Thursday, February 27, 2014

Kalau Tidak...

Aku nggak pernah bermimpi bahwa hidup aku bisa jadi begini berwarna. Dalam 9 hari, kanvas kehidupan seorang Chendani dipenuhi warna-warna yang perlahan menjadi sebuah rangkaian yang nggak lagi abstrak.
Pernah aku cerita soal Valentine kelabu?
Semuanya berawal dari situ.
Tanggal 14 Februari 2014!
Tidur 2 jam, terjebak di Juanda 8 jam, dan berakhir di atas mobil selama 12 jam. Semuanya terjadi pada hari penuh kasih sayang itu. Setelah kami meninggalkan Juanda, kami semua menuju kantor. Begitu tiba, sebuah kejutan baru menanti. Aku, marketing manager dan seorang supir akan menempuh jalan darat dari Surabaya menuju Bali untuk penerbangan pagi ke Makassar bersama staf dari Bali. Tidak ada waktu untuk berpikir selain berkata ya. Alhasil, aku menyusuri Bondowoso, pusat PLTU (terindah), dan Gilimanuk. Naik Ferry selama 40 menit tepat tengah malam. Hanya ditemani biskuit marie regal dan beberapa martabak telur.Kami bertahan sampai pagi. Perjalanan itu tidak buruk. Supir kantor yang menerima mandat istimewa ini memang belum pernah nyetir hingga Bali, tapi kemampuannya sungguh tidak bisa diingkar. Aku terkenal sebagai orang mabuk jalan, bisa tidur nyenyak dan tiba di Bali tanpa merasa mual :). Terima kasih pak Yono.
Kami tiba di Makassar, cuma ada waktu 1 jam untuk mandi sebelum fair dimulai. Kalang kabut. Seluruh rencana berubah total. Crew yang datang ke Makassar juga hampir berubah setengahnya. Kami mendapatkan bala bantuan dari pihak Jakarta, dan anak-anak Surabaya dikabarkan tetap tinggal di Surabaya dan tidak akan ikut fair di Makassar. Sebaliknya, aku akhirnya tidak ikut fair di Surabaya. Padahal, rencana awal, Sabtu itu juga tanggal 15 Feb, seusai fair di Makassar, kami semua akan berangkat ke Surabaya untuk fair hari Minggu esoknya. Namun karena Kelud masih menyemburkan abu, Juanda pun ditutup, dan kami dialihkan ke BALI! Selain itu, bisa dibayangkan kalau hari itu jg aku ke Surabaya bisa-bisa colapse. Bahkan hari Minggu sebelum ke Bali, kesehatanku ngedrop hingga hampir titik nol. Aku masih menyupir jadi tour guide buat teman2 di makassar. Sampai di mall, muntah.Cari baju, muntah. Bayar baju, muntah. Untungnya sudah ketemu mama dokter tepat sebelum pergi ke Bali. Langsung dikasih anti biotik. Kesehatanpun diamankan sejenak.
Sekali lagi, aku nggak pernah bermimpi bisa ngantor di kantor cabang lain. Dan itu terjadi sehari sebelum Fair di Bali. Aku secara resmi menjadi staff sehari di Bali.Tidak buruk :) Merasakan suasana baru. Mendengarkan cerita baru. Menghadapi orang baru.

Malamnya, aku dijemput GINA my cousin forever. Sungguh, keluarga itu adalah orang nomor 1 yang mengerti aku seutuhnya. Gina adalah teman dari bayi. Kami berantem, tertawa, nyanyi, dan main bareng. Thank you dek for understanding this cece :)
And then Bali Fair.
Selanjutnya, sesuai jadwal, kami ke Bandung. Lagi-lagi mendengarkan cerita anak Bandung. Menikmati tiap sisi kota Bandung. Aku mendaulat Bandung adalah kota favoritku setelah Yogya. Bangunan kolonial ada di mana2. Serasa berada di downtown stm Paul :). Lalu setelah Bandung fair kami ke Jakarta naik BUS.

Tinggal Kereta api aja belum hahaha. 

Akhirnya 3 hari fair berturut-turut di Jakarta sebelum akhirnya balik ke realitas. 

