Sunday, December 28, 2014

Langit Amat Indah

Aku tidak berbohong bahwa hari itu, langit luar biasa indah. Langit biru yang sama, bumi yang berputar mengelilingi matahari, dan aku yang menikmati langit dari dalam pesawat. Tak bisa mencemooh orang-orang yg hobi mengepost foto2 langit saat mereka ada di pesawat karena memang langit bisa menjadi begitu indah.
Dari waktu ke waktu tiap kali aku memandang ke luar jendela kecil itu, awan-awan ikut menghibur dengan segala bentuknya. Ada yang menggumpal besar, melambung lambung seperti kapas atau tersebar dengan bentuk tipis. Langit seperti terbelah dengan warna gradasi mengikuti tutupan awan dan letak cahaya matahari.
...
Kukira tak ada kata-kata yang bisa kuketik untuk memberi tahu kamu bahwa aku terpukau. Terpukau akan langit. Itu saja. Tak pernah aku tersenyum begitu rupa hanya karena langit.

Kau tahu, perjalanan 1 jam itu terasa begitu nyaman. Mirip seperti perjalanan antar kota melalui kereta di mana kau bisa saja terhibur melihat rumah-rumah, penduduk, pohon, atau bentangan sawah. Aku hanya melihat deretan awan yang tidak pernah berbentuk seragam. Semuanya mempunyai bentuk lain. Menghibur. Indah.

Belum cukup sampe di situ... aku lihat dia...

Pelangi

Di antara kerumunan awan.

Aku tak pernah tersenyum begitu lebar ketika melihat langit.

Aku pun tak pernah tersenyum begitu lebar melihat hidupku di tahun 2014 yang akan berakhir ini.

Sudah waktunya sisa 3 hari di tahun 2014, aku menikmatinya dengan lambat. Tidak perlu terburu-buru. Aku pun sadar betul bahwa kita tidak boleh berhenti berdoa untuk tahun 2015. Tahun sudah mau berakhir, tapi tiba-tiba terjadi tragedi air asia, Gassing hari ini tak pulang, dan banjir masih mengancam.

Namun, sejenak biarkan aku lamat-lamat mengingat langit yang amat indah itu.
Aku sadar... bahwa dunia boleh berubah tapi langit ada di situ terus. Langit hanya terlihat berubah sesuai dengan angin yang membawa kumpulan awan dan letak bumi saat mengelilingi matahari.

Sebelum mendarat, aku merasa beruntung bisa menyaksikan sesuatu yang menurutku patut dikagumi. Tempat kami masih cerah, namun tak lama lagi, kami akan memasuki daerah mendung. Di depan sana, awan-awan sudah menyatu menutupi cerahnya matahari yang masih ada di sini. Sinarnya terus ada di situ, namun awan gelap menghalanginya.

Hidup terup berjalan dan kita berevolusi menurut pengalamannya. Masing-masing mengalami awan yang tipis sehingga cahaya matahari masih bisa menyinari. Atau ada saatnya kita mengalami awan hitam tebal yang membuat kelam. Padahal matahari yang sama, awan yang sama, manusia yang sama. Situasi yang berbeda.

Sedetik ini masih terang. Besok hujan. Malam ini langit cerah tanpa awan.

Begitulah...

Aku tak sabar dengan 2015. Apakah langit kita akan cerah? Kelabu? Atau badai? Lalu apa pelangi akan muncul? Aku rasa... semua akan ada waktunya. Kita semua akan mengalami itu semua. Sudah ada porsinya. Tinggal bagaimana kita bersikap.
Bukankah begitu selalu?

Selamat menyonsong tahun baru.
Pray for air asia.
And dear Gassing, please come back home

Ku yakin hujan kan berhenti
Terpana indahnya mentari
Kita yang menari berlagu misteri
Yang tersingkap tanpa tersadari - Langit Amat Indah, by RSD (OST Perahu Kertas)

CVB

Monday, December 22, 2014

Perihal Hari Ibu

Oke. Di Indonesia ini ada Dualisme, termasuk dengan Hari Ibunya! Ada yang merayakan di bulan Mei, mengikuti penanggalan Amerika Serikat, tapi sebenar-benarnya, Indonesia merayakan hari ibu itu tanggal 22 Desember. Jadilah aku sekarang mengetik untuk menceritakan hari Ibu ala-ala Indonesia.
Seperti yang mungkin sudah Anda sekalian ketahui (atau belum), ibunda saya alias mambo agogo sudah berpulang di tahun 2013 kemarin (ada ceritanya di sini), Januari. Dihitung-hitung sudah 1 tahun 11 bulan, menuju 2 tahun. Boleh dibilang, waktu memang menyembuhkan. Rindu? Sudah pasti. Hanya saja, aku selalu percaya bahwa aku dan mambo hanya berjarak  sejauh doa. Nah! Mambo punya kebiasaan selalu bangun pagi-pagi! Dari duluuu hingga tahun 2013 kemarin. Bisa ditebak kalau mambo itu punya hobi bangunin aku yang kebetulan hobinya tidur. Waktu kecil sih sebal habis-habisan kalau mambo ngebangunin. Alasannya karena mambo selalu memabangunkan aku dengan gegap gempita. Menyahut satu kali nggak lantas membuat mambo berhenti. She would keep calling my nameee until I raised up from bed and headed to bathroom. Tapi, kebiasaan itu pun menjadi kebiasaanku juga yang tiap pagi biasa dibangunin mambo. Papo sampai rekam pas mambo manggil aku bangun. Makin hari mambo kalau ngebangunin aku makin loveable :).
Yang aku mau ceritain itu tanggal 21 Desember. Sehabis belanja sehariaaan (Yes! it was my cheating day for spending money after months of hard work), aku itu bisa tidur kayak beruang dan kerbau sekaligus. Terlalu nyenyak. Malam itu juga, mambo ada di mimpi. Lupa, kronologisnya kayak apa. Yang pasti mambo mampir di mimpi. Tapi, bukan mengaantarkan pesan deh, rasa-rasanya cuma mampir sekedar kangen. Nah! yang ajaib itu paginya, tanggal 22 Desember. Aku memang masih simpan HP Nokia N73 bututnya mama dengan gantungan hp Bae Yong Jun tersayangnya beliau. HP itu biasa aku pakai untuk telepon papo, karena bayarnya abodemen. Lalu hp itu masih aku simpan karena nomornya itu sudah ada dari tahun 1997 (yap, itu nomor HP pertama di keluarga kami), dan HP itu adalah reminder untuk ulang tahun dan anniversary seluruh kerabat dan kawan. Mambo agogo sudah punya kebiasaan dari dulu untuk mencatat ulang tahun semua orang dan keluarga yang dia kenal. Di kalender, catatannya sendiri, hingga punya HP yang sedikit canggih. Alarmnya selalu bunyi pagi-pagi.
Tanggal 22 Desember itu, aku dibangunin bukan dengan alarmku, tapi alarm hpnya mambo. Lagunya itu Power of Lovenya Celine Dion. Panggilan pertama, lagunya masih paralel dengan mimpiku. Panggilan kedua, sudah mulai sadar-sadar. Panggilan ketiga, sadar sepenuhnya bahwa itu hpnya mambo yang lagi meraung-raung. Panggilan keempat, penasaran siapa yang ulang tahun. Panggilan kelima, "Oh ternyata, ulang tahun perusahaan papo" dan "WHAAT!" sudah jam 8.05 PAGI!
JKAHDSY@(*&*HBU^#&*&*(#&)&##^&$&!@(&*(&)~!!!!!!!!!!

