingin ikut dalam pergerakan globalisasi?
2. Sistem pendidikan second language yang bagaimana yang bisa membuat murid-murid mempelajari bahasa Asing dengan fasih.
3. SDM yang bagaimanakah yang pantas mengajari anak-anak bangsa?
4. Apa poin yang ingin dititikberatkan di setiap kurikulum?
5. Apa yang perlu dilakukan dengan perpustakaan publik?
6. Apa output yang ingin dihasilkan?
7. Input seperti apa yang diperlukan?

Tentunya daftar pendek ini hanya sebaagai pantolan saja. Bukan mutlak. Ada hal-hal penting yang harus diutamakan.
Di link ini, ada beberapa ulasan yang cukup rasional dan bisa menjadi insight untuk kita mengenai pendidikan ke depannya... 


Hm... apa yang salah ya?
bagaimana caranya supaya meningkatkan pendidikan di Indonesia.
Terus terang, hati saya sedih ketika mengunjungi salah satu universitas negeri di Makassar, yang katanya terbaik. Tetapi, ketika sampai di sana, gedung, situasi, lingkungan, perpustakaan, hingga kantin tak lebih baik dari pasar sentral.
Sekali lagi, saya tidak ingin mengeneralisasikan semuanya, ini hanya dari kacamata saya yang kebetulan menyorot pendidikan di kota Makassar. Ini... membuat saya sedih...

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia... 





 

CVB

Life is Going... 'ON'


Pernahkah kamu duduk termenung di depan laptop atau di mana saja, dan tiba-tiba hatimu terenyuh pada satu memori yang ada di kepalamu. Yang tadinya hanya berseliweran numpang lewat, tetapi tiba-tiba membangkitkan satu perasaan yang membuatmu rindu setengah mati?

Baru 10 menit duduk di depan laptop, saya langsung sibuk mengklik sana-sini, mencari-cari video lama dan teman-teman lama yang ada di Seattle dan minneapolis dulu. Sebuah perjalanan virtual ini ternyata menimbulkan rasa sakit gara-gara rindu. Namun, video-video dan comment thread yang ada menjadi obat rindu. Lucu ya. Menimbulkan luka sekaligus mengobati lukanya. Ah paling tidak, gara-gara social media, kita semua masih terhubung. Bersyukur hidup di jaman sekarang. Apa-apa Global. Bisa tahu berita di ujung bumi hanya dengan satu klik.

klik

Cerita-cerita di Seattle dan di Minneapolis tentunya berbeda. Di Seattle dulu, saya ikut serta dalam sebuah band Gereja. Yang ternyata menjadi asupan energi saya waktu di sana. Dari penyanyi saya akhirnya naik pangkat menjadi pengiring piano. Saya tidak hebat, tetapi mereka sangat welcome, dan dengan perasaan itu, saya dengan nyaman bermain bersama mereka. Walaupun ada banyak kali saya membuat kesalahan. Tetapi, di situlah saya menikmati yang namanya keindahan bermain musik.
Duluuuuu... saya benci jika harus bermain piano. Benci jika harus pergi les piano. Benci setengah mati. 10 tahun saya belajar, dengan sia-sia. Tidak ada nafsu. Gara-gara bertemu orang-orang jenius ini, saya jadi jatuh cinta setengah mati sama piano.
Sundays at 7 crew. My farewell party, and yes I was chubby!! hahaha
 Here is a link of me and my great Sundays@7 at a mass... sometime in 2009 back in Seattle. You cannot see me, but you can hear me ;)

Di Minneapolis, saya tidak bermain di Gereja, bukan berarti piano berhenti. Ajaibnya, saya bertemu seorang tante-tante berkebangsaan Jepang di sebuah konser musik di sekolah. Dan dia membawa saya kembali dalam dunia musik. Singkatnya saya mendapatkan pelajaran gratis dengan dia tiap minggu!!! woohooo... dan piano... piano... I love you...
Keiko san... my first and last concert hehehe


Serangkaian kejadian ini mengubah ketidak sukaan saya terhadap piano menjadi suka. Aneh ya. Perjalanannya begitu jauh, dan begitu banyak orang campur tangan.
Ini... yang kusebut life processor.
Hidupku diproses.
ketidaksukaanku diulek, dicincang, dirajam, dicampur sana-sini sehingga menghasilkan sebuah perasaan baru.
Jangankan terhadap piano, orang pun demikian.
Dari tidak suka menjadi suka
dari suka menjadi tidak suka
dari benci menjadi cinta
dari cinta... kuharap tidak menjadi benci...

Saya lagi belajar untuk menerima. Masih belajar untuk memaafkan... memaafkan mereka yang melukai hatiku, dan juga memaafkan diriku karena... masih sering mengundang masalah.

 Well, this is life isn't it? 
Dynamics with its ups and downs. Wounds and treats... happiness... and sadness...
Life is...may I call it... full of "good stuff" 
News feed di salah satu social media saya memperlihatkan ada begitu banyak new couples, new grooms and brides, new babies, new parents...
Semuanya bergerak ke arah yang ... lebih baik...
1 tahun berada di rumah... dan saya sudah bilang "saya sekarang jadi guru..." entah apa yang saya akan katakan di satu tahun mendatang... "oh saya sudah tidak mengajar..." atau "oh... saya masih mengajar..."
"Saya sekarang lanjut kuliah..."
"saya sekarang bekerja di sini..."
"saya sekarang sudah dilamar" (lho!)
hahahaha...
apapun jawabannya ketika saya ditanya "sekarang ngapain?" semuanya adalah baik...
Sedikit daftar pendek perubahan saya... you can try to jot down who were you and who are you now...

I liked pink and purple before, now... I like green.. Tosca. 
and guess what, green was told as a balanced energy. Harmony. Growth... hm...

