Friday, October 26, 2012

Sorotan...

Besok hari Sumpah Pemuda - 28 Oktober 2012. Entah mengapa gaungnya tidak kedengaran sama sekali. Beberapa intelektual sudah menyadari bahwa adanya pergeseran besar dalam menyadari ke-Indonesiaan kita semua. ke-Indonesiaan kita tercoreng oleh tindak kekerasan, korupsi, pendidikan sok internasional, terorisme, fanastime, dan lain-lain. Ingat-ingat ketika saya masih berada di bangku sekolah, kami semua berpendapat bahwa untuk mengatasi masalah-masalah yang ada, pendidikan adalah cara terbaik. Namun, itu semua hanya bualan belaka ketika kita melihat pendidikan di negeri kita.
Ada benarnya bahwa saya adalah salah satu orang yang berpendapat bahwa menempuh pendidikan di luar membuka wawasan. Itu tidak dipungkiri, begitu juga sebaliknya. Orang-orang di luar negeri juga berpendapat sama. Namun, mengadopsi sistem pendidikan asing di tengah masyarakat yang kolektivis begini rasa-rasanya sama saja mencemarkan identitas diri. Harusnya, ada sistem-sistem serapan yang digunakan, bukan mengadopsinya mentah-mentah. Jangan lupa, bahwa kita ini orang-orang kolektiv dari jaman behula. Tidak bisa diporak-poranda dengan sistem kultur individualis.
 Ironisnya lagi, saya mengajar di sebuah sekolah nasional plus. (menarik napas panjang). Mungkin harus begini jalannya supaya saya bisa mengamati betul apa yang sebenarnya terjadi. Saya tentunya tidak bisa menyamaratakan seluruh sekolah nasional plus dan internasional yang ada di Indonesia. Tentunya ada banyak kelebihan-kelebihan yang signifikan dari sekolah-sekolah nasional plus dan sekolah-sekolah internasional itu. Tetapi, saya masih berprasangka bahwa banyak di antaranya hanya dibangun untuk keuntungan bisnis belaka.
Hm....
Saya masih tidak begitu banyak membaca tentang sejarah hidup para pejuang sekolah dulu, hanya sebatas tahu dari sana-sini. Hanya, saya mendapatkan kesan yang sama, pendidikan dahulu mengutamakan sopan santun, dan rasa kebangsaan yang tinggi.
Ya... saya salah satu orang yang tidak mengindahkan arti upacara Bendera saking seringnya dilakukan. Saya juga bingung waktu disuruh melafalkan Pancasila setiap pagi. Tetapi... ssh... Pelajaran PKn, atau yang lebih dikenal Kewarganegaraan saya dulu cukup tinggi. hahaha, saya memang gila berdebat dan suka menghafal. Harusnya saya di IPS tapi itu dia, terkonsumsi sama diskriminasi kelas. ck ck ck. Yah... itu adalah beberapa penyesalan yang saya akukan.
Hm...
Sebaiknya dalam mencoba menyelesaikan masalah, kita coba dengan pertanyaan. (terbawa kebiasaan psikolog haha).
1. Sistem Pendidikan apa yang cocok dengan kultur kolektivis tetapi sekaligus ingin ikut dalam pergerakan globalisasi?
2. Sistem pendidikan second language yang bagaimana yang bisa membuat murid-murid mempelajari bahasa Asing dengan fasih.
3. SDM yang bagaimanakah yang pantas mengajari anak-anak bangsa?
4. Apa poin yang ingin dititikberatkan di setiap kurikulum?
5. Apa yang perlu dilakukan dengan perpustakaan publik?
6. Apa output yang ingin dihasilkan?
7. Input seperti apa yang diperlukan?

Tentunya daftar pendek ini hanya sebaagai pantolan saja. Bukan mutlak. Ada hal-hal penting yang harus diutamakan.
Di link ini, ada beberapa ulasan yang cukup rasional dan bisa menjadi insight untuk kita mengenai pendidikan ke depannya... 


Hm... apa yang salah ya?
bagaimana caranya supaya meningkatkan pendidikan di Indonesia.
Terus terang, hati saya sedih ketika mengunjungi salah satu universitas negeri di Makassar, yang katanya terbaik. Tetapi, ketika sampai di sana, gedung, situasi, lingkungan, perpustakaan, hingga kantin tak lebih baik dari pasar sentral.
Sekali lagi, saya tidak ingin mengeneralisasikan semuanya, ini hanya dari kacamata saya yang kebetulan menyorot pendidikan di kota Makassar. Ini... membuat saya sedih...

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia... 





 

CVB

Life is Going... 'ON'


Pernahkah kamu duduk termenung di depan laptop atau di mana saja, dan tiba-tiba hatimu terenyuh pada satu memori yang ada di kepalamu. Yang tadinya hanya berseliweran numpang lewat, tetapi tiba-tiba membangkitkan satu perasaan yang membuatmu rindu setengah mati?