Loncat dan langsung ngacir ke kamar mandi. Selama beberes, aku jadi ketawa sendiri. Ini mambo yang bangunin pagi itu. Secepat kilat aku 'terbang' menuju kantor.

Fiuuh... absensi -- 08.29, 1 menit sebelum dikatakan TERLAMBAT.

Begitu sudah leyeh-leyeh, sadar bahwa ternyata tanggal 22 Desember itu Hari Ibu. Dan izinkan aku untuk memparalelkan mimpi, alarm mambo, dan hari ibu. :) Mambo nggak lupa kebiasaannya untuk membangunkan anaknya yang tukang tidur ini. Selepas kepergian beliau pun, nggak sedetikpun mambo membiarkan aku merasakan penyesalan. Padahal, bisa dibilang hubungan kita dulu nggak mulus-mulus banget. Aku pun tahu bahwa mambo itu sudah berapa kali rasa kecewa. Namun, aku coba cari-cari perasaan menyesal selama 2 tahun ini, anehnya, aku tidak bisa menemukannya di mana-mana. Seperti uap. Menggantung hilang. Yang ada, ingat mambo, ingat yang hepi-hepinya.

Aku merayakan hari ibu dengan penuh kemenangan. Aku nggak takut kalau misalkan papo kawin lagi. Nggak ada istilah mama baru dan mama lama. Sekali jadi mambo, akan terus jadi mambo. Ibu. Orang yang melahirkan aku. Tapi, tunggu dulu, aku sendiri punya buuuuaaaaaaanyaaaaaaaaaaak mama. Dari kecil aku sudah 'diangkat' sana-sini untuk menghalang bala yang berasal dari kemiripan aku dan mambo yang sangat. Orang-orang percaya bahwa tidak terlalu baik untuk mempunyai anak perempuan yang terlalu mirip ibunya. Jadilah, aku mempunyai banyak orang yang kupanggil 'mama'. Kalaupun papo punya istri baru, dia akan jadi mama aku juga. Menurut definisiku, yang menjadi mama (dalam kehidupan aku) itu ibarat kepribadian ala teori Psikologi. Yang di mana, kepribadian dasar itu tidak bisa diubah, namun kepribadian itu bisa ditambah. Mama juga begitu. Kedudukan mambo tidak berubah, hanya ditambah :). Walaupun, dulu aku merasa marah kalau ada yang nanya kapan papa nikah lagi? Pasalnya, mereka bertanya bahkan mama belum meninggal 1 tahun. Tolong ya orang-orang di luar sana, pastikan tahu mana kategori pertanyaan sensitif atau pun tidak. Tapi, sekarang aku paham maksud mereka dan tersenyum sambil menjawab "dibawa dalam doa saja."

Aku tidak ambil pusing, kalian mau berpikir apa dan berpendapat apa. Hanya saja, aku yang selalu percaya pada hatiku ini tahu, bahwa kepercayaanku yang sekarang adalah bagian dari pertumbuhan iman. Tahu nggak hatiku sekarang rasanya apa?

Dia lega...

Aku tahu bahwa mamboku tidak ke mana-mana. Hanya sejauh doa saja. Bisa dibilang, aku mulai berdamai dengan rasa kehilangan. Jadi, mau merayakan hari ibu tanggal 22 Desember atau di bulan Mei, aku akan merayakannya dengan senyum. Tentunya, dengan bangga juga.  Aku ingin alam semesta berisinya tahu bahwa aku punya mama yang hebat. Pendekar wanita sejati. Dan aku tahu, kamu juga merasakan hal yang sama kepada ibumu.

Bagi kamu yang masih punya ibu dekat dengan kamu, berbahagialah. Kamu masih ada kesempatan belajar banyak. Bagi kamu yang sudah tidak mempunyai ibu, bersyukurlah. Kamu sekarang punya malaikat pelindung tambahan. Bagi kamu, yang pada akhirnya mempunyai ibu tiri, bersuka citalah karena kamu diberi kesempatan bonus.

Aku tahu semua orang tidak bisa menyetujui apa yang aku ketik di sini. Tapi, oh well. Masing-masing punya skenario sendiri-semdiri untuk bertumbuh, belajar, dan merasakan emosi. Jadi, aku tidak bermaksud apa-apa, aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku merayakan hari ibu dengan penuh kemenangan.

Mari kita ramaikan hari Ibu dengan nonton video lagu kesukaannya mambo agogo haha


Selamat hari ibu, mamboku

CVB

Thursday, December 4, 2014

Surat kepada Matahariku

Dear Matahariku,

Pagi ini matahari bersinar cerah di tengah musim hujan. Bukan memberikan panas yang menyengat seperti biasa, tetapi membagi hangat sebentar. Dan kau tahu? Aku terbangun dengan sumringah. Bukan karena kau datang menghampiri lewat mimpi, tetapi karena aku merasa hari ini berbeda. Kata orang, hati tidak bisa berbohong. Hari ini frontal ia membuat aku merasa excited sepanjang hari hanya dari hal-hal yang sederhana. Good hair day, notifikasi yang mengejutkan sekaligus menyenangkan (kau pasti tahu itu dari siapa), ke kantor tepat waktu. Remeh temeh, tapi entah mengapa aku excited.

Ah kau tahu...
Kejadian baik masih berlanjut hari ini.. Suratku masuk ke majalah, kiriman datang tepat waktu, dan malam ini aku bertemu kawan baru.

Hari baik ini membuat aku berpikir satu hal. Tak bisa aku bohong bahwa aku selalu berharap kau juga merindukan aku seperti aku selalu merindukanmu. Tapi, sekarang itu tak penting lagi. Kita sama-sama tahu bahwa hidup ini berputar ke depan. Tidak ada yang bisa diulang. Jika kau rindu akan hari yang kita habiskan bersama sebaiknya kau jangan buang-buang energi. Jika kau rindu aku sebagai aku, tak perlu malu. Kata orang hati tak pernah berbohong. Satu saranku, dengarkan baik-baik hati itu. Apa ia akan membiarkan kata yang belum terucap tetap terbungkam. Ataukah dia tahu bahwa kini kita telah siap?
Aku tak ambil pusing dengan keputusanmu. Walaupun aku sepertinya tahu seperti apa pada akhirnya. Sudah, itu tak penting lagi.

Karena kau tahu? Sinar matahari hari ini menemani aku ketika tiba-tiba aku tersenyum mengingatmu. Tidak. Aku tidak menangis seperti dulu lagi. Kau tahu apa artinya? Karena aku mengindahkanmu sebagai sosok. Bukan sebagai kenangan. Aku tidak mau lagi sedih mengenangmu karena apa yang kita lewati tak bisa terulang lagi. Tapi, aku mengenangmu karena kau pernah ada untuk menyatakan aku yang sekarang. Kuharap kau pun begitu. Entah aku bisa benar-benar dekat dengan mu lagi atau tidak, aku tak tahu. Tapi satu yang aku tahu bahwa kau matahari, tak akan ke mana. Sinarmu akan aku rasakan terus. Itu sudah cukup.

Aku tahu surat ini terjadi dalam kepalaku saja, tapi bukan berarti this is not real right?

Karena hatiku yang tak berbohong itu berkata...

'doa selalu didengar'

dan begitu adanya

CVB

Monday, December 1, 2014

DE-SEM-BER

Desember, bulan terakhir di penghujung tahun
Desember, masa Advent
Desember, sebuah penantian akan tahun yang baru
Desember, wujud perayaan
Desember, adalah reuni
Desember, musim hujan
Desember, waktunya menunggu Mudik...