I was not a fan of Korean idol (SNSD, 2NE1, Wondergirls etc) now... I gave all my respect to them for their great movements in dancing. Gosh... if you look how Indonesian girl band and boy band tried to perform you will admit that these idols are great. Most of their songs and voices are not bad either though, I am still ON for Sweet Sorrow... hehehehe

That's my itsi bitsy high light. Not too important, but I am just saying that... people change.... 
Though I might not give you a good image, or I might leave a scar on you... I am changing now... for a better me... we are growing...life is going on...
all of you are my life now... my happiness :)


not GRE but TPA hehehe...  



  



CVB

Sunday, September 30, 2012

Aku Indonesia

John McGlynn

Televisi menyala sekenanya tanpa diperhatikan. Saya daritadi cuma lalu lalang tanpa tujuan. Tujuan utama saya sebenarnya menenggelamkan diri sendirian, mencatat, membaca, dan merenung. Saya tadinya cuma menyalin beberapa kutipan bagus dari sebuah novel - Unforgettable oleh Winna Efendi sambil sesekali keluar kamar karena dipanggil mama. Rencana saya masih terinterfensi sana-sini.
Setelah membulatkan tekad untuk duduk diam dan menikmati diri sendiri, tiba-tiba mataku tertumbuk pada acara televisi yang disiarkan oleh Metro TV.

Face to Face with Desy Anwar. Kali ini, tentang seorang expat yang rela mendedikasikan hidupnya untuk menyelamatkan sastra Indonesia. Dia penerjemah sastra Indonesia. Seorang Kaukasian, bukan orang Asia. Orang berkulit putih dengan makanan pokok gandum bukan nasi. Orang yang sering menyerukan huruf 'R' dengan lucu dan tidak tegas. Seorang yang bernama John H. McGlynn. Seorang dari Wisconsin yang mengambil Indonesian Literature sebagai program Masternya di University of Michigan Ann Arbor.
Judul-judul buku yang sudah diterjemahkan - masih banyak lagi.
Saya seketika merasa perasaan berkecamuk antara terharu gara-gara ada seorang yang bukan orang Indonesia yang mau peduli soal HARTA negara ini. Tertusuk karena orang asing, Amerika pula yang seringkali masyarakat kita (sebagian - kelompok tertentu) hujat, dan ia juga yang mencoba menyelamatkan naskah-naskah kita dan ingin mempromosikan Bahasa Indonesia di kancah internasional. McGlynn mengatakan bahwa jika ingin mengenal sebuah negara, kita harus mempelajarinya melalui karya sastranya.

Dan ia benar. Saya mengetahui soal orang Inggris yang mendewakan teh dan rela menyisakan waktu mereka di Sore hari untuk meminum teh sambil mengemil kudapan dari serial Lima Sekawan oleh Enyd Blyton. Ayah saya mengenal budaya orang China dari buku-buku silat yang ia lahap sewaktu muda dulu. Saya mengetahui tentang PolPot dan pembantaiannya yang tidak masuk akal melalui Lucky Child by Loung Ung. Mempelajari budaya India melalui cerpen Jumpa Lahiri, dan masih banyak lagi. Buku adalah bukti. Buku adalah brankas penyimpanan harta yang paling aman. Karena... ia akan selalu di sana... apa yang sudah ditorehkan hitam putih, tercetak di sana... selamanya. Bahkan... kita mengetahui apa yang terjadi di masa lalu dan peradaban suatu bangsa dimulai dari karya sastranya.
McGlynn menyayangkan bahwa Literature atau sastra tidak dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Padahal, identitas sebuah bangsa ditemukan melalui sastra. Lihat saja negara-negara hebat seperti Korea Selatan, Jepang, China, negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat. Peradaban mereka tertata dan rasa nasionalisme mereka tinggi. Mereka adalah negara-negara yang memperjuangkan karya sastranya dan mencintai mereka. Saya ingat, anak host family saya di Seattle dulu harus membaca novel untuk PR mereka.
McGlynn juga menyatakan "Indonesia is the Fourth biggest country, but they are not learning from their own literature." Padahal, ia menambahkan, bahwa manuskrip dalam bahasa Melayu ditemukan pada abad ke-17. Jauh sebelum manuskrip di negara-negara Barat ada. Melayu adalah sebuah bahasa kuno. dan bahasa Indonesia adalah keturunannya. Tapi, sekarang... banyak teman seumuran saya yang tidak tahu banyak soal Bahasa Indonesia yang benar. Mereka hanya fasih berbahasa Indonesia sehari-hari. Kata 'mengigau' saja mereka tidak tahu. Jangankan teman seumuran saya, murid-murid saya banyak yang lebih tahu kata-kata dalam bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Itu juga yang menjadi alasan bagi saya ingin cepat-cepat hengkang dari sekolah tersebut. Saya terkadang merasa bersalah mengajarkan bahasa lain kepada tunas baru negara ini. Untungnya, sebagai wali kelas saya juga mengajarkan bahasa Indonesia. Walaupun cuma dapat jatah sejam satu minggunya, saya bisa melihat antusias tinggi dari murid-murid saya, dan ini akan saya pertahankan...
Cukup sudah saya mengajarkan legenda Indonesia melalui bahasa asing. Mereka juga harus tahu bagaimana rasanya menikmati cerita rakyat melalui bahasa sendiri. Bahasa Indonesia. Banyak teman-teman saya di Amerika mengatakan bahwa bahasa Indonesia enak didengar, dan ingin saya berkata... bahwa bahasa Indonesia juga enak untuk dibaca.