Tiap kantor mempunyai warnanya sendiri. Bali dengan kemandiriannya. Terseok-seok bertahan. Bandung dengan fun dan efisiensinya.Anak Jakarta dengan banjirnya. Anak-anak Surabaya juga berbagi cerita. Setiap kota punya cerita.
Setiap orang punya cerita. Bukan cuma aku.
Ceritaku mungkin terdengar seperti petualangan menyenangkan.Namun cerita ini mengajarkan aku tentang hukum "kalau tidak..."
Kalau Kelud tidak meletus, aku tidak akan menikmati perjalanan dari Surabaya ke Bali. Walaupun lelah, tapi pemandangannya indah, walaupun saat itu sudah gelap. Apalagi di pusat PLTU milik Tommy Soeharto. Luar biasa indahnya terutama pada saat malam. Pada saat lampu dinyalakan.
Kalau Juanda tidak ditutup, aku tidak akan merasakan ngantor di Bali. Sudah lama, aku berpikir, menerka-nerka, bagaimana rasanya ngantor di tempat lain. Aku juga mendengar cerita perjuangan anak-anak Bali. Lebih mengerti tentang situasi yang mereka sebenarnya hadapi. Empati. Dan merasa lebih dekat dengan mereka.
Kalau aku memutuskan untuk selalu diam, aku tidak akan mengenal masalah yang sedang aku hadapin.  Pada akhirnya perjalanan ke luar kota ini, membuat aku cerita dan sedikit tambah dekat dengan teman-teman kantor.
Terus terang, 2 bulan ini aku merasa 'hilang'
Lupa bagaimana caranya bekerja.
Entah karena apa.
Krisis 6 bulan mungkin. Apapun itu, perjalanan 9 hari itu telah secara ajaib mencharge lagi dengan segala energi positif. Walaupun menguras abis kekuatan fisik, aku merasa "lebih sehat"
Hahahaha...
Apapun bencana yang ada... memang pada akhirnya masih membawa dampak positif.
Akhir kata...
terima kasih gunung Kelud. Karena kamu, aku akhirnya mengalami petualangan "BATMAN"
Naik mobil, ferry, bus, dan pesawat. Bertemu, berpisah, tertawa, dan menangis.

NEXT: Mix and Match pas saat Fair, karena semua baju untuk event ada di Surabaya. lalalala

Next adventure. Going to Jakarta in the morning. Going back to Surabaya at night... Jagoan Batman

Picts:
Alone on ferry, nighttime from ferry, When in Makassar after event, Bali office, Bali crew, Cousin forever, Bali event, Grace, Jakarta event, me current writing this at McD

   
CVB

Thursday, February 20, 2014

Surat Cinta Bulan Februari

Awan sedang berkumpul membuat segalanya menjadi redup.
Dingin dan kering. Beginilah hari-hari musim dingin. Padahal sudah masuk bulan Februari. Sekiranya kau masih di sini, aku tidak perlu mengutuki hariku karena aku tahu, aku akan bertemu kamu.
Kamu dengan ceritamu yang membuatku merasakan sedih yang sama
Kamu dengan ceritamu yang membuatku bangga akan dirimu...
Kamu dengan segalanya tentangmu.

Orang berkata aku sedang jatuh cinta
Tapi, aku menjawab bahwa... "aku jatuh"
Karena sekali lagi... aku mendapati ruangan itu akan kutempati sendiri.
Kamu hanya seperti bayang-bayang yang dibawa pergi bersama redupnya matahari. Datang sebentar lalu menghilang...

Aku hanya ingin tanganmu menggenggam tanganku tanpa ragu
Aku hanya ingin pelukanmu, tak ada obat yang lebih ampuh daripada rengkuhanmu saat aku merasa dunia sudah terlalu dingin
Aku hanya ingin mendengar ceritamu...

Dan...
Tentu saja... aku hanya menanti dalam mimpi hingga matahari baru datang...
Berharap bahwa saat ini bayanganmu akan selalu di sana tak beranjak bersama letak matahari.

Berharap bahwa bayangan itu datang bersama dengan derap langkahmu yang berat...

drap ...

drap ...

drap...

drap...