Namun heran, kali ini... aku menunggu pulang hanya untuk leyeh-leyeh. Tak ada daftar acara panjang yang ambisius. Aku hanya merindukan pianoku, Echong dan Gassing, album-album foto lama, masakan oma, dentingan gelas martini saat tahun baru, senyuman opa, dan pelukannya papo.
Tidak ada acara melancong. Hanya di rumah jalan Beruang berhibernasi.

Ah Desember...
Akhirnya kau datang juga.

Sebuah persimpangan untuk menengok ke belakang sejenak hanya untuk melangkah lagi. 

Ketika kita menengok, secara tak sadar kita sudah mencetak banyak cerita. Secara tak sadar pula, kita sudah beradaptasi dengan banyak peristiwa. 

Presiden baru.
Baju baru dari kado ulang tahun.
Resep baru
Ketemu teman lama...
Marahan sama pacar
Dan cerita-cerita lain. 

Desember...

Ujung sebuah babak...

Desember...
Baik-baiklah terhadapku...

CVB

Saturday, November 22, 2014

Soothing Sat Night

Let me do this once in a while.
Impulsive trip to mall. Getting my cravings fed. Dimsum, starbucking, face masks, beer, 50% dvds, and Bonita and the Hus Band CD!
Have I told you that I am an impulsive person? Or may I add, do what I like, let my intuition decides. I sometimes need to let my self do things without further thinking.
Been "galau" for about anything these past 3 days.
From deciding what should eat, what to do after work, what to do while at the office. It means PMS is here! Anyhow
... I found my weekend kinda interesting. I hopped into a taxi after sweeping floor and washing my clothes.
What I did;
1. Starbucking to feed my low self excitement. Need sugar.
2. Fed my early hungry tummy. I feel hungry earlier whether for breakfast, lunch or dinner. I would eat lunch at 10.30AM, dinner at 3.30PM and late fruit snack at around 8 PM or so. Had dimsum and warm soup.
3. Purchased face masks. Been possessed by face masks recently. Especially when I feel tired (physically or psychologically). Guess what! 30% + 20% discount at etude house for his November. Got 3 of its masks. Although, my face is still faceshop kelp mask or aloe vera. Anyway... got discount.
4. Wandered around and entered disc tarra. 50% sign. And... I ended up go home with 8 dvds of Harry Potter series and Bonita and the Hus Band's cd! Both are on my wish list for a long time! I have decided several times to purchase the 1mill harry potter dvds, but the price is well of course expensive! But, what should I do? As a die hard Harry Potter fan. I cant abandon those pretty original dvds with 50% sign on them.
Then, I just browsed on letter B section for a little luck. I was looking for Bonita and the Hus Band cd on and off. Asked Tunjungan Plaza's disctarra and Galaxy mal disctarra, but had no luck. Ah. Today is just my day. Bonita and the Hus Band CD is standing nicely on letter B section!
:#£;×&!*₩'&$^÷&7@;#^*#(#¥?/€/(
Hahahahahahaa
I wiill let you know about Bonita and the Hus Band shortly on my Mabog.
Went back home and did these!
1. Cleaned bed and bath room
2. Garbage bye-bye
3. Cleaned the kitchen a bit
4. Took a warm bath with Wangsa Jelita's body oil. Trust me, you should be proud as an Indonesian. This local product is really excellent. Your skin is just relaxed when using this body oil. With or without mixing it with water.
5. Facemasking with drinking lemon water while checking Bonita and the Hus Band! 
6. Beer with Harry Potter 7 part 2? Or 1? Or maybe 6?
Hehehehehe
Well this is my saturday nite...
Loner. PMS. Oh well...
CVB

Wednesday, November 12, 2014

Puisi kepada Matahariku

Matahari selalu ada di sini
Namun, hangatnya tak pernah  sampai.
Seperti matahari, 
Kamu tak pernah tergapai...


Untuk menanggapi puisi 13 minggu yang lalu






CVB

Friday, October 24, 2014

Currently

I currently...
1. In love with Sesame Street! I dont know where has my childhood gone? Why do I become so crazy about it in the age of 25? Hahaha
It's fascinating how a song or act teaching kids words and language. Maybe similar to Unyil hahaha

2. In love with Elmo!!! It is weird if I like Sesame Street but dont like one of the characters
Yep. My fave is Elmoooooo

3. Currently drinking lemon infused water. Leading to healthier life. It works 😉

4. Currently reading Rumah Adalah Di Manapun, a travel short stories. Into this kind of books lately.

5. No more PMS acute!!! 😇
Been making myself busy if I am in a  moodswing.

Can you believe that 2014 is almost ends? No more than 2 months left. Jiaaaahhhh...

Can't wait to see a recap of my 2014...

Life is a chain of changes. No change no life.

Yippie

CVB

Sunday, October 19, 2014

#akuberdoa

Mari beri salam kepada alam
Yang mendengar dan mulai mengiyakan tentang impian
Akankah menjadi kebenaran?
Itu pada akhirnya berada di tangan
Memang cinta ada untuk dibagi
Semoga ditanggapi
Dan disetujui

#akuberdoa

CVB

Monday, October 13, 2014

Dare to See

Don't know what happened recently, but again, my brain generates memories about Minneapolis.
I am tired of telling you that once again those memories coming again. However, I think everything is happened for a reason. There is something that is needed to be done, to be solved, to be conciliated. It was a beautiful experience overall to be concluded. Nonetheless, there were also some flaws. But, in the end, if I may make a conclusion, I am :"school-sick"

Specifically, I miss moments of college. University life. What's so nice about it? I can't even say. Additionally, it's only a year experience, but it gives too deep impression.

My university life was short, I spent 2 and a half year in community college back in Seattle. It was nice, and it made me well prepared for my university life. However, my university life started in January 8th 2010. It was minus 25 degrees, winter time. I only wore 3 layers of cloth because I could not imagine how cold the winter was. I just knew that Minnesota has the worst winter, but how worst? Not too worst, I could still survive for 2 winters.

I stayed at Centennial hall, one of the student residences in UofM. I got to meet cool girls on my hall way, and met a very special friend, my super CA, Katie DiSalvi (now Katie Weiseman). Had a very fun time with PERMIAS and PERSISMA (Malaysian students in Minnesota). Found a wonderful community in Newman Center, though I missed my Sundays at 7 people in Seattle (Seattle Newman choir, for 7pm mass).

My first semester was Spring Semester, I remember that I had classes in all three campuses, got my morning and evening classes as well. I had my Asian-American History class in westbank, my animal science class in St. Paul Campus, and the rest of classes in East Bank. My adviser was named Elisabeth. She was nice, but my love was for Erin Walker (Shoreline community adviser). She was the one that helped me to go to University of Minnesota. One of the decision that I always be grateful for. That Spring as well was my first Indonesian Festival. I got to play angklung and joined band named SUMRINGAH BAND (Smiling band) haha. It was a good memory indeed. However, I was not really hanging out with them.

First summer in Minneapolis was the first time I went to Mall of America. I did not have much time during Spring time. Perhaps, I was too serious with school. I soent most of my time in the dorm and in no time I just realized how fat I was going to be.
In that Summer, I decided to lose weight, and exercised regularly as well. It was also my first time experiencing watching outdoor cinema in front of Coffman Hall.
Summer in Minneapolis was when everybody was out with their bicycles. I did not know how to ride one, two of my good friends always rode their bikes slowly to fit my walking pace. We usually went church together or went for lunch or dinner. It was just the three of us because the other Indonesians were going back to Indonesia or doing some internships.

