Seperti yang mungkin sudah Anda sekalian ketahui (atau belum), ibunda saya alias mambo agogo sudah berpulang di tahun 2013 kemarin (ada ceritanya di sini), Januari. Dihitung-hitung sudah 1 tahun 11 bulan, menuju 2 tahun. Boleh dibilang, waktu memang menyembuhkan. Rindu? Sudah pasti. Hanya saja, aku selalu percaya bahwa aku dan mambo hanya berjarak sejauh doa. Nah! Mambo punya kebiasaan selalu bangun pagi-pagi! Dari duluuu hingga tahun 2013 kemarin. Bisa ditebak kalau mambo itu punya hobi bangunin aku yang kebetulan hobinya tidur. Waktu kecil sih sebal habis-habisan kalau mambo ngebangunin. Alasannya karena mambo selalu memabangunkan aku dengan gegap gempita. Menyahut satu kali nggak lantas membuat mambo berhenti. She would keep calling my nameee until I raised up from bed and headed to bathroom. Tapi, kebiasaan itu pun menjadi kebiasaanku juga yang tiap pagi biasa dibangunin mambo. Papo sampai rekam pas mambo manggil aku bangun. Makin hari mambo kalau ngebangunin aku makin loveable :).
Yang aku mau ceritain itu tanggal 21 Desember. Sehabis belanja sehariaaan (Yes! it was my cheating day for spending money after months of hard work), aku itu bisa tidur kayak beruang dan kerbau sekaligus. Terlalu nyenyak. Malam itu juga, mambo ada di mimpi. Lupa, kronologisnya kayak apa. Yang pasti mambo mampir di mimpi. Tapi, bukan mengaantarkan pesan deh, rasa-rasanya cuma mampir sekedar kangen. Nah! yang ajaib itu paginya, tanggal 22 Desember. Aku memang masih simpan HP Nokia N73 bututnya mama dengan gantungan hp Bae Yong Jun tersayangnya beliau. HP itu biasa aku pakai untuk telepon papo, karena bayarnya abodemen. Lalu hp itu masih aku simpan karena nomornya itu sudah ada dari tahun 1997 (yap, itu nomor HP pertama di keluarga kami), dan HP itu adalah reminder untuk ulang tahun dan anniversary seluruh kerabat dan kawan. Mambo agogo sudah punya kebiasaan dari dulu untuk mencatat ulang tahun semua orang dan keluarga yang dia kenal. Di kalender, catatannya sendiri, hingga punya HP yang sedikit canggih. Alarmnya selalu bunyi pagi-pagi.
Tanggal 22 Desember itu, aku dibangunin bukan dengan alarmku, tapi alarm hpnya mambo. Lagunya itu Power of Lovenya Celine Dion. Panggilan pertama, lagunya masih paralel dengan mimpiku. Panggilan kedua, sudah mulai sadar-sadar. Panggilan ketiga, sadar sepenuhnya bahwa itu hpnya mambo yang lagi meraung-raung. Panggilan keempat, penasaran siapa yang ulang tahun. Panggilan kelima, "Oh ternyata, ulang tahun perusahaan papo" dan "WHAAT!" sudah jam 8.05 PAGI!
JKAHDSY@(*&*HBU^#&*&*(#&)&##^&$&!@(&*(&)~!!!!!!!!!!
Loncat dan langsung ngacir ke kamar mandi. Selama beberes, aku jadi ketawa sendiri. Ini mambo yang bangunin pagi itu. Secepat kilat aku 'terbang' menuju kantor.
Fiuuh... absensi -- 08.29, 1 menit sebelum dikatakan TERLAMBAT.