Ketertarikan saya kepada bahasa Indonesia muncul sejak saya hobi membaca novel. Kira-kira SMP . Dan semakin menjadi ketika saya menemukan kesenangan dalam menulis. Setiap bahasa mempunyai keindahan tersendiri dan keunikannya yang distinctive. Lihat saja postingan ini, ada kata-kata yang lebih tepat jika menggunakan bahasa Inggris, namun... secara keseluruhan postingan yang berbahasa Indonesia ini tidak menyusahkan mata bukan? haha.
Pernah sekali, seorang muridku bertanya... "what people are you Miss?" saya ternganga sebentar. Saya menyadarkan diri bahwa ia hanya bocah berumur 6 tahun yang masih polos. Ia menyatakan dirinya sebagai Chinese people, memang lebih panjang jika mengatakan saya orang Indonesia berketurunan China, jadi kebanyakan dari kami hanya mengatakan "saya orang China." Padahal maksudnya adalah saya keturunan China. Sedih memang, jika isu SARA masih menghantui kami minoritas. Jadinya, ada perasaan membedakan "saya orang Indonesia asli" dan "saya orang Indonesia keturunan"
Hati saya semakin rikih ketika sadar bahwa sekarang sedang Trend utnuk memasukkan anak ke sekolah bertaraf Internasional. Ini seperti gerakan bunuh diri pelan-pelan. Nilai-nilai luhur Indonesia sudah banyak bergeser, ditambah lunturnya budaya berbahasa Indonesia yang baik dan benar, makin gawatlah keadaan negara ini. Ujung-ujungnya, rasa nasionalisme berkurang drastis, dan akhirnya perpecahan.
Saya berharap, ketika saya mempunyai anak - bilanglah 6 atau 7 tahun ke depan, saya tidak perlu mengikuti arus trend  ini. Tidak ada yang lebih penting daripada membentuk identitas anak melalui kesadaran bahwa ia adalah orang Indonesia.
Apalagi, bahasa Indonesia itu bahasa yang sederhana. Bahasa Indonesia memang hanyalah sebuah bahasa serapan dari bahasa Arab, Belanda, Inggris, Sanskerta, China, dan masih banyak lagi. Namun, kita tidak perlu susah-susah menghafalkan rumus tenses. Cukup dengan membaca yang banyak, kita bisa fasih berbahasa Indonesia.
Terdengar sok nasionalis ya? hahaha
Ironis memang karena saya ini menimba ilmu di negara orang. Justru karena itulah saya makin merasa 'Indonesia'. Ternyata saya tidak sendiri, negara ini tercetus juga karena anak-anak yang sekolah di luar negeri. Sebut saja Mohammad Hatta dan sederet pejuang kemerdekaan. Mereka adalah anak-anak terpilih yang disekolahkan oleh pemerintah Belanda. Tujuan sebenarnya, pemerintah Belanda ingin memperkejakan orang lokal yang berpendidikan. Maka, pemerintah Kolonial mengirim beberapa orang terpilih dan...itu menjadi bumerang bagi pemerintah Belanda. Orang-orang ini dibuka wawasannya dan semakin merasa identitas mereka lain dari pemerintahan Belanda. Mereka harus mengukuhkan identitas  yang mereka sudah rasakan sejak Sumpah Pemuda - 20 tahun sebelum kemerdekaan. Maka, mereka dengan gigih mengompori rakyat yang lain untuk membentuk suatu negara kesatuan.
Kata McGlynn lagi... adalah suatu kesalahan jika kita menggantungkan semuanya kepada pemerintah. Maksudnya, pemerintah memang harus berkomitmen untuk mempertahankan budaya negeri ini, tetapi adalah bodoh jika semuanya tergantung pemerintah. Makanya, ia tetap berusaha untuk optimis bahwa ia bisa mempertahankan literatur Indonesia. Dia sudah mulai mengerjakan mimpinya sejak tahun 1987 ketika ia mendirikan Lontar Fondation bersama 4 sastrawan Indonesia lainnya. Lontar yang menerjemahkan banyak mansukrip Indonesia untuk diterbitkan di negara lain. Tetapi semuanya sia-sia jika bangsa Indonesia sendiri tidak mengenal karya sastranya.  Bayangkan! Penduduk Indonesia adalah 250 juta jiwa, penerbit biasanya hanya menerbitkan paling kurang 5000 kopi. Hmmm....
Maukah kau melihat negeri ini jatuh hancur, karena harkatnya rusak? Seperti buku-buku itu?


McGlynn tidak sendirian. Banyak penulis muda yang gigih mempertahankan bahasa Indonesia dalam karya-karyanya. Dee, Winna Efendi, Andrei Aksana, Andre Hirata, dan banyak lagi yang masih terus berkaya dan mempromosikan budaya Indonesia melalui karya-karyanya.

Negara akan kuat, jika bangsanya merasa memiliki negara ini. Bangsa akan merasa memiliki ketika ia menyadari identitasnya sebagai suatu bangsa. Dan identitasnya dikuatkan oleh Bahasanya. Harusnya kita bangga... Bahasa Melayu di Malaysia bukan lagi menjadi bahasa nasional mereka. Mengingat ada 3 bangsa besar yang mendomisili di sana, jadinya mereka lebih banyak berbahasa Inggris. Di Phillipina bahkan masih banyak yang tidak fasih berbahasa Tagalog. Mereka lebih fasih berbahasa bahasa daerahnya masing-masing. Kita di Indonesia... sampai ke pelosok pun masih tahu berbahasa Indonesia. Kita masih bisa berkomunikasi dengan orang yang di Sabang maupun di Merauke.


Mama selalu berkata... "saya senang kalau kau tinggal di Amerika. Indonesia sudah bobrok. Servis orang-orang tidak bagus, banyak korupsi" Saya cuma jawab... saya suka Indonesia. Om saya bilang, "Chen jago bahasa Inggris, kenapa nda tinggal di sana saja?" saya cuma balas... "saya suka tinggal di sini, saya suka bahasa Indonesia. suka sekaliii..." dan saya harap ada dari kalian yang setuju.Memang... sampah ada di mana-mana, saya pun mengeluh soal itu, belum lagi servisnya, cara mengemudi, sopan santun yang makin bergeser, tetapi... entah mengapa jika saya tidak menyebut Indonesia sebagai rumah, saya seperti membohongi diri saya sendiri. Saya menyeleweng dari identitas saya.
Jika saya meninggalkan Indonesia karena negara ini sudah bobrok, saya tidak beda dengan penjahat yang lari dari tanggung jawab. Walaupun tangan saya cuma dua dan saya hanya bisa bergerak pelan-pelan, tetapi saya yakin... pekerjaan sekecil apapun jika niat saya tegas, semua akan bisa membantu membangun negara ini lagi.