Thursday, February 13, 2014

Valentine Kelabu

Pengalaman baru datang lagi. Pertama kalinya aku berada di sebuah situasi di mana aku berada di bandara lebih dari 7 jam tanpa kejelasan.
Alam menunjukkan kuasanya.
Gunung Kelud yang terletak di antara Blitar dan Kediri meletus semalam. Surabaya kena dampak hujan vulkanik. Dan aku beserta ke empat teman kerja terkatung-katung di Juanda menanti nasib.
Valentine yang seharusnya pink malah menjadi kelabu. Matahari pun enggan muncul di hari penuh debu ini. Kelabu. Di mana-mana abu. Hatiku pun sesak karena kecewa bertubi-tubi. Begitulah manusia ketika sebuah ekspektasi sudah dibangun, dia akan menjadi seperti gelembung sabun warna warni yang indah. Dan ternyata gelembung itu pecah, ekspektasi itu meretas menyatu dengan udara tanpa ada tanda-tanda bahwa dia pernah ada. Gelap...
Tapi, di sini kita berkata tentang alam yang terlalu besar untuk tangan kita.
Hati manusia boleh kecewa tetapi alam sudah lama kecewa dengan manusia. Dan dia hanya bekerja sebagaimana semestinya. Gunung vulkanik ditakdirkan untuk meletus. Entah untuk menghancurkan atau membersihkan dan menciptakan keadaan baru. Semua itu tergantung dari mana kita melihatnya.
Ada saat-saat di mana tangan manusia menjadi terlalu kecil.
Ada saat-saat di mana ketidak berdayaan adalah salah satu kata sifat untuk manusia secara mutlak.
Kembali lagi "manusia boleh berencana tetapi Tuhan yang pegang kendali"


Tuesday, February 11, 2014

Book Survey

I just found this on my blog walking. Cited from Winna Effendi's official blog, I just realize that there's a difference between writer book list and ordinary person book list. Hahaha...
My books selection were mostly about romance and non-fiction. Less numbers on Classical books T_T. I really wanted to read all the classics first. However, here was the thing. Back in my hometown, I didn't have access to go to public library so often, it was faraway. Second reason or excuse you may say, we didn't have a lot of imported books at the bookstores. The real excuse is, now I can read and write in English, I prefer to read imported book in English, not in Indonesian translation. hehehe. I can go to Periplus and grab English written books and drown my self into it; however, I am still hooked by Indonesian non-fiction, and there's a bad habit of me, I am not a good reader, since if it's not really enjoyable (in my opinion), I will finish it very late, just like what I am reading right now. Amba by Laskmi Pamuntjak. A very heavy Indonesian literature in my standard haha. But, interesting theme. Anyway, I just do this survey for fun! :D


Author you’ve read the most books from:

Dewi Lestari and Clara Ng I guess. Both are Indonesian authors. All of Dewi Lestari's books I have read. On the other hand, I only read Clara Ng's metropop selections and her early books. Love "Tiga Venus" and "Dimsum Terakhir" so much. I like her collaboration with Icha Rachmanti as well in "Pintu Harmonika". Don't forget my new favorite author, Agustinus Wibowo

Best Sequel Ever:

To be honest with you, I am a Harry Potter fan haha. Though, I enjoyed Famous Five when I was elementary schoo and Dewi Lestari's sequel 

Currently Reading:

Amba by Laskmi Pamuntjak

Drink of Choice While Reading:

Hot mocha from Starbucks, or warm tea will be good enough

E-reader or Physical Book?

Totally Physical Book. Reading on screen hurts my eyes.

Fictional Character You Probably Would Have Actually Dated In High School:

Probably Fred Weasley from harry Potter hahaha

Glad You Gave This Book A Chance:

Unforgettable by Winna Effendi, Interpreter of Maladies by Jhumpa Lahiri (this was because I took contemporary lit, so it was one of books that I had to read).

Hidden Gem Book:

Test Pack by Ninit Yunita. Btw, she is the wife of Aditya Mulya, the author of Jomblo.And Traveller Tales by 4 authors including Ninit yunita and Aditya Mulya

Important Moment in your Reading Life:

Reading in the toilet as my homework. I took overloaded credit, and didn't expect that my homework for two classes was to finish books T_T. However, enjoyed it very well :)

Just Finished:

Perempuan by Mochtar Lubis

Kinds of Books You Won’t Read:

Horror... and self help for some reason ;)

Longest Book You’ve Read:

Sokola Alit by Butet, I was not hooked enough to finish it, so I read it over 3 months I guess. nad yes Jodi Picoult, My sister's keeper.

Major book hangover because of:

Harry Potter series, especially the seventh one.

Number of Bookcases You Own:

Only one, but I think I need to get another one soon

One Book You Have Read Multiple Times:

The seventh book of Harry Potter, Tiga Venus by Clara Ng, and Perahu Kertas by Dee

Preferred Place To Read:

Walter Library UofM haha, Starbucks, and cozy couch

Quote that inspires you/gives you all the feels from a book you’ve read:

Many, but can't recall any of it. I still remember, 5cm by Donny Dhirgantoro full of post it, because they have very cool quotes hehe

Reading Regret:

sampai novelnya pun aku lupa. Yang pasti cuma 3 halaman pertama, sudah malas ngelanjutin

Series You Started And Need To Finish(all books are out in series):

Agustinus Wibowo, Asian African journey - Titik Nol
Dee's supernova

Three of your All-Time Favorite Books:

Harry Potter, Famous Five, Garis Batas

Unapologetic Fangirl For:

not particularly

Very Excited For This Release More Than All The Others:

Dee's next book!