Baru 10 menit duduk di depan laptop, saya langsung sibuk mengklik sana-sini, mencari-cari video lama dan teman-teman lama yang ada di Seattle dan minneapolis dulu. Sebuah perjalanan virtual ini ternyata menimbulkan rasa sakit gara-gara rindu. Namun, video-video dan comment thread yang ada menjadi obat rindu. Lucu ya. Menimbulkan luka sekaligus mengobati lukanya. Ah paling tidak, gara-gara social media, kita semua masih terhubung. Bersyukur hidup di jaman sekarang. Apa-apa Global. Bisa tahu berita di ujung bumi hanya dengan satu klik.

klik

Cerita-cerita di Seattle dan di Minneapolis tentunya berbeda. Di Seattle dulu, saya ikut serta dalam sebuah band Gereja. Yang ternyata menjadi asupan energi saya waktu di sana. Dari penyanyi saya akhirnya naik pangkat menjadi pengiring piano. Saya tidak hebat, tetapi mereka sangat welcome, dan dengan perasaan itu, saya dengan nyaman bermain bersama mereka. Walaupun ada banyak kali saya membuat kesalahan. Tetapi, di situlah saya menikmati yang namanya keindahan bermain musik.
Duluuuuu... saya benci jika harus bermain piano. Benci jika harus pergi les piano. Benci setengah mati. 10 tahun saya belajar, dengan sia-sia. Tidak ada nafsu. Gara-gara bertemu orang-orang jenius ini, saya jadi jatuh cinta setengah mati sama piano.
Sundays at 7 crew. My farewell party, and yes I was chubby!! hahaha
 Here is a link of me and my great Sundays@7 at a mass... sometime in 2009 back in Seattle. You cannot see me, but you can hear me ;)

Di Minneapolis, saya tidak bermain di Gereja, bukan berarti piano berhenti. Ajaibnya, saya bertemu seorang tante-tante berkebangsaan Jepang di sebuah konser musik di sekolah. Dan dia membawa saya kembali dalam dunia musik. Singkatnya saya mendapatkan pelajaran gratis dengan dia tiap minggu!!! woohooo... dan piano... piano... I love you...
Keiko san... my first and last concert hehehe


Serangkaian kejadian ini mengubah ketidak sukaan saya terhadap piano menjadi suka. Aneh ya. Perjalanannya begitu jauh, dan begitu banyak orang campur tangan.
Ini... yang kusebut life processor.
Hidupku diproses.
ketidaksukaanku diulek, dicincang, dirajam, dicampur sana-sini sehingga menghasilkan sebuah perasaan baru.
Jangankan terhadap piano, orang pun demikian.
Dari tidak suka menjadi suka
dari suka menjadi tidak suka
dari benci menjadi cinta
dari cinta... kuharap tidak menjadi benci...

Saya lagi belajar untuk menerima. Masih belajar untuk memaafkan... memaafkan mereka yang melukai hatiku, dan juga memaafkan diriku karena... masih sering mengundang masalah.

 Well, this is life isn't it? 
Dynamics with its ups and downs. Wounds and treats... happiness... and sadness...
Life is...may I call it... full of "good stuff" 
News feed di salah satu social media saya memperlihatkan ada begitu banyak new couples, new grooms and brides, new babies, new parents...
Semuanya bergerak ke arah yang ... lebih baik...
1 tahun berada di rumah... dan saya sudah bilang "saya sekarang jadi guru..." entah apa yang saya akan katakan di satu tahun mendatang... "oh saya sudah tidak mengajar..." atau "oh... saya masih mengajar..."
"Saya sekarang lanjut kuliah..."
"saya sekarang bekerja di sini..."
"saya sekarang sudah dilamar" (lho!)
hahahaha...
apapun jawabannya ketika saya ditanya "sekarang ngapain?" semuanya adalah baik...
Sedikit daftar pendek perubahan saya... you can try to jot down who were you and who are you now...

I liked pink and purple before, now... I like green.. Tosca. 
and guess what, green was told as a balanced energy. Harmony. Growth... hm...

I was not a fan of Korean idol (SNSD, 2NE1, Wondergirls etc) now... I gave all my respect to them for their great movements in dancing. Gosh... if you look how Indonesian girl band and boy band tried to perform you will admit that these idols are great. Most of their songs and voices are not bad either though, I am still ON for Sweet Sorrow... hehehehe

That's my itsi bitsy high light. Not too important, but I am just saying that... people change.... 
Though I might not give you a good image, or I might leave a scar on you... I am changing now... for a better me... we are growing...life is going on...
all of you are my life now... my happiness :)


not GRE but TPA hehehe...  



  



CVB