Saya mengerti bahwa negara ini terlalu banyak persoalannya. Kalau salah satu orang pemerintahan membaca postingan yang semacam ini, mereka hanya meliriknya sambil lalu dan mungkin bergumam "masalah kami yang lain masih banyak..." Ya... memang benar negara ini terlalu banyak masalahnya. Sampai tidak ada pikiran mau mulai dari mana. Paling tidak, kita harus mulai dari diri kita. Aku tahu ini terdengar super klise dan kita sudah bosan setengah mati untuk mendengarnya. Tetapi memang begitu...
Kita yang bisa memperbaikinya atau... menghancurkannya.

Mungkin masiha da sisa-sisa pertanyaan di kepala kalian... "apa gunanya sih sastra itu?" Saya pernah bertanya hal serupa kepada ayah saya. Ayah saya dengan simpel menjawab "seni memperhalus jiwamu... dengan banyak membaca, kita makin banyak tahu, bukan soal ilmu pengetahuan, atau informasi, tetapi bagaimana caranya menghadapi masalah, merasakan situasi, dan berpikiran kritis"
Sekarang setiap kali membaca novel Indonesia, saya merasa ada pelajaran sastra kental yang kadang-kadang menggelitik saya untuk menelaahnya lebih jauh. Tidak jarang, saya menyalin quote-quote bagus dan berpikir untuk membuat essay panjang mengenai sastra itu. Sastra membantu kita untuk berpikir kritis, dan berpikir out of the box - kreatif. Dan buku- buku kita juga menawarkan itu...


SAya ingat di akhir seminar Merry Riana, ia mengatakan "... yang terakhir saya bangga menjadi orang Indonesia. Walaupun saya tinggal di negara orang, saya tidak akan melupakan negara  saya, dan saya ingin memajukan negara saya. Indonesia!!! Pasti Bisa...!" dan seminar itu pun ditutup dengan lagu Indonesia Raya... yang ternyata... mampu membuat saya merinding dan menitihkan air mata...

Aku Indonesia...
 kalau bukan kita... siapa lagi...

it's always been you...
Refrain oleh Winna Efendi

Fun Facts:
ada beberapa Universitas di Amerika Serikat yang menawarkan bahas Indonesia sebagai salah satu mata kuliah..
South-east Asian Studies, University of Michigan
Northern Illinois University
University of Washington

Saya masih belum banyak baca bacaan-bacaan sastra negara ini, tetapi saya akan memulainya... sekarang...
Another great link 



CVB

Friday, September 28, 2012

Sebuah Kebenaran

Bolehkah aku membuat sebuah pengakuan?
Sebuah pengakuan tentang satu "penyakit" yang sudah menggerogoti tulang batinku dari akhir tahun lalu?
Sebuah kebenaran yang membuat hatiku terasa perih seperti tersiram alkohol.
 
Katakan aku bodoh. Karena hingga sekarang aku masih merasakan sakit. Sakit yang timbul tenggelam. Sama seperti pasien-pasien terminal disease. Pelan-pelan menggeregoti. 

Diawali dengan sebuah pengakuan ...
pengakuan yang menyakitkan sekaligus manis dari seorang sahabat. Direnteti dengan sebuah kebenaran lain yang membuatku 'melihat'... bahwa... apa yang aku lihat 'indah' itu hanyalah sebuah panggung sandiwara. Panggung boneka. Tak lebih. Hanya beberapa lakon dari panggung itu adalah jiwa-jiwa murni tanpa topeng. Lainnya... tak lebih dari manusia picik berkedok dan berpikiran sempit. 
Saya mengaku... saya bukan makhluk sempurna... Tidak. ... Saya adalah makhluk menyebalkan... dan kadang menyusahkan orang sekitar...
Tapi... mereka... adalah orang-orang yang juga menutup mata... tidak melihat aku dan keadaanku... hanya bermain dengan apa yang mereka lihat, mengambilnya sebagai hipotesis sekaligus kesimpulan, sebelum dites kebenarannya. 
Ini cerita bulan Desember tahun lalu... tetapi... kenangan akan ini terus menghantui aku dan selalu membuatku sedih dan kecewa. sakit,...
Kenangan akan 'hidup yang indah itu' ... ternoda karena kebenaran itu... saya tidak pungkiri... kenangan indah itu seperti kamuflase... ilusi. 
Dari 10 jari, hanya 3 atau 4 jari yang bertahan untuk menghitung orang-orang yang memang benar-benar murni dan melihatku secara utuh tanpa kacamata palsu. 
Namun... lagi-lagi... 1 dari 4 jari itu memberikan aku kebenaran lain. kebenaran yang... membuatku sedih sekaligus bahagia...

matahari itu...bukan hanya milikku seorang...

Kebenaran yang ingin aku katakan hari ini...


aku rindu... tapi bingung mau rindu kenangan yang mana... karena kenanganku sudah terkontaminasi. dan aku makin sedih karenanya. tak bisa lagi bebas memutar film di kepalaku mengenai sebuah periode masa laluku yang membuatku tersenyum lebar. karena ternyata... itu palsu. dan kau tidak membantu






Biarkan ini menjadi pengakuanku yang terakhir. Semoga dengan mengakui ini, aku mengeluarkan racun itu pelan-pelan. karena sebenar-benarnya... aku masih mendaulat kamu-kamu adalah hal terbaik yang penarh aku lalui di hidupku. Kamu-kamu memabantu aku bertumbuh karena perbedaan kita.



 

CVB

Sunday, August 19, 2012

The Month of August

Here we go, the high lights of August!!!