Worst Bookish Habit:

Buying books and finding it boring or not exciting, dragging it all along

X Marks The Spot: Start at the top left of your shelf and pick the 27th book:

Well, my shelf is in my hometown, can't reach it anyway haha

Your latest book purchase:

My Big Bollywood Wedding by Reekha Waheed nand Jakarta 24 jam

ZZZ-snatcher book (last book that kept you up WAY late):

The Harry Potter series and Agustinus Wibowo's books,

Just to note:I still have Titik Nol by Agustinus Wibowo and Sokola Alit to finish (I started it earlier but stopped in the middle), Three cups of tea, and Little house on the prairie, need to be finished soon...
and I already have my book wishlist set
 to kill a mocking bird, more classics, and Revenge wears Prada, also Syahmedi Dean's

BAHAYA!


 


CVB

Monday, February 10, 2014

Tangan yang merenda...

Tuhan sedang mewarnai cakrawala dengan memakai sinar matahari dan letak bujur antara matahari dan planet-planet. Seluarbiasa itu... Dia mampu menciptakan sesuatu yang begitu indah...
Sama seperti permainan seniNya mewarnai dunia dan cakrawala, Dia mampu membuat sebuah skenario tentang kehidupan manusia. Dimulai dari keluarga seperti apa seorang anak akan dihadirkan hingga lingkungan apa yang membentuknya hingga saatNya Ia berkata "cut", yang artinya skenario kita akan berakhir di situ. 

Dia sungguh seniman yang luar biasa.

Sama seperti seniman yg kita tahu, tidak ada yang pernah benar-benar mengerti gelagat Tuhan. WatakNya yang penuh misteri membuat kita kadang takut dan menjaga jarak, namun menyadari karyaNya, mau tak mau kita akan kembali dan akhirnya kita akan jatuh cinta tanpa alasan kepadaNya. Karena kita tahu... hidup kita ada di kendaliNya. Ya, Nya dengan huruf besar.

Sebaiknya kita tahu bahwa Dia... dengan tanganNya sedang meniti cerita-cerita dan segala keindahan yang tidak kita ketahui hingga Ia berkata "saatnya tiba"

Biarlah Dia bertindak dengan waktuNya dan bukan waktuku ataupun waktumu... Karena semua akan indah pada waktunya...

Thursday, February 6, 2014

Moments

I cant believe that I have had so much trips in the early 2014. My life is about Juanda-Hasanuddin. I literally went home every single week since last jan 24th. Not because I want to go home due to homesick. Reasons are reasonable.
Jan24th was my mom's death anniversary.1 year... already. Firstly, I didnt want to go home but my heart said something else. It wanted me to go home. And it was good to be home. 
Second was Jan 31st, Chinese New Year. I also didnt want to go home but that time dad asked me to go home since I was alone. He definitely didnt want me to spend a lonely CNY. So I went home and felt so good. Got to meet all relatives and friends on CNY. The next day, had a little lunch with my bestie Kugy a.k.a Ulfa. Had an exciting talk. Continued by meeting my BGFF Bayu and Chiu. On top of that, I celebrated my tall sister - Naya Manoi's birthday and had a little reunion of PAKAR (Papa Kami Arsitek) hahaha. And that very night, I also met my mom's friends. They also celebrated one's birthday at the same restaurant. Contented. Even the next day before I flew back to Surabaya, we had a little dancing session with tante Minnie and I just found out that my dancing talent was not only coming from my mom but also my dad hahaha. He's a quick lerner and his body was not stiffed for a 61 years old man haha. We had lunch afterwards, and it's time for me saying good bye ��. I really didnt want to leave haha. Anyway, NOW, I am in Hasanuddin again��, 15 minutes after landing. I am back again to Makassar because today is BIG. SUPER BIG. TRIPLEd
1. My uncle who is a Catholic priest is celebrating his 25th year becoming a priest. Hosted by PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia)Makassar.
2. The celebration is on Feb 6th which is my dad's birthday
3. They are going to include my grand pa's 91 birthday as well.
How can I miss such a thinggg hahaha
So, I wont be bothered with those who want to talk about me flying here and there. I am grateful that my family can still celebrate all these celebrations. I am grateful that I am going to be one of the witnese. I am grateful that God provides these moments for me and allows me to experience it...
I am grateful for Moments

All said ;)