Fall was when everything seemed too perfect. I lost nearly 7 kg at that time, got my first job as a front desk, and took video production class where we spent most of our class time in studio making videos. Yes, in that Fall, I was falling in love. A nice experience to change Chendani. I was not the same. He gave me too much perspectives that widened my eyes. He told me to think of other's perspective, let me know who I really was, accompanied me in almost every occasion, we encouraged each other when we had exams, exchanged thoughts, could not express more. At the same time, I met other great friends and hung out with cool people. I was also joining Peer Minister in Minnesota Newman Center, one of my dreams. Those people helped me re-discover myself, and made me realize what's good and bad about me.

Spring in 2011 was the toughest time. I was not talking with one of my closest friend, made my last semester was like hell. At the same time, I did not want to graduate. I felt clueless and had not enough time. I wanted more. While I did not talk with that person, I became closer with other friends. They even made my final "final week" was memorable. I always got invaders in my dorm room in final weeks. They thought it was convenient to study until late and walked to exam the next morning. Not forgetting, my good good friend, my fellow senior who went through that senior syndrome together. Without them, I could be broken into pieces.

Finally, May 2011, I felt too loved. I was the only one who graduated from College of Liberal Arts, but more than half of Indonesian friends were there along with my mom and her wheelchair, my handsome dad, and my cool uncle from California. They made me feel loved and special. However, I did not realize that my problem has made me become someone who hurt them. My problems; jeallousy, insecurity, have made me becoming so selfish sometimes.

It was pretty bad. Tho, I survived Summer 2011 and finally decided going home. In the end, Minneapolis becomes a wonderful experience but the scars have been made. Happy or not, they are there. I am not sad nor I regret things that happened. I do feel guilty, but again, Minneapolis has been my mixer bowl which has made me better with the happiness and sadness. It was one of my biggest life-change moments. Cant agree more that moved to Minneapolis was one of the greatest thing in my life. I am still feeling the same way...

So thank you thank you thank you

I know it is silly to blabber about this now. It has been 3 years after I left; however, it is good to look back sometimes. And I dare to see the past.

PS: After dare to see past, I talked to one of my good friends who used to be very closed to me, and I feel relieved...

He mysteriously knows how to make me feel better...

All is well...

CVB

Tuesday, September 23, 2014

Palembang with Phamily

Akhirnya, saya dan papa bisa menginjakkan kaki di pulau Sumatera. Palembang, ibu kota Sumatera Selatan. Dalam rangka sepupu dari keluarga mama menikah. Pernikahan terakhir dari series pernikahan para sepupu di tahun 2014 (ada 3, 2 di bulan Juni, 1 di bulan September). Dari tanah Jakarta, Singapore, dan sekarang Palembang. Alhasil, saya dan papa berangkatlah ke tanah Sumatera ini.
Palembang, kota yang paling banyak etnis Melayunya di antara kota-kota Sumatera lain. Dari segi dialek, ketika mereka ngomong sama sesama orang Palembang, persis seperti otang Melayu lagi omong di Malaysia.
Dari segi kota, Palembang sedikit mengingatkanku akan kota Ambon. Kecil, padat, penuh dengan bangunan-bangunan tua. Hanya yang membuat beda, si jembatan Ampera yang konon katanya adalah Golden Gate tanah Sumatera hahaha.

Anyhow, aku ingin memaparkan perihal petualangan ku dengan papo di Palembang!
Seperti yang sering aku ketikan, setiap tempat punya cerita tak terkecuali Palembang ini.
Dimulai dari 2 hari sebelum hari keberangkatan (Kamis, 18 September 2014). Dini hari, aku menerima sms dari LION AIR yang mengatakan ...

Yth. Penumpang Lion Air rute Jakarta Palembang tgl 18 September JT348 jam 21.00 DIMAJUKAN menjadi JT842 jam 18.40. Info hub call center 021 3798000. Terima kasih
##!!!BHDIHAVUGBGV@^#%*&Y(*&!^!!!!!

LION oh LION,
masalahnya adalaaah... 18.40 itu aku dan papo baru saja tiba di Jakarta dari kota masing-masing. Rencana awalnya, kami berangkat jam 21.00 dari Jakarta ke Palembang.
Sedihnya. Alhasil, aku ditolong tante Retty untuk ngurusin ke kantor LION air, I did not have much time for this fuss. Urusan kerjaan saja sudah membuat mumet, menghisap segala jiwa dan raga, ditambah satu masalah baru hahaha.

Untungya, penanggulangan dini. Kami akhirnya dapat tiket Jakarta Palembang Jumat pagi, pukul 9.00 diberitakan tiba di Palembang pukul 10.00 pagi. Ini alamat bakal telat untuk pemberkatan nikah pukul 11.00 jika kami ke hotel dulu. Kami putuskan untuk langsung dari airport meluncur ke Gereja untuk pemberkatan.
nikah. Sudah lumayan tegang gara-gara asap vulkanik dari gunung Slamet, takut kalau-kalau harus terjebak di Cengkareng. Untungnya, bisa berangkat on time, telat-telat dikit. Tibanya sudah pukul 10.30 pagi. Kami pun langsung meluncur ke Gereja. Tercatat dalam sejarah, Chendani dan papanyake pemberkatan pernikahan dengan sendal jepit (ganti sepatu di depan pintu gerbang), lengkap dengan ransel masing-masing. Tapi, tenang. Kami sudah berpakaian rapi nan harum. Jadi, WOnya nggak kirain kami adalah wedding crasher hahaha

Namanya pemberkatan pernikahan selalu mengharu biru. Tapi, perlu saya infokan bahwa kali ini agk anti klimaks. Karena tidak didukung oleh koor yang bagus (maaf...). Tidak diberikan waktu untuk applause (seperti announcement, husband and wife, nor the wedding kiss in the church). Yang terjadi, ya begitu saja. Namun, senang... bisa menjadi saksi dua orang itu saling bertukar janji untuk setia dan saling mendampingi. Big moment indeed.
Malamnya, resepsi pernikahan dilangsungkan di Hotel Horison Ultimo. Sepupuku itu pasangan pertama yang melangsungkan pernikahannya, bahkan hotel itu sendiri belum grand opening. Untuk dekorasi panggung, bener-bener cantik ala winter wonderland, namun sayang panggungnya masih belum dilapisi karpet. Cuma lapisan plastik yang diselotip seadanya. Agak horror. Oh iya, belum aku sebut kalau aku impress sama koko fotografernya? Koko fotografernya ganteng! Dan, cara dia ngambil gambar persis seperti bayangan. Nggak mengerumuni, invisible, dan dia himbau teamnya juga dengan cermat. Jadi, ketika sepupu saya tukar cincin, kita melihat mereka berdua, bukan punggung fotografer.
Belum selesai bercerita soal resepsi. Malam itu, aku kebetulan duduk dengan sepupu-sepupu gila. Mulai dari lipsync ala-ala westlife, minum wine satu botol hanya bertiga, sampai foto-foto gila. And in the end, I ended up dapat tiket gratis pulang pergi Jakarta Palembang!! hahahahahahaahaha...
Lumayan lah naik Garuda... Pertanyaannya, kapan pakenya ya??

