Thursday, December 4, 2014

Surat kepada Matahariku

Dear Matahariku,

Pagi ini matahari bersinar cerah di tengah musim hujan. Bukan memberikan panas yang menyengat seperti biasa, tetapi membagi hangat sebentar. Dan kau tahu? Aku terbangun dengan sumringah. Bukan karena kau datang menghampiri lewat mimpi, tetapi karena aku merasa hari ini berbeda. Kata orang, hati tidak bisa berbohong. Hari ini frontal ia membuat aku merasa excited sepanjang hari hanya dari hal-hal yang sederhana. Good hair day, notifikasi yang mengejutkan sekaligus menyenangkan (kau pasti tahu itu dari siapa), ke kantor tepat waktu. Remeh temeh, tapi entah mengapa aku excited.

Ah kau tahu...
Kejadian baik masih berlanjut hari ini.. Suratku masuk ke majalah, kiriman datang tepat waktu, dan malam ini aku bertemu kawan baru.

Hari baik ini membuat aku berpikir satu hal. Tak bisa aku bohong bahwa aku selalu berharap kau juga merindukan aku seperti aku selalu merindukanmu. Tapi, sekarang itu tak penting lagi. Kita sama-sama tahu bahwa hidup ini berputar ke depan. Tidak ada yang bisa diulang. Jika kau rindu akan hari yang kita habiskan bersama sebaiknya kau jangan buang-buang energi. Jika kau rindu aku sebagai aku, tak perlu malu. Kata orang hati tak pernah berbohong. Satu saranku, dengarkan baik-baik hati itu. Apa ia akan membiarkan kata yang belum terucap tetap terbungkam. Ataukah dia tahu bahwa kini kita telah siap?
Aku tak ambil pusing dengan keputusanmu. Walaupun aku sepertinya tahu seperti apa pada akhirnya. Sudah, itu tak penting lagi.

Karena kau tahu? Sinar matahari hari ini menemani aku ketika tiba-tiba aku tersenyum mengingatmu. Tidak. Aku tidak menangis seperti dulu lagi. Kau tahu apa artinya? Karena aku mengindahkanmu sebagai sosok. Bukan sebagai kenangan. Aku tidak mau lagi sedih mengenangmu karena apa yang kita lewati tak bisa terulang lagi. Tapi, aku mengenangmu karena kau pernah ada untuk menyatakan aku yang sekarang. Kuharap kau pun begitu. Entah aku bisa benar-benar dekat dengan mu lagi atau tidak, aku tak tahu. Tapi satu yang aku tahu bahwa kau matahari, tak akan ke mana. Sinarmu akan aku rasakan terus. Itu sudah cukup.

Aku tahu surat ini terjadi dalam kepalaku saja, tapi bukan berarti this is not real right?

Karena hatiku yang tak berbohong itu berkata...

'doa selalu didengar'

dan begitu adanya

CVB

No comments:

Post a Comment