1. The drama of the month: GENTLEMAN's Dignity!!!

The drama is about 40 years old men that did not have a dignity. They were still boys. However, along with their love life and struggles, finally there are 4 women that transform them to be a gentleman... :) Full of good casts!! and good soundtracks. Can cry, laugh, and be charmed











2. The video clip of this month - LIKE THIS - by Wondergirls
Like the flashmob concept and the dance haha...Though it's not a very new video.
 3. The song of the month: Twinkle twinkle little star by SMART FREn Ad
 4. The problem of the month: NO MAIDS
I have had 3 maids within 3 months. There was one even only lasted for 4 days!! WHAAAAT

5. The color of the month: Torquoise

6. The actor of the month!!! KIM Min Jong - Gentleman's Dignity

7. The Movie of the MOnth!!! PERAHU KERTAS!!!! OMG Hanung Bramantyo always successes in adaptating a novel into a movie. He brought a new life into the story without prosecuting the story. Salute to all the casts! And OMG the scores are AMAZING! Can't wait for the part 2
8. The album of the month!
Damed OF COURSE Perahu Kertas!!! Because of this movie, RSD is back! If you don't know who RSD is, they are Rita Sita Dewi. Dewi is Dewi Lestari, a.k.a. Dee the creator of this dreamy love story!
I am ready to be a Neptune agent :)

That's it... actually I have 15 items about this month, but those are a little bit private ;) hehehe anyway!!! I am ready for next!!!



CVB

Friday, August 17, 2012

Merdeka?

 Tanggal 17 Agustus kemarin, saya tidak meng-update status yang bersemangat nasionalisme. No greetings, no congratulate note to my beloved Indonesia. Saya merasa kemerdekaan yang kita dapatkan sekarang dipergunakan terlalu bebas. Warga Indonesia merdeka membuang sampah sembarangan, melanggar lalu lintas sekenanya, dan merdeka melakukan korupsi dan 'main belakang' dari urusan kecil hingga legal. Merdeka? Ya kami merdeka. Terlalu merdeka.

Semenjak pulang ke negara ini, banyak sekali sisi-sisinya yang membuat saya sedih sekali. Seperti melihat 'anak' saya yang tumbuh remaja dan melakukan pemberontakan. Seperti itulah yang saya rasakan setiap kali melihat anak-anak maupun orang dewasa membuang bungkus makanan atau aqua dari jendela mobil. Seperti ini juga yang saya rasakan ketika melihat proses pembuatan sim di 'belakang.' Uang ratusan ribu dipindah tangankan dan berujung di kantong masing-masing. Sedih. Merasa 'salah didik.'

Ada banyak hal di Indonesia yang menyimpang ke arah yang lebih biadab dibandingkan beradab. Mengapa saya katakan demikian, karena banyak warga kota yang sekarang melanggar aturan seperti minum air. Tidak rasa apa-apa, terbiasa dengan rasa tawarnya.

Yang paling sederhana adalah membuang sampah. Saya nggak ngerti kenapa kok rasanya susah sekali warga Indonesia membuang sampah pada tempatnya. Apakah karena kurangnya tempat sampah di kota-kota? Bisa jadi. Rasa-rasanya menyimpan bungkusan sedotan aqua gelas untuk barang 5 sampai 10 menit kok rasanya lamaa sekali. Banyak yang langsung membuang sekenanya, padahal kalau jalan sedikit, ada tempat sampah di dekat pintu. Di hutan pun demikian. Bungkus gula-gula sudah seperti daun kering yang berguguran. Tidak ada rasa kecintaan sama sekali. Hutan itu tempat asing, bukan bagian dari kehidupan manusia, bukan bagian dari rumah kita - bumi. Ada 2 kejadian yang paling membuat saya sedih. Yang pertama ketika keponakan saya meninggal, diadakan doa di rumah sepupu saya itu. Setelah selesai acara, tidak ada satu orang pun, pelayat, yang capek-capek membuang sampahnya sendiri. Aqua kosong maupun setengah penuh dibiarkan bergeletak di sudut-sudut rumah. Yang lebih menyedihkan, ketika saya memungut sampah, mereka pura-pura tidak tahu. Tidak ada rasa bersalah sama sekali, ketika saya memungut sampah di dekat kaki-kaki mereka. Geser sedikit pun tidak. Yang kedua, tempat sampah menjadi pajangan di pedagang kaki lima. Pihak si pedagang kaki lima sudah menyiapkan tempat sampah di tiap meja!! Tapi, sampah-sampah tissue dan bekas jeruk nipis tergeletak serampangan di lantai Sekitar tempat sampah. Apakah berdiri sebentar lalu buang itu perjalanan sejauh ratusan kilometer yang memakan waktu berjam-jam?
 Yang kedua adalah rambu-rambu lalu lintas. Nyetir di Indonesia itu sama saja sedang mengikuti lomba adu cepat dengan aturan masing-masing. Banyak motor yang main serobot di pinggir sisi kiri kanan padahal datangnya dari arah berlawanan. Angkot apa lagi. Setiap ruas trotoar adalah halte mereka. Mau di ujung jalan mau di depan lampu merah, mau di depan rumah orang, pokoknya terserah penumpang. Becak jalan enak-enak di daerah tanda larang. Lampu merah hanya sebagai lampu penghias. Rambu-rambu sama seperti pigura pajangan rumah. Diketahui keberadaannya namun dilihat sambil lalu.

Yang ketiga, SDMnya. Para pekerja toko hingga pekerja rumah tangga. Meladeni para pelanggan dengan telepon genggam di depan mata. Jari-jari menjawab cepat tanpa ada kontak mata dengan si pelanggan. Pembantu rumah tangga pun demikian. Menyapu sambil telponan. Kita membayar mereka itu untuk telponan atau kerja ya?

Hm... saya sampai nggak tahu mau ngomong apa selain minta maaf sama pejuang kemerdekaan dulu. Apa kata Kasimo, apa kata Mgr. Soegijapranata, apa kata para jenderal-jenderal, para komodor, para tentara gerilya, para keluarga veteran yang kehilangan anggota keluarga mereka karena ikut serta dalam mempertahankan Indonesia. Paling menyakitkan adalah mendengar kata Soekarno. Apa katanya jika ia melihat "anak"nya dengan kelakuan seperti ini? Tahukah kalian bahwa Indonesia setelah diprokalimir kemerdekaannya masih harus perang mempertahankan Indonesia? Pertermpuran 5 hari di Semarang, hingga peristiwa 10 November di Surabaya. Rakyat Indonesia dulu melawan Jepang yang masih ingin menduduki Indonesia bahkan setelah kemerdekaan diproklamasikan, di Surabaya pun demikian. Mereka melawan Belanda yang kembali ingin menjadikan Indonesia menjadi negara boneka mereka. Mungkin saat ini, saya lebih berharap kita jangan merdeka dulu. Karena kita sendiri belum siap merdeka. Diberi kebebasan, digunakan seenaknya. Diberi kebebasan malah keasyikan sendiri.