Pernikahan seperti ini adalah juga temu kangen keluarga. Kami dari berbagai macam daerah akhirnya bisa kumpul. Saudara mama semuanya hadir kecuali om yang di Jepang. Yang lain, semuanya lengkap kap kap (om nomor 11 diwakili istri dan anak sulungnya, dari mama sebagai tante nomor 7 diwakili aku dan papo). Sepupu-sepupu tidak semuanya kumpul. Sepupu dari Singapore dan Jakarta tak dapat hadir, tapi cukuplah untuk menggila. The highlight of the night is the Party after the Party. Total dalam kamar itu 16 orang. Ditemani beer, wine, dan kacang. Bisa dibayankan sebising apakah itu. Dihibur dengan nyanyian merdu "Tokyo Love Story" oleh the one and only dr. Notinas Horas. #jiaaahhh

Keesokan harinya, kami pindah hotel ke hotel Sandjaja, old school hotel yang sedikit horror? Anyhow, aku dan papa memutuskan untuk berpetualang sendiri Siang itu. Perlu diketahui, tiap travel berdua dengan papo, pasti harus ada sesi jalan-jalan kakinya. Termasuk yang di Palembang ini. Semuanya tidak direncanakan. Kami hanya ingin mencari Empek-empek yang konon katanya terkenal dari Palembang. Ketika kami tanya ke resepsionis, mereka bilang ada di dekat sini, bisa jalan kaki saja. Dan kami jalan kaki.
CANDY. Kami memesan Empek-empek dan Pindang Iga (bukan ikan). Nikmatnyaaa (ala upin ipin). Apalagi saat itu, kita bener-bener lapar dan teler (kurang tidur. read). Alhasil, begitu perut terisi, ngintip dan beli oleh-oleh, kami pulangnya langsung tidur cantik sampai pukul 18.00. Malamnya, kami ikut rombongan yang belum ke sungai Musi. Kami ke sana, makan lagi-lagi pindang. Kali ini kami mencoba pindang ikan baung. Overall, okelah. Tapi, untuk kembali ke Palembang? Pikir-pikir lagi. hehehehe

Selepas makan malam, kami merayakan ulang tahun dari Sicim dan Tuaku (nahloh bingung kan..) Sicim itu untuk iparnya mama, urutan ke-empat (itung dari hanya anak laki-laki, saya sih harusnya manggilnya sikim, karena maternal). Tuaku itu panggilan untuk saudara mama tertua yang laki-laki. Anywayyy. Sepupu tertua beli 3 kue. Dan lainnya bawa makanan2 juga, jadilah party in the pool side. TIdak ketinggalan foto-foto gaya ajaib sebelum saying good bye.

Love love love...

Pertanyaannya... kapan lagi bisa kumpul2 begini? Biasanya reunian keluarga besar itu pas nikahan atau kematian. Tapi, lebih mau pas happy2 dong. Nah pertanyaan berikutnya; who's next? 
Not to mention, telingaku udah penuh dengan "giliran kamu kapan?". Jawaban pamungkasnya adalaah "didoakan aja" sambil senyum 14 cm. 

Hehehehe

fun facts
1. Reuni ala keluraga mama; nikahan dan kematian dan kadang2 imlek
2. Reuni ala keluarga papa; liburan natal atau liburan anak sekolah. Acara opa oma pesta hut pernikahan! 



CVB

Tuesday, September 16, 2014

Mellow therapy

Pernah kamu ngerasa pengen mengunci kamar dan hanyut dalam bacaan? Otakmu hanya fokus ke cerita2 dongeng sejenak tanpa memerdulikan realitas.
Sesekali pesan di HP masuk, tapi dari papo yang menanyakan "apa kabar Chendani, anakku sayang?"

Sejenak saja...

Kalau sudah begini, aku membutuhkan terapi.

For me...
1. Writing is therapeutic, makanya blog ini jadi tempat curcol lagi
2. Rewatch my favorite movies; Perahu Kertas bag 1, Sr. Act 2, The Sound of music. Currently watch Perahu Kertas Part 1. Love the part of Remi dan Kugy ketemu pertama kalii di kantor Advocado...!!! Additionally, Reza Rahadian terlalu ganteng di sini!!!
3. Talking with my papo. Kalau sudah lama ndak ngobrol sama papo, kita berdua selalu nggak bisa sudahi telepon. Sudah mau selesai, tambah ke topik baru.
4. Sleep.

I need to have enough sleep. Biasanya kalau sudah mulai melow nan malas ini, saya mengalami kurang tidur. Hehe.

Excuse...

5. Praying...
Bukannya mau sok sok religious, but do a simple chant or rosary could calm me down...

Haha... enjoy the strawbearies...
PS: baru aja kemarin bilang kalau udah pada enjoy, but in fact... skr malah rambling gara2 feel tired.

CVB

Saturday, September 13, 2014

Lil Update

23:33 WIB
Mata melek luar biasa padahal dari tadi udah bantuin orang pindahan, dan juga diri sendiri pindahan kamar. Ini nih, situasi di mana badan minta istirahat, tapi kurang ajarnya, mata dan otak segar bugar. Yang ada, otak aktif ingetin lagi soal yang lalu-lalu.
Baru-baru ini ada banyak kejadian karena emang lagi sibuk, tapi memori di kepala ini membawa saya jauh ke 3 atau 4 tahun yang lalu (lagi). Heran, otak ini hobi banget kembali ke masa itu lagi. When shower was not necessary, peanut butter jelly sandwich for lunch, part time job, busses, and romance in college. Sesignifikan itu kah hingga memori itu terus kembali dan kembali.
Bukannya nggak move on, but in the silence of tonight, it keeps appear here and there.
Mungkin ini didukung sama current situation, di mana lagi banyak banget murid2 yang udah pada berangkat ke US. Ada 4 ke Seattle, 1 ke Chicago, dan 1 lagi Minneapolis!!! Hahaha.. memories. Nostalgic. Reminiscing. Mungkin itu.

Anyway updates.
Agustus kemarin, gue ketemu cowok.
I went to Bandung for expo. We were having dinner at Hilton. After coming back from pasta bar, my eyes caught a guy who is in a private room.  He was at the private room yang pintunya nggak tertutup sama sekali. We looked at each other for several seconds
... and it kinda went away...
Then, I sat and before I had my third spoon, that guy came out of the room looking for something or somebody.
I was actually sitting very close to the private door. Sekali toleh langsung pandangan dia terpaku ke
aku...

"... Chendani kaan...?"
1 second
2 second
3 second
"AAA RONNNYYY" Hahahahahahhahaa
Sorry guys, it was not any kind of romantic meeting, but it was super excitiiiinnggg one! Gue ketemu Ronny lagi. A friend whom I met in Mudika Seattle. Orang banyol seduniaaaa. After 6 years maan and it was a severely random meeetiing! What could be more exciting than that???
Benernya, dia bukan teman pertama yang aku temuin secara random. Udah banyak anak2 Seattle (masih seattle aja) yang gue temuin secara gak sengaja. Ada yang bahkan sekarang jd suami teman SMA! But dont know why, I was super excited ketemu ama Ronny, bahkan Alvin Adam yang juga lg makan di Hilton itu lewaaaaaattttt. I chose to take a picture with Ronny ketimbang mr. Alvin Adam haha.

Then, we went to Jakarta. Kalau di Bandung itu ketemu teman lama. Di Jakarta ketemu teman baru. Ada 2 staf baru ViSta yang bener2 mencuri perhatian! I have never seen those unique personalities in real life. Only in movies. Kayak apa dan bagaimana, nggak bisa aku terangin secara gamblang di sini. Hahaha. Yang pasti gara2 mereka berdua, the whole offices (Jakarta, Bandung, Surabaya) agree in one thing. They are unique! Dont know why but they were like blessing in disguise. Karena selama ini, biasanya student consultants dgn student consultants, tapi kali ini bahkan dengan kurir kantor, supir, admin, dan teacher bisa kompakan. Hehehe. Penasaran kan? We'll see if I can have another chance to talk about those two, but for now, I dont think it is necessary 😉

Di Jakarta juga akhirnya janjiaan ketemuan dengan one of my Seattle buddy as well!! Gola who was my Korean lunch mate. Haha. We of course had a super delicious Korean bbq dish and theeen Kota Tua adventure!!! Couldnt go in to the famous museum. Nyasarnya ke museum Bank Mandiri. Good, but gave a little goosebumps! Hahahahaha 😂😂😂

The last update is...

