Source: wikipedia |
Kita memulai dengan memasukkan buah, rempah, atau apapun yang ingin dihaluskan, tinggal pencet tombol, dan voila, jadilah bumbu gado-gado.
Ternyata hidup juga punya Life Processor.
Benda-benda yang ingin kita haluskan itu ibarat doa-doa yang kita panjatkan, mimpi-mimpi yang kita inginkan, atau tujuan-tujuan akhir yang kita impikan. Lalu kesemuanya itu kita haturkan kepada YME dan berharap bahwa kesemuanya itu dijawab.
Masuk ke fase berikut, semua doa-doa, mimpi-mimpi, dan tujuan-tujuan kita itu kemudian diproses di dalam serangkaian kejadian yang membawa kita pada hasil akhir. Serankaian kejadian inilah yang saya beri istilah Life Processor. hahaha
Life Processor ini jangan dianggap main-main. Doa-doa beserta teman-temannya itu beneran didengar. Namun dengan proses yang berbeda-beda. Ada yang diaduk terlebih dahulu, ada yang dicincang, dihaluskan dengan kecepatan yang berbeda-beda juga. Low, medium, and high.
Contohnya adalah kepulangan saya dari Bali ke Makassar.
Seperti yang sudah saya sampaikan di post-post sebelumnya, bahwa barang bawaan saya itu beranak pinak menjadi 3 koper besar dan 1 koper kecil. Tentunya, beratnya sudah melewati batas Normal barang bawaan. Ada bayaran yang harus saya bayar untuk memboyong semua barang tersebut. Nah, ibu dan tante saya sengaja datang ke Bali untuk membantu meringankan kelebihan barang bawaan saya itu. Untuk bertiga, kami bisa membawa barang bawaan sampai 60 kg - 20kg/orang. Tapi, barang bawaan saya sendiri dari Amerika itu sudah mencapai 70an Kg. Jadinya, mau tidak mau kami harus membayar kelebihan berat tersebut. Ibu saya sudah rela dan sudah mempersiapkan nominal yang cukup besar untuk membawa kembali barang putrinya yang kebanyakan itu. Hanya dasar ibu-ibu, mau dong kalau tidak usah membayar. Bukankah lebih baik kalau bisa kami tidak usah membayar mahal untuk kelebihan berat itu. Jadilah, ibu saya menuturkan doa agar kami bisa mendapatkan keringanan.
Hari itu yang kami tahu kami berangkat pukul 6:50 pagi. Sudah direview berulang kali. Tidak salah lagi. Lalu, kami juga sudah mendapatkan nomor seat, alhasil kami tidak buru-buru untuk ke airport. Begitu tiba di airport, kami dengan santainya menuju counter. Eh, si mbaknya bingung ketika kami bilang kalau tujuan kami itu Makassar. "Pesawatnya udah berangkat bu..."begitu katanya...
Kontan kami kaget. Waktu masih menunjukkan hampir pukul 6:30. Untuk yang sudah mempunyai seat, seharusnya kami masih bisa mengejar untuk boarding. Setelah diselidik ternyata pesawatnya dijadwalkan untuk berangkat pukul 6:35 pagi. Tante saya jadinya sibuk ngejelasin bahwa kita itu nggak salah, ada kekeliruan yang terjadi antara pesawat, travel, dan tiket. Tentunya dengan sedikit meninggikan suara biar kedengaran galak.
Denpasar-Surabaya |
Beliau menjelaskan sambil menyodorkan bukti satu-satunya yang kami punya, tiket. Bukti itu ternyata kuat. Jadilah kami dialihkan ke Surabaya, lalu dari sana kami akan terbang ke Makassar. Yang tadinya kami hanya akan terbang 55 menit, sekarang jadinya tambah 39 menit, Bali-Surabaya, dan 1jam lebih dari Surabaya-Makassar. Hanya kami setuju saja soalnya lebih cepat pulang lebih baik, toh kami tidak perlu mengganti apa-apa.
Lalu, tante saya mulai mengangkat topik kelebihan-berat-bagasi dengan hati-hati. Sekarang dengan suara yang lebih lembut dan sedikit memelas, beliau mengatakan bahwa kami kelebihan berat bagasi karena anaknya (read: saya) baru pulang dari luar negeri. Ibunya yang datang menjemput juga lagi sakit... bla bla bla...
Alhasil, petugasnya melakukan 'negosiasi' dengan atasannya di ruangan tertutup dan begitu keluar, dia membawa berita baik... :)
Surabaya-Ujung Pandang (Makassar) |
"Oke bu, kasih masuk aja, untuk kali ini kami loloskan" kira-kira begitu yang ia katakan sambil tersenyum bukan merungut...
Jadinya, doa ibu saya itu dicincang dikit dulu, diulek-ulek dikit, diputar sampai ke Surabaya untuk akhirnya terkabulkan... hahaha...
Ini tentunya hanya sebuah contoh kecil. Doa jangka pendek. Coba kita ingat-ingat lagi jalan yang kita lalui. Apakah jalan itu membawa kita ke doa-doa kita yang duluuuuuuuu kita pernah panjatkan? Saya masih punya banyak contoh lain, yang sayangnya masih dalam proses, jadinya belum bisa saya bagikan. hehehe...
Satu lagi deh.
Hanya sekedar update. Mudah-mudahan ini menjadi sebuah jalan pembuka untuk mimpi saya :)
Ini tentunya sudah diedit oleh redaksi untuk menyamakan dengan konten majalah. Terbit Oktober 2011...
Semoga tidak berhenti sampai di sini...
Terima kasih dukungannya semuanyaaaa :)
Dan semoga saya tahan banting dalam Life Processor mimpi saya yang satu ini :)
CVB
No comments:
Post a Comment