Kasihan para pejuang kemerdekaan itu, baik yang bertempur dan berjuang melalui diplomasi. Semuanya hanya sia-sia. 67 tahun merdeka, terlalu merdeka...Kita mau tuntut apa sama pemerintah jika kita sendiri jalan sedikit untuk buang sampah saja malas, kita mau hujat pemerintah untuk apa, ketika kita sendiri melanggar peraturan yang telah mereka kelola. Indonesia bisa tertib jika kita jalan sedikit saja untuk membuang sampah atau simpan sampah kecil kita  barang beberapa menit. Indonesia bisa benar-benar merdeka jika kita, warga dan pemerintah, bekerja sama dengan baik. Jangan menyalahkan pemerinta melulu. Dan pemerintah jangan makan kenyang dan tidur melulu di sidang ya. Saya tahu ada sekian banyak anggota DPR yang benar-benar ingin bekerja untuk mengabdi negara, tetapi ditindasi dengan para 'pajangan-pajangan' yang hanya suka kekuasaan. Terus berjuang, kami juga berjuang di sini...

Kami masih belum merdeka. Kami... masih berjuang...





CVB

Sunday, August 12, 2012

Unforgettable - Part 3

Semuanya Tergenapi...

Dari Makassar ke Surabaya
Dari Surabaya ke Malang
Dari Malang ke Desa Ngadireso
Dari semua yang redup ke secercah pelita
Dari semua yang rancu ke yang tergenapi...

Inilah kira-kira gambaran perjalanan saya kali ini. Perjalanan ini seharusnya menjadi sebuah perjalanan yang paling ditunggu-tunggu. Hanya gara-gara kejadian 3 hari sebelum keberangkatan, semangat saya hilang kayak uap. Saking panasnya hati itu. Tapi oh tapi, perjalanan mulus. Duduk di sebelah "Anak Pulau", perjalanan 1 jam nggak terasa sama sekali. Lalu perjalanan 4 jam naik mobil juga tidak terasa gara-gara ditemani orang-orang asyik di mobil. Sebut saja koko Ono, lidya, and GoGo! It's a fun Trip!
Nah... sebelumnya, saya harus bilang kalau perjalanan ini bukan sekedar pejalanan Ha-Ha Hi-Hi. Ini perjalanan yang sudah direncanakan bahkan jauuuuuh sebelum Bulan Januari (yang notabene awal persiapan!) Ini adalah sebuah perjalanan menepati janji yang saya buat tahun 2007 lalu ketika mengikuti sebuah acara serupa. Dan memang semuanya... tergenapi...
Dari pertama saja, saya bisa ke sana itu sudah suratan. Apalagi ada "insiden lupa-lupa" waktu itu. Saya toh bisa berangkat. Sampai di acara camping rohani di Tumpang- desa Ngadireso, ternyata temanya "JESUS I TRUST in YOU!" Damed! seperti kepentung dengan palu-palu besar. Yes, selama ini saya sudah lupa betapa ajaibnya Tuhan itu. Sampai-sampai saya rela bermandi-mandi di kubangan kegalauan. Nggak banget! I found it was so stupid. Tapi, yah... we're human so weak... too weak... sampai-sampai lupa bahwa kekuatannya cuma 1. Sumbernya itu saja... Jesus... that's the name.
Oke... maafin saya yang kebawa religius-religius, mentang-mentang baru abis pulang ret-ret. Nonetheless, I think it's the truth. It's the fact... 
Selama misa pembukaan... pastor nggak bosan-bosannya ngomong "kalian sekarang akan di proses..." dan benar... ret-ret 7 hari itu, kami benar-benar diproses...
Penggenapan kedua. 
Saya udah wanti-wanti untuk mendapatkan kelompok yang asyik. Oh Mi God, nggak tahu seberapa banyak saya meng-afirmasi diri sendiri untuk mendapatkan kelompok yang heboh. Then, the time came. Pembagian kelompok. Saya kebagian di kelompok 5! Begitu milih ketua - semuanya pada diam! krik krik krik... alhasil kita milih ketua dengan cara HOMPIMPA!!! and... ... ... saya keluar jadi ketuanya... (geleng-geleng) Jujur (AMPUUUN KELOMPOK 5ku YANG KEREN!) saya down. Hiks. Kelompokku paling kalem... dan saya harus jadi ketuanya. Belum lagi kita harus bikin yel-yel untuk outbond nanti. Ah... night mare.
But you know what. masih dalam suasana niat ret-ret, saya sekarang meng-afirmasi diri sendiri "Jesus I trust in You..." saya nyerahin semuanya sama Dia yang namanya Agung.
 DAnn yes... kelompok saya itu kelompok ter-KEREN, ter-KOMPAK, dan TER-ASYIK! I love you kelompok 5 hehehehe

Sebuah camp tanpa teman kamar yang asyik, tidak akan berarti apa-apa. Lagi-lagi Tuhan menggenapi.
Saya sekamar dengan 3 orang ongol-ongol hahahahaa Ada Novani Go Go (nyanyi nobodynya wonder girls), Dedededededede wiwiwiwiwiwiwiwi (nyanyi lagu 2ne1) dan ada Mizzly... hehehe Semuanya kompak ongol-ongolnya (ongol-ongol itu semacam ketololan). You all gave me the FUN part! Hidup di Tumpang nggak akan lebih semarak dari gossipin cowok-cowok ganteng yang kita ketemu di Tumpang, capek-capek bersama, sampai ngobrolin masalah personality (biasa... cewek hehehe) jangan lupa persoalan cinta hahaha