"I finally found myself"
Statement yang lucu.
But, believe me... if you knew me and you saw me for the past 6 months, you would tell that I was not enjoying my self then.
Dari cerita di blog yang kebanyakan despo atmosfer juga udah keliatan bahwa I was in a phase of losing myself.
Confidence akhirnya mampir lagi.
Confidence comes when you feel good about yourself. Aku juga lupa cerita spesifiknya seperti apa, tapi ada di masa liburan lebaran kemarin yang membuat aku berpikir bahwa I need to feel good about my self. Hanya butuh 1 detik untuk bisa sadar bahwa untuk bisa sukses, kamu harus percaya diri, dan kepercayaan diri itu datang secara alami ketika kamu mencintai dirimu dalam batasan tertentu. Yang artinya, mencintai kelebihan dan sadar akan kekurangan. Poin terakhir juga penting. Sadar akan kekurangan yang akhirnya membantu untuk tetap being modest.
This kind of confidence can make yourself elaborate and in the end of the day, will make you happier.
To be honest, there were times when you came to the office, and I was feeling being watched. Every single movement, and sonehow, a person's opinion became very important whilst it was in fact not doing anything with what you have done.
Anyhow, liburan lebaran kemarin walaupun bukan liburan yang aku iming2kan, boleh dikatakan di situlah aku paham hal ini. You can say... I got enlighted *jiaaaaahhhh
I had my hair cut as well. 😙
Dont know exactly if my hair cut or my confidence that makes other people compliment me. The best compliment is...
"You look good. No more gloomy you"
Bebi said. ..

Daann otomatis... kerjaan juga jadi lebih baik. Dalam artian. Enjoy. Lebih enjoy daripada sebelum-sebelumnya.
I hope it can last longer this timeee.
Kalau pun despo lagi, I believe I could anticipate earlier.

Yossshhhhhh

Semangattt

파이팅!!!!

Next update: next weekend ke Palembang! My cousin is getting married!
Next next weekend Makassar for business trip. Yahoooo... mari ketemu papo, echong, dan Gassing lagi.

Monday, August 18, 2014

Drama, Presiden, Indonesia

Tahun 2014 adalah tahun yang penuh dinamika.
Tengah tahun begini, Indonesia telah memilih presiden baru. Bukannya mau ikut-ikutan menulis ulasan seru soal pemilihan presiden yang emang penuh drama, hanya sekedar ingin berbagi pengalaman. Boleh dibilang ini kali pertamanya pemilihan presiden yang seharussnya bisa aku ikuti.
Begini ceritanya....
Karena absennya TV di kos2an, saya jadi tidak begitu perduli dengan presiden2an. Pemilu, kampanye, dan segala pergerakan lainnya. Cuma dengar dari kawan2 bahwa capres Indonesia kita kali ini sungguh bertolak belakang, dan lucunya rakyat Indonesia seperti terpilih menjadi dua kubu. Kubu Merah Putih pendukung Prabowo-Hatta, dan kubu Jokowi-JK. Mirip di Amerika yang kadang extreme juga. Di Amerika cuma punya 2 partai. Republic dan democrat. Kadang orang yang mengaku Republic bisa adu debat dengan Democrat dan seperti itulah yang terjadi selama beberapa bulan terakhir. Karena malas baca koran, saya cuma tahu berita-berita tentang hebohnya kubu ini dari social media. Tidak begitu mengikuti juga. Barulah hari-hari menjelang pemilihan presiden, saya baru benar2 menyimak. 
Bukan hanya terpesona, saya sampai tersepona. Mengikuti quick count, saya makin tertawa. Kubu yang satu dengan yang lain begitu kontras perbedaannya, sehingga stasiun tv pun ikut-ikutan menunjukkan dukungan mereka. Stasiun TV A mendukung Nomor urut 1, yang TV B mendukung nomor urut 2. Dua-duanya mengklaim kalau capres pilihan masing-masing menang. Namun, pada akhirnya 'kebenaran' yang akan terselenggarakan.

Nomor urut 2 pun didaulat menjadi pemenang.
Tapi, lucu. Kian hari makin lucu. Nomor urut 1 tidak mau menerima kekalahan bahkan memasukkan kasus ke MK, katanya ada kecurangan yang terjadi.

Entahlah. Saya merasa ini lucu.
Sudah jelas mana yang pecundang dan mana yang pemenang. Lucunya, karena pihak mereka sampai berkata "mendesak Tuhan berpihak." Dalam logika orang berpikiran normal, kalau sudah salah dan ngotot itu ada yang amburadul di otaknya. 

Orang yang menggunakan akal sehat akan berpikir sekarang, bahwa salah satu capres kita itu mempunya pribadi yang cupat, dan menurtku kalap. Buta sudah dia. Dia terlalu mempercayai tim suksesnya dan semua orang pintar yang mengatakan bahwa dialah pemenangnya.

Aku cuma percaya satu hal, bahwa orang baik akan selalu mendapatkan pahala.
Apapun itu...

Dari kedua kubu ini, satu orang dikelilingi sama lebih banyak orang baik daripada kubu yang satunya.
Hukum alam mengatakan bahwa orang baik akan berkumpul dengan sesamanya, dan orang yang tidak, akan berkumpul dengan sesamanya karena mereka masing-masing memiliki tujuan yang sepaham.

Di tahun 1945, hari-hari menjelang proklamasi kemerdekaan, Soekarno dan Hatta berargumentasi. Hatta menanyakan kepada bung Karno, apakah mereka siap untuk memipin Indonesia dengan berbagai kepulauan.
Bung Karno menjawab "bisa. Saya yakin 100%. Negara ini butuh kemerdekaan, butuh pemimpin. Dan kita-kita inilah pioneernya, kita lah yang memulai. Kalau pun kelak kita bukan jadi pemimpin yang baik, pasti akan ada yang lain. Saya yakin itu" - Soekarno (film Soekarno 2014)

Sejarah panjang presiden selama 69 tahun telah mempunyai 6 presiden menuju ke-7. Entah siapa dia yang menjadi presiden ke-7 Indonesia, aku berharap, Indonesia diberi kesempatan untuk mendapatkan pemimpin yang baik. Sudah saatnya, kami diberi pemimpin yang baik. Karena, walaupun selama ini banyak dari kami bersikap acuh tak acuh, pemilihan kali ini membuka mataku bahwa rakyat Indonesia ingin maju, dan tahu bahwa kini mereka dapat kandidat itu.
Kampanye presiden kali ini melibatkan RELAWAN, orang-orang yang rela menjadi tim sukses kampanye nomor urut tertentu. Mereka tidak mendapatkan iming-iming jabatan, mereka hanya terdiri oleh orang-orang biasa, para pekerja seni, atau pun para public figure, yang pasti mereka memang diakui mempunyai kemampuan lebih. Orang-orang seperti Riri Riza, Nia Dinata, dan guru besar Anies Baswedan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki idealis dan melakukan banyak hal berdasarkan logika, dan aku tahu mereka mencintai Indonesia.
Pemilihan presiden kali ini juga telah memecahkan rekor membuat para golput memilih, dan menggunakan hak suaranya. Itu tandanya, bahwa memang ada yang perlu dipilih dan diperjuangkan. Rakyat Indonesia sudah merasa bahwa telah ada pemimpin yang nampaknya bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik. Dan kita sebenarnya mau itu terjadi. Contohnya Arief Budiman (kakak dari Soe Hok Gie) yang merupakan pencetus Golongan Putih di thn 1971, mencoblos untuk pertama kalinya karena dia menilai ada kandidat yang merakyat. 

