Sunday, June 16, 2013

Cuap-cuap A.B.G


Yooow kenalin!! Nama gue adalah G.A.double S - ing. Yea baby... Gassing alias KUAT dalam bahasa Makassar. Gue adalah A.B.G yaitu anjing baru gede. Per-anjingan gue nggak bisa dibilang terlalu tinggi, bukan jenis kecil yang pasti, dan tentu aja gue ganteng setengah mati. Hehehehe... oke gue narsis. Tapi, itu bukan karena tak berdasarkan alasan tepat. Gue selalu jadi primadona di mana-mana. SOALNYA OH SOALNYA, bahan perbandingan gue adalah Mas Echong, ya tentu aja gue pamornya lebih tinggi. hehehehehhe. Warna bulu gue juga nggak kalah cakep. Warna gue ibarat kopi susu. Coklat muda dibelah dengan putih susu. MANTAAAPPPP!

Mas Echong itu sebenarnya nggak jelek2 amat loh. Ganteng juga menurut tolak ukur kegantengan anjing...
Bulunya loreng-loreng, di bagian leher dalam hingga perut berwarna putih bersih. Mukanya perpaduan coklat hitam dan putih. Manis sekali. Bulunya panjang dan ikal. Wah, para betina kalau lihat pasti langsung gelepar-gelepar hahaha. Tapi, sayang akibat abusive puppyhood beliau menjadi anjing yang galak dan kurang bersahabat untuk orang-orang maupun anjing-anjing baru.
Nah, karena gue lebih ramah and SKSD, jadinya gue lebih difavoritin dibandingin Mas Echong. TAPI OH TAPI, perjalanan gue masih panjang untuk menjadi anjing nomor satu.
mas Echong siaga depan pintu

KARENA OH KARENA! Bosku yang cantik itu sudah punya bodyguard yang emang galak. Mas Echong! (siapa lagi?). Nah, mas Echong itu emang overprotective banget sama bosku yang cantik itu. Bayangkan! sampai bapak si bos aja mau diterjang dengan JAGO - jurus andalan gigi ompong (maklum mas Echong udah a.u.t alias anjing udah tua heheheh). Mas Echong nggak segan-segan untuk menggeram dan menggigit kalau dia "merasa" si bos terancam. Pokoknya... kalau udah ngeliat si mas udah naikin telinga, udah mulai "grr grrr grrr..." gue langsung masukin kepala ke bawah sofa, diam di tempat, atau langsung lari seribu derap.
Nah keseraman berikutnya adalah mas Echong itu anjing yang moody. Biasanya 10 menit yang lalu gue abis GGMan ama dia (Gigit-gigit mesra) ama Mas Echong. Eh 15 menit setelahnya, gue udah dapat "grrr...grrrr....grrrrr" itu tandanya gue bakal diaaaaaaaaaaam, nggak goyang semili pun, dengan mata melirik ke arah mas Echong, mencoba membaca gelombang emosinya - apakah gue udah bisa lari atau tetap di tempat alias aman. Ini terjadi kalau kita berdua berada di atas, dekat dengan si bos. Emang kalau dekat dengan si bos mas Echong bisa berubah... hiaaaaaat!!!!

Gue tumbuh besar bersama mas Echong, jadi nangkap "gelombang emosinya" lebih gampang sekarang. Gue biasanya berani-berani aja naik ke atas dengan mas Echong, dengan membaca emosinya dulu. Apakah gue bisa senang-senang aja naik ke atas, atau harus penuh kesiagaan tergantung dengan "gelombang emosi"nya mas Echong. Syukur kepada kodrat gue sebagai anjing, gue bisa merasakan gelombang elektromagnetik.

Tapi, emang dari kecil gue udah bisa mengambil hati si mas Echong. Mas Echong adalah anjing generasi ke-tiga. Generasi sebelumnya, adalah ayah si mas sendiri. Namanya kalau tidak salah Brani! Warnanya hitam loreng-loreng, kepalanya hitam pekat, dan bulunya juga panjang dan ikal. Nah mbah Brani ini gualaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak bangeeeeeeeeeeeeeeeeeet sama mas Echong. Jadinya, mas Echong yang lugu itu 100% mengalami abusive puppyhood. Sedih. Nah, setelah mas Brani hilang entah ke mana, mulailah kekuasaan berada di moncong mas Echong! Mas Echong waktu itu tinggal dengan banyak anjing lain yang semua juga menjadi korban mas Echong. Makanan dirampas. Kalau melawan, terkena gigitan. dan lain-lain. Gue cuma dengar2 serabutan. Anyway! salah satu korbannya TERNYATA oh TERNYATA adalah bapak gue sendiri!!! TORA.
bapak gue - Tora
Pada akhirnya, ayah saya itu dimutasikan ke Gudangnya si bos. Nah, ketemulah dengan ibu gue, maka lahirlah gue dengan 6 saudara gue lainnya. Gue dan saudara gue yang berwarna coklat replika ayah gue terkena nasib untuk kembali ke mantan majikan si ayah. Nama saudara gue itu Agang yang berarti teman dalam bahasa Makassar. Dari kami kecil, mas Echong nggak pernah terlalu ramah. Pertama kali kami datang, dia sudah menggeram kalau kami mendekat dalam radius 3 meter. Tapi, dasar masih anak anjing yang polos, kita selalu mencari "induk" kami. Pada akhirnya, 3 meter menjadi 2 meter menjadi semeter, dan akhirnya, kami bisa tidur deket-deket mas Echong. Tapi OH TAPI... Agang masih aja kena dampak. Mas Echong itu kadang suka kasih serangan tiba-tiba. Tapi, gue masa bodoh... Gue cuek. Gue ajak terus maiiiiin. Emang dasar gue iseng. hehehehe Gue suka gigit2 telinga mas Echong. Manis asam gimanaaaa gitu hahahaha. Akhirnya, gue bebas bisa main GGM dengan mas Echong.
Agang (almarhum)