Dan yang paling menyentuh adalah saat adorasi...
Di mana saya dan Dia benar-benar bertemu. Kali ini tidak ada luapan air mata haru. Tidak ada jantung yang berdebar-debar. Tidak ada bahasa roh. Hanya senyum. Saya dihadiahi senyum. Dan damai itu betul-betul dikasih cuma-cuma. Sebelum saya sadari. Dia tidak berkata-kata banyak... hanya semua sensasi yang sy rasakan adalah cara Dia untuk berkomunikasi. Dia mengajak saya untuk percaya penuh padaNya. Tidak muluk-muluk :) Dengan rasa damai itu Dia mau bilang kalau saya galau-galau lagi atau kena masalah lagi, tinggal panggil namaNya tiga kali atau kirim sms singkat "SOS", Ia pasti akan lansung terbang masuk ke dalam hati saya. Since Dia nggak jauh2 amat, hanya kitanya aja yang kadang2 membiarkan diri kita galau2 sendiri, stress sendiri. Ah.... Rasa2nya 7 hari di sana bikin kita pengen lebih lama walaupun makanannya rawon tahu, soto tahu, tahu bacem, tahu isi, tahu goreng dan segala macam aneka tahu. Para suster di sana udah bisa bikin rumah makan khusus Tahu seperti Jejamuran - Sleman, Yogyakarta haha mungkin namanya bisa jadi "KeTahuan" (maksaaa abiiis hahaha) Hehehehe... terima kasih ya Tumpang buat semuanya, buat suster-suster Upin Ipin (baca Putri Karmel), buat para panitia tambun, buat dekur yang udah ngurusin keberangkatan dr makassar sampai tour surabaya, buat The Red Jacket Guy yang ganteng yang udah jadi pemandangan indah di Tumpang (hahahahahaha), buat ongol 1, 2, dan 3 terima kasiiih, buat Kelompok 5kuuuu! Muaaach, buat Bunda Mariaku trimokosoooh , dan yg paling utamaaa buat My J... Thank u udah selalu ada buat chen-chen, udah mau nenangin hatinya chen2, udah janji bakal bantuin kalau chen-chen galau2 lagi. Dank u well. Terimakasih buat "percakapan" kita yang indah waktu di Tumpang itu ya. Moga2 chen2 nggak lupa trus hubungin Kamu. Chen2 bakal sms-an terus dengan Tuhan tiap pagi, malam, sebelum makan, sebelum ngadepin murid2, hampiiir tiaaap waktu! Hehehehehe... kapan2 Tuhan jangan lupa bales ya... Hehehehehe I love You... And yes... I put my trust in You... ;)

  
CVB

Saturday, August 11, 2012

Unforgettable - Intermezzo


Jika kehidupanmu diilustrasikan sebagai sebuah film di mana kamu adalah pemeran utama, maka aku langsung mengerti bahwa aku hanyalah pemeran pengganti. Kupikir bahwa peranku itu hanya sementara. Namun, ternyata peranku itu berlansung hingga akhir pertemuan kita.
Ketika kau memandangku, aku tahu bahwa kau melihat sosok lain dengan nama lain. Aku ragu jika kau mengingat namaku atau kota asalku. Kau pun tak membuang waktu banyak untuk menrangkan siapa yang aku gantikan. Tetapi, semua itu tidak penting...jika peranku itu tidak sia-sia.
Matamu tak berbohong. Hanya dalam hitungan detik, tetapi aku melihat masa lalumu. Sebuah cerita yang membuatmu sedih dan merasa bersalah. Di balik senyum manismu yang orang-orang lihat, di balik pembawaanmu yang berkharisma, aku bisa merasakan kesedihanmu dan penyesalanmu.
Ingin aku membantu lebih. Lidahku gatal untuk mengorek masa lalumu. Menuntut penjelasan tentang siapa yang aku gantikan. Namun, aku juga sadar bahwa kau tak ingin membicarakannya. Tiap kali aku mendekat, kau memalingkan wajahmu. Tempatku hanya sebatas jangkauan pandanganmu. Kau hanya ingin bebas memandangiku tanpa ada yang tahu. Ketika mata kita bertemu, aku pun harus mengakui bahwa keberadaanku membuatmu sedih.
Kepercayaanku hanya satu. Jika kamu dan aku harus bertemu, kupikir ada rencana besar di balik itu semua. Walaupun tidak ada kata-kata yang bisa saling menguatkan, aku cuma berharap bahwa dia yang aku gantikan mengerti penyesalanmu dan memaafkanmu jika kau membuat kesalahan. Bagaimana pun prosesnya.

Percaya saja sama Sutradara yang Agung itu...
Semua akan terjadi pada waktu yang tepat.


CVB

Friday, August 10, 2012

Unforgettable - part 2

Ngadireso - Tumpang

Senin, 23 Juli 2012

Nggak banyak yang bisa kita lakuin selain duduk bersila dengan manis sambil menyeruput teh manis. Orang-orang mulai berdatangan dengan ukuran tas masing-masing. Lebih banyak lagi sudah duduk bergerombolan seperti kami.Tak lama kemudian kami semua bergerombol memasuki sebuah ruangan lapang tanpa jendela. Aku dan ke empat teman yang lain menyusup ke belakang. Kami menjadi putra-putri altar (misdinar) untuk misa pembukaan Camping Rohani Mahasiswa 2012. Di antara kami berlima, hanya aku dan teman perempuan yang sudah biasa menjadi misdinar, yang lain akan menjadi pengalaman pertama mereka. Misa berjalan lancar dan aku menyukai tempat duduk kami. Kami ber-empat - teman yang satu tidak mengikuti misa hingga selesai - duduk menghadap sisi samping altar. Jadi, pemandangan kami adalah panti umat di sebelah kiri dan "belakang panggung" di sebelah kanan.
Pemandangan di sebelah kiri terlihat begitu gembira walaupun masih banyak wajah takut-takut. Pemandangan di sebelah kanan lebih menarik. Kebanyakan jika teman-teman misdinar kami habis mengambil barang-barang liturgi, mereka akan melepaskan ketegangan mereka dengan bernyanyi-nyanyi bahkan menari-nari di "belakang panggung" sebelum tangan mereka kembali dikatupkan. Posisi kami hari itu tidak memungkinkan kami untuk ikut bersorak ketika Gong dibunyikan tanda acara kami dimulai. Tetapi... 'proses' itu telah terjadi...
 Dan berlanjut hingga pembagian kelompok. Tidak ada yang lebih aku inginkan daripada menjadi bagian dari kelompok yang kreatif dan kompak tanpa harus bercapek-capek. Intinya, aku mau duduk tenang saja tidak mau ambil pusing. Ujung-ujungnya, aku kebagian titel Ketua Kelompok melalui proses panjang yang namanya Hompimpa... Ah berat rasanya... Namun... 'proses' itu telah terjadi.