Setelah berbagai drama terjadi dalam pemilihan ini, ada banyak-banyak pemikiran yang ada di social media yang membuatku yakin bahwa sebagian besar rakyat Indonesia haus akan perubahan, bukan janji-janji. 
Indonesia sudah lelah dengan kebijakan pemerintah yang membuat rakyat kian membenci negerinya, sudah lelah dengan pemimpin yang kementingkan kepentingannya sendiri. Mungkin ada yang berpikir kami butuh diktator, saya pun juga sempat berpikir begitu. Namun, melihat dan menyimak sedikit debat presiden kemarin, saya nggak mau dipimpin oleh orang yang kuat tapi tidak mengerti bangsanya. Bisa-bisa kebebasan kita akan terikat lagi dan kembali ke jaman orde baru. Indonesia memang butuh revolusi mental, bukan larangan ini itu. 

Sekarang, Indonesia menoreh sejarah pilpres paling heboh. Mulai dari black campaign, lagu teror, konser kampanye yang capresnya nggak ngeluarin biaya apapun, pertanyaan adipura dn kalpataru, pilpres mahabarata, sampai ke sengketa pemilu yang dibawa ke MK. Ck ck ck...

good job Indonesia, you have made a history. 

Pemilihan kali ini nggak akan terlupakan. 

Teman-teman harus ingat, jangan lengah... tetap berdoa untuk sidang MK akan memutuskan kebenaran yang akan menang. Mari berdoa bahwa Indonesia masih punya harapan untuk menjadi lebih baik.
Pemimpin yang baik adalah orang yang mencintai rakyatnya... 

walaupun saya nggak bisa menggunakan hak pilih saya, moga-moga doa saya bisa membantu...

Salam 3 jari, persatuan Indonesia

MERDEKAAAA



#hiduprevolusimental

CVB

PS: baru nonton Film Soekarno tanggal 16 kemarin. I shed tears. Haha. Yes you may laugh on me, but I was touched. Seperti yang bung Karno katakan; mungkin beliau bukan pemimpin terbaik, tapi dialah pioneer yang membuat Indonesia merdeka dan karena itu...

terima kasih...



Tuesday, July 22, 2014

Fill in the blank. When I go home I will...

1. Nyekar ke mambo  hari sabtu langsung meluncur. Dan melanjutkan ke Pakatto - Bili2 untuk makan jagung punut piknik di sore hari haha
2. Masak2 bareng kugy sukses berat
3. Mandiin Echong and Gassing   cuma sempat Gassing aja
4. Cetak foto2 Nggak sempaaat T_T
5. Makan-makan sama oma opa sepuasnya (kafe mama, Losari, dan di rumah) Nggak sempaaaat
6. Ngedate bareng Chiu (my so called best friend haha) di salon atau MP
7. Ngedate bareng Retto
8. Ngedate bareng papo nggak sempat keluar, tapi happily dating di rumah hehe
9. Ke pantai akkarena sore2 sendu nggak sempaaat
10. Makan pisang epek di pinggir pantai  langsung malam mingguan, sambil jalan2 di pantai losari. Berasa turis di kota kelahiran sendiri haha 
11. Makan klaper taart sambil nonton The Sound of Music atau Sr. ACT 2  nontonnya kesampaian, makannya nggak 
12. Main piano sampai jari keriting main, tapi nggak sampai keriting
13. Belajar bikin Yuping  bolehlah untuk first trial
14. Meringkas barang2 ku yang tak dipakai huaaaaaaa
15. Meringkas lagi barang2nya mambo huaaaaaaaa
16. Silaturahmi lebaran!! sangat terpenuhi!
17. Ngopi sore2 bareng papo sambil nyemil kroket kesukaan mambo dan lumpia jalan lembeh nggak sempat
18. Soes stroberinya de hoek udah di setok di rumahh
19 setor muka di keluarga gung mas nggak sempat ke gunung mas, tapi sempat jalan2 bersama sao2 dan lain2. Dapat bajuu pula 
20. Setor muka di keluarga jalan macan. Hahahahaha  pastinya dong. 

"Menulisnya saja sudah membuat sumringah"
CVB

Thursday, July 17, 2014

Books Haul

Been seen "Beauty Haul" all over internet, and here is my haul
BOOKS HAUL
As I promised :)
I am so into books shopping lately.
Cant help myself to not piling up books at home even tho one book hasnt finished yet. I have suffered from "desperately searching syndrome" of some books that I said... "oh I could buy it later after I finished the one I currently read" Dang! Wrong! It will be vanished in no time or put in the end of corner, invisible. Horrifying hahahaha
Yes! I sound too much.
Anyway... here are some titles of books that I bought for the past 2 months
From upper left to right. Down left to right:
1. Draft 1 menulis fiksi pertamamu by Winna Effendi
I have seen this books for years. Finally decided to purchase it when I saw it again in my last month visit to Gramedia. Plus, Wina Effendi is a fine writer. I love Unforgetable. She wrote it uniquely.
2. Little Stories by Rinrin Indrianie, Vera Mensana, Adeste Adipriyanti, Faye Yolody, Rieke Saraswati.
This book is a lotus project. It's a project of writing short stories. They are given themes. I thought it would be fascinating :)
3. Titik Nol by Agustinus Wibowo. The one I had before was ruined because of flood. Sad! I havent finished it; thus, I decided to buy it again. But then, I postponed it until when I wanted to buy, it was nowhere to find. Finally, when I went to Jakarta, I visited gramedia and found only couple of them were left. No hesitation! Titik Nol is about Agustinus' trip to Nepal, India, and Himalaya. Also, his spiritual journey, because he lost his mother.
4. Princess, Bajak Laut, dan Alien by Icha Rachmanti and Clara NG. Another no-hesitation purchase. Both are my favorite authors. They have collaborated in making "Pintu Harmonika" and I loved it.
5. The Faults in our Stars by John Green. Bought it because so many of my friends posted it in instagram, but I felt a little regret even I haven't read it. I watched the movie and not really fascinated about it.
6. The Destinasean by Ariev Rahman, Adam dan Susan Poskitt, Adis Takdos, Dendi Riandi, Eka Situmorang-sir, Marischka Prudence, Oryza Irwanto, and Puti Karina. First seen it in Puty's site as she is one of the contributor. It is about traveling in Southeast Asia! The book was found in the corner of Traveling part. Literally in the corner and only 2 left!
7. Burung-burung Manyar by Y.B. Mangunwijaya. Oh My God. Best Purchase ever! Still fresh in the new arrival piles. First book that caught my eyes. Been searched this too long. Y.B. Manugnwijaya is a Catholic Priest who contribute a lot to the country, society, literature, and architecture. Have read his works before, and love it. Humorous and well written. 
8. Negeri Van Oranje by Adept Widiarsa, Nisa Riyadi, Rizki Pandu Permana. Never heard of them, never heard of the book. I bought it because I am so into Dutch lately, missing my university life (it's about student abroad's life), and best seller sticker on it. Ok, I give it a try. Doubt, yes. But... oh well.