Suatu pagi, gue nggak pernah lihat Agang lagi. Pada akhirnya gue tahu kalau dia menjadi korban tabrak lari ketika kami penasaran dengan keadaan jalanan. Sejak saat itu, gue nggak punya anjing lain lagi selain mas Echong! Malam demi malam perut mas Echong menjadi bantal gue. Mas Echong pada akhirnya menjadi anjing yang gue sayang. Dia menjadi 'bapak gue'. Ngajarin gue buang air di tanah. Ngajarin gue tanda-tanda si bos. Ngajarin gue menggonggong, howling saat dengar piano, dan juga naik turun tangga.
Bayangin tanpa mas Echong, mungkin kebinatangan gue nggak pernah berkembang secara maksimal.
Jadi, gue bahagia-bahagia aja tinggal dengan mas Echong asal gue tahu kapan gue harus bertindak hati-hati atau iseng.

Ada 2 hal yang benar-benar harus jeli menangkap ":gelombang emosi" si mas. Yang pertama, pas makan. Gue harus membiarkan beliau makan dulu, baru gue makan. Kadang, gue harus rela makanan gue juga dihabisi sama si Mas. UNTUNG oh UNTUNG masih ada omanya si bos yang suka ngasih gue makanan secaraaa exclusive... DIGARIS BAWAHI ya... secara exclusive. Karena, si oma 90 tahun itu cuma manggil "Sing... Gassing.... Gassing..." Langsung gue rela meninggalkan sona gue di loteng dan lari turun ke bawah dengan catatan gue mesti nunggu momen yang tepat untuk kembali ke atas.Mas Echong sih cuek bebek kalau udah pewe di atas. Mau makanan seenak apapun, dia lebih memilih deket-deket dengan si bos.
Hal kedua yang bikin gue harus menangkap gelombang emosi secara tepat adalah ketika kami naik ke loteng. Biasanya, semuanya akan baik-baik saja, ketika kami berdua naik secara bersama-sama. Tapi, mas Echong bakal marah kalau gue naik belakangan. Jadi, kalau gue turun untuk makan, kalau mau kembali lagi harus tunggu si bos atau bapaknya si bos. Nggak jarang gue kena jago. dulu. Asal gue jeli, dan rela mendahulukan mas Echong, gue bakal aman dan tetap di'sayang' oleh mas Echong
 Gue ngerti beliau adalah korban abused puppyhood. Gue beruntung karena gue dapatnya mas Echong, bukan si mbah Brani. Apalagi, ngambil hatinya mas Echong itu cukup gampang. Ngasih dia waktu exclusive ama si bos sebentar udah itu udah deh, kita berdua udah main GGM lagi.
Jadi, di rumah itu cuma ada dua spesies yang bisa mengambil hati mas Echong. Yang pertama, tentunya si bos. dan yang kedua dengan bangga gue bilang... ya gue... si ABG ganteng! Ingat yaaa ganteng nggak boleh lupa! ;p karena sebenernya si mas Echong itu anjing lucu yang gemesin... lembut hati pula...
mas Echong kalau lagi cute...
ama si bos




to be continued?
maybe... :)


NEXT on Strawbearies: 100% Indonesia, 100% Manusia


CVB & GG (Gassing Ganteng)

Friday, June 7, 2013

Jingga dan Kelabu


Hidup itu penuh warna...



Buat apa menyusahkan diri dengan memori yang membuatmu muram,
Padahal, ada begitu banyak menit yang terlewat dengan penuh canda dan tawa...


Biarkan kemuraman itu dicerna dalam lambung menjadi zat-zat yang berguna bagi hidupmu, tidak ada untungnya mengecap makanan yang tak enak lama-lama.  Sama seperti memori... tidak ada gunanya bergelantung dengan kemuraman lama-lama


Kemuraman ibarat kelabu...

Tidak ada yang salah dengan kelabu,
tetapi....

bukankah jingga lebih terlihat daripada kelabu?








NOTE: all the pictures are taken from my cousin-in-law's facebook...
NOTE II: I am a past oriented person... this period of time, I have been haunted by all the regrets... Happy memories were tinted by those guilty feelings. It's a good sign and a bad sign. Good when it motivates me to do better... bad when it keeps me in place, not moving anywhere...

If I want to move on, I am just looking more into "Jingga" then the "Kelabu"...


NEXT on SIVIBI: A.B.G
Wait for it ;)


CVB