Monday, August 18, 2014

Drama, Presiden, Indonesia

Tahun 2014 adalah tahun yang penuh dinamika.
Tengah tahun begini, Indonesia telah memilih presiden baru. Bukannya mau ikut-ikutan menulis ulasan seru soal pemilihan presiden yang emang penuh drama, hanya sekedar ingin berbagi pengalaman. Boleh dibilang ini kali pertamanya pemilihan presiden yang seharussnya bisa aku ikuti.
Begini ceritanya....
Karena absennya TV di kos2an, saya jadi tidak begitu perduli dengan presiden2an. Pemilu, kampanye, dan segala pergerakan lainnya. Cuma dengar dari kawan2 bahwa capres Indonesia kita kali ini sungguh bertolak belakang, dan lucunya rakyat Indonesia seperti terpilih menjadi dua kubu. Kubu Merah Putih pendukung Prabowo-Hatta, dan kubu Jokowi-JK. Mirip di Amerika yang kadang extreme juga. Di Amerika cuma punya 2 partai. Republic dan democrat. Kadang orang yang mengaku Republic bisa adu debat dengan Democrat dan seperti itulah yang terjadi selama beberapa bulan terakhir. Karena malas baca koran, saya cuma tahu berita-berita tentang hebohnya kubu ini dari social media. Tidak begitu mengikuti juga. Barulah hari-hari menjelang pemilihan presiden, saya baru benar2 menyimak. 
Bukan hanya terpesona, saya sampai tersepona. Mengikuti quick count, saya makin tertawa. Kubu yang satu dengan yang lain begitu kontras perbedaannya, sehingga stasiun tv pun ikut-ikutan menunjukkan dukungan mereka. Stasiun TV A mendukung Nomor urut 1, yang TV B mendukung nomor urut 2. Dua-duanya mengklaim kalau capres pilihan masing-masing menang. Namun, pada akhirnya 'kebenaran' yang akan terselenggarakan.

Nomor urut 2 pun didaulat menjadi pemenang.
Tapi, lucu. Kian hari makin lucu. Nomor urut 1 tidak mau menerima kekalahan bahkan memasukkan kasus ke MK, katanya ada kecurangan yang terjadi.

Entahlah. Saya merasa ini lucu.
Sudah jelas mana yang pecundang dan mana yang pemenang. Lucunya, karena pihak mereka sampai berkata "mendesak Tuhan berpihak." Dalam logika orang berpikiran normal, kalau sudah salah dan ngotot itu ada yang amburadul di otaknya. 

Orang yang menggunakan akal sehat akan berpikir sekarang, bahwa salah satu capres kita itu mempunya pribadi yang cupat, dan menurtku kalap. Buta sudah dia. Dia terlalu mempercayai tim suksesnya dan semua orang pintar yang mengatakan bahwa dialah pemenangnya.

Aku cuma percaya satu hal, bahwa orang baik akan selalu mendapatkan pahala.
Apapun itu...

Dari kedua kubu ini, satu orang dikelilingi sama lebih banyak orang baik daripada kubu yang satunya.
Hukum alam mengatakan bahwa orang baik akan berkumpul dengan sesamanya, dan orang yang tidak, akan berkumpul dengan sesamanya karena mereka masing-masing memiliki tujuan yang sepaham.

Di tahun 1945, hari-hari menjelang proklamasi kemerdekaan, Soekarno dan Hatta berargumentasi. Hatta menanyakan kepada bung Karno, apakah mereka siap untuk memipin Indonesia dengan berbagai kepulauan.
Bung Karno menjawab "bisa. Saya yakin 100%. Negara ini butuh kemerdekaan, butuh pemimpin. Dan kita-kita inilah pioneernya, kita lah yang memulai. Kalau pun kelak kita bukan jadi pemimpin yang baik, pasti akan ada yang lain. Saya yakin itu" - Soekarno (film Soekarno 2014)