Now, the question is what should I read next?
Something light, to bring to Makassar (travelling).
Any idea?
To Kill A Mockingbird is almost finish :)

CVB

Sunday, July 13, 2014

#writingisart

I am a nerd...
I am not one of the cool girl groups..
I am a loner.
Believe it or not.
I am not a book worm, I am not that smart, but I love books
I do love cloth shopping especially when I am in the mood of one particular trend. I will be willing to spend 4 hours at department store. Some other time, I can pass all the dept store even they put sale signs! I can be so calm when I accompany a friend to do shopping.
I am more into bookstores!
I can just walk through all the shelves; sometimes I dont buy anything, sometimes I will purchase some books.
If there is a bookstore in a mall, I will pay a visit.
I enjoy walking through shelves looking at titles by titles. Synopses, authors, different types of books. I keep asking myself when can I read all those things; philosophy, hostories, politics, autobiographies, and anything else! They all look so tempting! I feel like if I can have most of my time for reading, I will buy anything that I want.
I strongly believe that books are beyond printed words. Books are a whole new world. You can step into Khazakstan without paying any visa, you can go back at Majapahit era without going through all the wars, you can fall in love with a guy you never met... Thrilling.
I am not claiming myself that I will read any books. I also have preference. Although, I would like to be able to read marketing books, self help, motivation, histories, or politics. I am those who are sensitive of how the book is written. I prefer literature. It makes me sound more like a nerd.
I still remember, it might be in 2009 or 2010 that one of my friend mentioned this "for me, words, language are fascinating. Literature is fun." I could not get it until I realized how true her statement was.
My reading experience started quiet early. I could say that I accidentally got an early exposure of books. My father ever told me that I would take book over doll when I was months old. I would open it, and my eyes would not blink. I was so into it.
Every single night would not pass without my father told me stories of what he ever read. Names like Mahabarata, Old Shatterhand, Famous Five, 13 heroes, and many more. He never did the Cinderella, sleeping child or any other fairy tales. That was my mom's part. Long story short, I was introduced by these amazing sagas in my early childhood.
My first love of books are -of course- Enid Blyton's series. Famous Five is my all time favorite. My mom even bought a complete series for me when she came to Surabaya! I firstly read it at my elementary library. We had to go to the library once a week. I love Enid Blyton's series and 7 wonders (at that time). Went to Junior High School, that was the time when I actively bought books. I had a bunch of collections. Mostly were teenlits. However, I knew Harry Potter quiet late, but it just made me admit that I love reading! Period.
Afterwards, I was so into teenlits. Had a try with some indonesian literature (heavy reading with all the metaphores). Bored with teenlits, I hopped into Metropop. Love Clara Ng's works and Andrea Hirata's.
Went to USA. At the U.S., many of classes required me to read books for homeworks. Literature class, Asian American History, Anthropology. So much reading. So much fun! I then realized I could know many things from one book. For example, about the Red Khmer -Polpot massacre. It was only from an autobiograph of a survivor. Also, I knew about Indian culture, first Filipino in US, histories. Ah cant mention more. It was so exciting.
Then, it was the time when I was re-introduce again to Indonesian Literature. Say hello to Dewi Lestari. She wrote too well. Not too heavy, but every words are chosen carefully. Put it together so lovingly.
"Kenangan itu hanya hantu di sudut pikir, selama kita diam selamanya dia tetap jadi hantu, nggak akan pernah jadi kenyataan" - A memory is a phantom in the edge of mind, whilst we are in silence, ever it becomes phantom, never be a reality. Taken from Perahu Kertas (Paper Boat) by Dewi 'Dee' Lestari.
Afterwards, my good good friend introduced me to more of her works. I grew my love of Indonesian literature because of her work; tho, I read Pramudya Anantatoer's work first, but in English.
Note: Pram is one of the masters in early Indonesian literature along with Mochtar Lubis and  Marah Roesli.
Now, I could spend so much on books. Still, I am picky reader who is greedy. Deep in my heart, I would love trying any other genre, read as much as I could, from marketing to philosophy, but again I am stuck in the way its written. If the book is not properly written (in my own definition), I would struggle to finish it or the worst, half read it and then bye.
You might never understand why I enjoy reading so much. What so good about literature. For me, writing is art. Poetry, fictions, journals, magazines, news, autobiography, histories, any type of writing is art. Not only literature.
I am sad that in Indonesian curriculum, literature is not in it. There is Bahasa Indonesia, but it is so textbook. I personally think based on my experience that you will know one language through its literature. John McGlean ever said (one of the founders of Lontar Fondation) said that one country can be recognized by its own literature.
I notice that many of my friends in my age , dont really know or love Bahasa Indonesia. I can know see differences between those who read and those who do not. Somehow, the ones who read will be more open minded.
You do not need to study abroad to be excellent. You need to read a lot to be more sensitive about things. To know how to handle matters.
Living proof is my own father. He has read too many books. Countless. He is just like my walking enslycopedia. He knows most anything just because he has read it somewhere. Sigh.
So, I am a little ambitious. My will is go back to classics. English or Indonesian lits. Both.
I am so happy I found The weavebirds by romo Mangun (Burung-burung Manyar), it has been my to read book since high school, but the book is old, the author has passed away, so I was almost lost hope. However, I went to a bookstore, the first book caught my eyes was that book.
Aaa... excited haha.
"A reader lives a thousand lives before he dies, said Jojen. The man who never reads lives only one" - George R.R. Martin, a Dance with Dragons
Next: my first books haul hahaha
CVB

Sunday, July 6, 2014

Selamat Datang di Kuala Lumpur

Detik-detik itu masih mengendap
Tak menguap..
Seperti memanggil.
Tidak untuk diulangi.
Melainkan diputar kembali.
Untuk senyum terkembang

Setiap halaman berwarna cerah
Menyimpan kejutan.
Setiap lorong waktu dipenuhi tawa.
Udara menghangat.
Dan aku masih terkaget-kaget tak percaya.

Itulah Kuala Lumpur.
Tempat biasa.
Dengan cerita yang luar biasa.
Karena ....
Kamu yang perkasa
Telah membuatnya menjadi sempurna

Friday, July 4, 2014

#100happydays

I finished #100happydays 3 days ago.I iImpulsively decided to join in and on the very same day I had a bad day. However, it turned out I appreciated the meal that I had on that night and posted it as the first post of my #100happydays.
#100happydays is a non profit organization that invite people around the world to be happy. It says that many people now spend their 24 hours by not doing anything else but work work work. Also surrounded by negativity; whilst actually there are many small positive things that can make their day. By posting one picture that makes you happy, we are reminded by one small thing than can have power to turn our day to be a better one. At least, by the end of the day you will think of one positive thing to complete your post; even though, your day is full of sh*t.
Not every single day is a happy day. Not rare that I have to 'create' my happy picture. I usually put up memories that make me happy or inspiring quotes. However, there are more days that are genuinely happy. Small or big things. I am happy when I write, when I eat good food, when I meet friends and families, when I suddenly found a meal on my desk, when I see sun rise, when talk about something excitingly, when I watch a movie and shed happy tears and many many good memories. However, on the 100th day, I just know what makes me happiest is being born into my family. Being raised by them. Being present, now, at the very moment. 
Passing day 50s, my days are more genuinely. Automatically, I will find or create a happy picture.I basically think or find one good thing to conclude my day. It makes me feel better. It is always a joy to post one picture a day, not a torture. It is voluntarily done, not forced. 100 days seem fly so fast. It is a bittersweet feeling when it comes to an end. So, I promise my self to continue posting whatever happens that make me happy.
We need happy feelings. Especially, I am a moody person, highly sensitive in certain times. Happy days are easy to create, memories, friends, strawberry juice, free food or simply a lively conversation.In the end, these posts are full of gratitude. Every single piece has its own reason to make me say grace. Basically,

Happy Happy Days

CVB