Selasa, 24 Juli 2012

Hari itu, aku merasa bosan. Tidak ada yang exciting selain acara rekreasi malam itu. Menonton biarawan berpakaian coklat bermain drama dan menari ternyata menyenangkan juga. Dan ya... malam itu kami disuguhkan sebuah pertunjukkan yang bagus.

Rabu, 25 Juli 2012

Sudah ada prediksi, bahwa hari ini akan sedikit lebih berkesan. Sebab, acara malam itu akan ditutup oleh adorasi. Sebuah pertemuan yang paling ditunggu-tunggu, paling menyentuh, dan paling fenomenal. Jangan kaget jika ada orang-orang yang histeris, pingsan, atau berkata-kata dalam bahasa yang tidak dimengerti. Namun, ini jugalah salah satu alasan aku berada di tempat itu.

Kamis, 26 Juli 2012

Suasana hari itu sepi.
Semua orang dalam keadaan hening. Dalam keadaan sibuk dengan diri sendiri. Mereka menginstropeksi diri mereka dan mengevaluasi keadaan batin mereka. Semua terlihat sendu, namun semua berani. Berani mengakui kesalahan mereka. Berani membuka kekmbali luka-luka lama mereka.
Kamu... adalah contohnya.
Tak pernah aku melihatmu dengan sorot pandangan mata yang begitu dalam. Sedih. Menyesal. Dibalik senyummu yang manis, mata itu tak berbohong. Walaupun kamu tak banyak bicara, tetapi aku tahu...
Dan, semua luka-luka itu dibersihkan dan diobati ... pelan-pelan... mengikuti prosesnya masing-masing

Jumat 27 Juli 2012

Ketika kemarin luka-luka sudah mulai diobati, hari ini wajah-wajah mereka terlihat jauh lebih cerah. Keadaan yang sempat menegang, menjadi lumer. Semua orang memancarkan kasih. Banyak senyum yang terlihat. Tetapi, masih tidak di matamu.


Sabtu 28 Juli 2012

Hari ini orang bebas dari bangun pagi pukul 4. Mau bangun puku 7 atau 8 tidak masalah sama sekali. Hari ini... adalah hari bertarung. Kelompok-kelompok saling adu kekompakkan dan ketangkasan. Hari ini, tenaga kami terkuras habis-habisan. Tetapi semua terbayar oleh misa yang paling indah yang pernah kami jalani. Hari itu, kami misa beratapkan langit, menyaksikan langit berganti warna, dan merasakan kehadiran ibu kami... Bunda Maria.. Tidak ada yang mengalahkan keindahan hari itu.




Minggu 29 Juli 2012

Nggak nyangka, bahwa akan banyak air mata hari ini. Banyak yang tidak mau berpisah. Kupikir ini hanya karena mereka ter-influence- secara berbeda-beda. Aku misalnya, tidak merasa kehilangan. Toh, aku selalu percaya jika "jodoh" pasti akan ketemu lagi. Contohnya aku ketemu lagiii sama kakak panitia camping tahun 2007 lalu! Jadi, aku pun yakin dari 245 orang baru yang aku kenal, mungkin 5 atau 10 orang di antaranya akan aku temui lagi. Jika kami bertemu, itu karena Tuhan ingin ada cerita mengenai hidupmu di hidupku dan begitu pun sebaliknya.

Terima kasih Tumpang
Terima kasih suster-suster Upin dan Ipin
Terima aksih "kakak-kakak" panitia
dan terima kasih my J :)
Now... Jesus I trust in You
NB: pictures were taken by Canodia and Panitia Camping


CVB

Saturday, August 4, 2012

Unforgettable - part 1

Prolog

Januari 2012
"Miss... when is the new school year started?" 
"It's going to be August 1st, but we need to be in here a week before, so July 23rd. It is for class structuring"
"Hm... can I come a week after holiday? since during July 23rd, I would like to go to Surabaya for a retreat"
"o..o..o... sure sure... you can just ask Mr (BIP). 

Same period - Mr. (BIP)
"Sir... when is the new school year started?"
"It's going to be on August 1st."
"Sir, can I ask permission on July 23rd until July 31st? I would like to go to Tumpang for a retreat. I can come to recon-structure the class room if I am the home room teacher a week after holiday"  
Think for a moment...
"Sure...but August 1st, you will be here?"
"Yes!"

... ... .. .. ... 

June 2012
"... Sir, so that is the situation... and also... is it still Ok for me to go on July 23rd until July 31st? I have heard that the school will start on July 30th"
"On July 30th, I will release the students early since it was just for the formality. People from 'dinas' will come... that's the thing"
"Oh Ok..."

... ... ... ...

July 15th - 21st
"Can I ask for folders?"
"Later... I will give you on 23rd"
"Loh... sir, I will not be here on July 23rd until July 31st. I already told you before"
"He? Where are you teaching?"
 "Homeroom teacher for Y2B"
"Who is going to replace you?"
"Don't know"
 - Looked upset - 
"OK! Me and Miss (BIP)  will discuss it"

and the conversation was ended roughly...    
 
  
 
CVB