Sejarah panjang presiden selama 69 tahun telah mempunyai 6 presiden menuju ke-7. Entah siapa dia yang menjadi presiden ke-7 Indonesia, aku berharap, Indonesia diberi kesempatan untuk mendapatkan pemimpin yang baik. Sudah saatnya, kami diberi pemimpin yang baik. Karena, walaupun selama ini banyak dari kami bersikap acuh tak acuh, pemilihan kali ini membuka mataku bahwa rakyat Indonesia ingin maju, dan tahu bahwa kini mereka dapat kandidat itu.
Kampanye presiden kali ini melibatkan RELAWAN, orang-orang yang rela menjadi tim sukses kampanye nomor urut tertentu. Mereka tidak mendapatkan iming-iming jabatan, mereka hanya terdiri oleh orang-orang biasa, para pekerja seni, atau pun para public figure, yang pasti mereka memang diakui mempunyai kemampuan lebih. Orang-orang seperti Riri Riza, Nia Dinata, dan guru besar Anies Baswedan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki idealis dan melakukan banyak hal berdasarkan logika, dan aku tahu mereka mencintai Indonesia.
Pemilihan presiden kali ini juga telah memecahkan rekor membuat para golput memilih, dan menggunakan hak suaranya. Itu tandanya, bahwa memang ada yang perlu dipilih dan diperjuangkan. Rakyat Indonesia sudah merasa bahwa telah ada pemimpin yang nampaknya bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik. Dan kita sebenarnya mau itu terjadi. Contohnya Arief Budiman (kakak dari Soe Hok Gie) yang merupakan pencetus Golongan Putih di thn 1971, mencoblos untuk pertama kalinya karena dia menilai ada kandidat yang merakyat. 

Setelah berbagai drama terjadi dalam pemilihan ini, ada banyak-banyak pemikiran yang ada di social media yang membuatku yakin bahwa sebagian besar rakyat Indonesia haus akan perubahan, bukan janji-janji. 
Indonesia sudah lelah dengan kebijakan pemerintah yang membuat rakyat kian membenci negerinya, sudah lelah dengan pemimpin yang kementingkan kepentingannya sendiri. Mungkin ada yang berpikir kami butuh diktator, saya pun juga sempat berpikir begitu. Namun, melihat dan menyimak sedikit debat presiden kemarin, saya nggak mau dipimpin oleh orang yang kuat tapi tidak mengerti bangsanya. Bisa-bisa kebebasan kita akan terikat lagi dan kembali ke jaman orde baru. Indonesia memang butuh revolusi mental, bukan larangan ini itu. 

Sekarang, Indonesia menoreh sejarah pilpres paling heboh. Mulai dari black campaign, lagu teror, konser kampanye yang capresnya nggak ngeluarin biaya apapun, pertanyaan adipura dn kalpataru, pilpres mahabarata, sampai ke sengketa pemilu yang dibawa ke MK. Ck ck ck...

good job Indonesia, you have made a history. 

Pemilihan kali ini nggak akan terlupakan. 

Teman-teman harus ingat, jangan lengah... tetap berdoa untuk sidang MK akan memutuskan kebenaran yang akan menang. Mari berdoa bahwa Indonesia masih punya harapan untuk menjadi lebih baik.
Pemimpin yang baik adalah orang yang mencintai rakyatnya... 

walaupun saya nggak bisa menggunakan hak pilih saya, moga-moga doa saya bisa membantu...

Salam 3 jari, persatuan Indonesia

MERDEKAAAA



#hiduprevolusimental

CVB

PS: baru nonton Film Soekarno tanggal 16 kemarin. I shed tears. Haha. Yes you may laugh on me, but I was touched. Seperti yang bung Karno katakan; mungkin beliau bukan pemimpin terbaik, tapi dialah pioneer yang membuat Indonesia merdeka dan karena itu...

terima kasih...