Begitu sudah leyeh-leyeh, sadar bahwa ternyata tanggal 22 Desember itu Hari Ibu. Dan izinkan aku untuk memparalelkan mimpi, alarm mambo, dan hari ibu. :) Mambo nggak lupa kebiasaannya untuk membangunkan anaknya yang tukang tidur ini. Selepas kepergian beliau pun, nggak sedetikpun mambo membiarkan aku merasakan penyesalan. Padahal, bisa dibilang hubungan kita dulu nggak mulus-mulus banget. Aku pun tahu bahwa mambo itu sudah berapa kali rasa kecewa. Namun, aku coba cari-cari perasaan menyesal selama 2 tahun ini, anehnya, aku tidak bisa menemukannya di mana-mana. Seperti uap. Menggantung hilang. Yang ada, ingat mambo, ingat yang hepi-hepinya.
Aku merayakan hari ibu dengan penuh kemenangan. Aku nggak takut kalau misalkan papo kawin lagi. Nggak ada istilah mama baru dan mama lama. Sekali jadi mambo, akan terus jadi mambo. Ibu. Orang yang melahirkan aku. Tapi, tunggu dulu, aku sendiri punya buuuuaaaaaaanyaaaaaaaaaaak mama. Dari kecil aku sudah 'diangkat' sana-sini untuk menghalang bala yang berasal dari kemiripan aku dan mambo yang sangat. Orang-orang percaya bahwa tidak terlalu baik untuk mempunyai anak perempuan yang terlalu mirip ibunya. Jadilah, aku mempunyai banyak orang yang kupanggil 'mama'. Kalaupun papo punya istri baru, dia akan jadi mama aku juga. Menurut definisiku, yang menjadi mama (dalam kehidupan aku) itu ibarat kepribadian ala teori Psikologi. Yang di mana, kepribadian dasar itu tidak bisa diubah, namun kepribadian itu bisa ditambah. Mama juga begitu. Kedudukan mambo tidak berubah, hanya ditambah :). Walaupun, dulu aku merasa marah kalau ada yang nanya kapan papa nikah lagi? Pasalnya, mereka bertanya bahkan mama belum meninggal 1 tahun. Tolong ya orang-orang di luar sana, pastikan tahu mana kategori pertanyaan sensitif atau pun tidak. Tapi, sekarang aku paham maksud mereka dan tersenyum sambil menjawab "dibawa dalam doa saja."
Aku tidak ambil pusing, kalian mau berpikir apa dan berpendapat apa. Hanya saja, aku yang selalu percaya pada hatiku ini tahu, bahwa kepercayaanku yang sekarang adalah bagian dari pertumbuhan iman. Tahu nggak hatiku sekarang rasanya apa?
Dia lega...
Aku tahu bahwa mamboku tidak ke mana-mana. Hanya sejauh doa saja. Bisa dibilang, aku mulai berdamai dengan rasa kehilangan. Jadi, mau merayakan hari ibu tanggal 22 Desember atau di bulan Mei, aku akan merayakannya dengan senyum. Tentunya, dengan bangga juga. Aku ingin alam semesta berisinya tahu bahwa aku punya mama yang hebat. Pendekar wanita sejati. Dan aku tahu, kamu juga merasakan hal yang sama kepada ibumu.
Bagi kamu yang masih punya ibu dekat dengan kamu, berbahagialah. Kamu masih ada kesempatan belajar banyak. Bagi kamu yang sudah tidak mempunyai ibu, bersyukurlah. Kamu sekarang punya malaikat pelindung tambahan. Bagi kamu, yang pada akhirnya mempunyai ibu tiri, bersuka citalah karena kamu diberi kesempatan bonus.
Aku tahu semua orang tidak bisa menyetujui apa yang aku ketik di sini. Tapi, oh well. Masing-masing punya skenario sendiri-semdiri untuk bertumbuh, belajar, dan merasakan emosi. Jadi, aku tidak bermaksud apa-apa, aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku merayakan hari ibu dengan penuh kemenangan.
Mari kita ramaikan hari Ibu dengan nonton video lagu kesukaannya mambo agogo haha
Selamat hari ibu, mamboku
CVB
No comments:
Post a Comment