Salahkah aku mengatakan bahwa aku jatuh cinta kepada kehidupan? Tak usah yang dimulai dari aku lahir. Hanya dari 12 bulan di tahun 2014 kemarin saja. Aku ingin mengatakan aku jatuh cinta pada setiap hal yang telah aku lewati. Layaknya jatuh cinta kepada seseorang, tak hanya yang manis-manis saja, tapi yang pahit-pahitnya pun ada. Tahun 2014 bukan sebuah tahun yang mudah. Tahun 2014 itu tahun yang penuh kesibukan. Banyak orang yang datang pergi sambil memberi kesan seadanya atau dalam. Ada kejadian yang membuat tangis karena bahagia. Ada kejadian yang membuat tertawa getir. Ah, aku jatuh cinta pada semuanya itu.
Mungkin kau masih belum pahami, mengapa aku jatuh cinta pada tahun 2014. Tahun itu tahun biasa. Bukan milenium. Menawarkan juga banyak kejadian seperti tahun-tahun sebelumnya, tapi menariknya, aku lebih siap untuk menikmati segala prosesnya. Mungkin bukan sepenuhnya siap, melainkan sadar.
Januari, titik awal. Aku awali tahun 2014 dengan hampir tiap minggu bolak balik Surabaya - Makassar. Dimulai dengan minggu terakhir bulan Januari untuk memperingati 1 tahunnya meninggalnya mambo agogo. Lalu disusul dengan tahun baru imlek. Dan seminggu kemudian, di awal bulan Februari, aku balik lagi untuk merayakan perayaan besar-besaran keluarga Budhi. Om pastorku merayakan 25 tahun Imamat, kami merayakan ulang tahun opa yang ke 92 tahun di tanggal 30 Januari, sekaligus ulang tahun pernikahan opa-oma dari papo yang ke 65 tahun. Semua kejadian itu dirayakan bertepatan dengan ulang tahun papo, tanggal 6 Februari. Jadilah, aku tiba hanya untuk misa, dan besok subuh, sudah kembali ke Surabaya untuk ke kantor.
Tanggal 14 Februari, aku mengalami Valentine kelabu akibat meletusnya gunung Kelud. Terjebak di Juanda selama 8 jam, lalu aku menempuh jalan darat dari Surabaya menuju Bali.. Aku menamakannya Petualangan Batman. Tanpa debu gunung Kelud, aku tak mungkin akan menempuh jalan darat menuju Bali. Ditambah, begitu tiba langsung kami terbang ke Makassar menggunakan pesawat untuk pameran. Gara-gara gunung Kelud juga aku akhirnya ngantor di Bali.
Maret mempunyai cerita lain. April dan Mei pun begitu. Mereka membiarkan aku merana. Membiarkan aku berperang dengan diriku sendiri. Membiarkan keraguan datang berkunjung. Aku merasa kecil. Merasa tak mampu. Ada yang salah, dan perlu diperbaiki. 2 bulan ini membiarkan aku berjuang untuk menemukan kepingan yang hilang. Bulan Maret juga, aku memutuskan untuk mengikuti #100happydays. Tanpa berharap output apa-apa. #100happydays, adalah hash tag untuk mencari satu hal yang membuatmu bahagia hari itu. Pada akhirnya, it really helped. I was taught to appreciate more.
Juni, aku kembali mengalami pengalaman luar biasa. Petualangan Batman episode 2. Aku pergi ke Malaysia untuk mengikuti agent conference, dan aku langsung terpukau dengan apa yang aku alami di sana. Bak agen 007, menunggu tiap clue untuk tindakan yang berikutnya-dan berikutnya. It was all about last minute. Surprisingly, aku amat sangat menikmatinya.
Juli, aku dibiarkan untuk berkontemplasi. Saat liburan lebaran, entah rahmat apa yang datang, aku seperti terilhami. Kepingan yang hilang itu muncul begitu saja. Jawabannya sederhana.
Feel good about yourself.
Feel good about myself.
Kepingan yang hilang?
Self esteem.
Apparently, I have lost interest in myself. I forgot about what's good about me. I was too overconfident without knowing what I faced. Thus, I was failed. And therefore, I was lost.
Sesederhana itu. Kepercayaan diriku muncul tanpa aku benar-benar sadari. Karena, bulan Agustus, September, dan Oktober adalah bulan-bulan yang benar-benar gila. Aku bahkan tak ada waktu untuk menikmati hari Minggu. Ada event A di kota B, ada school expo di kota C, ada event D di hotel E, dan seterusnya. Hampir setiap Sabtu, aku tidak berada di kantor. Entah karena ke luar kota atau mengambil rehat sebentar. Di bulan November, baru aku benar-benar bisa duduk manis di kantor.
Mengenai cerita Desember?
Aku biarkan diriku berkontemplasi. Mengingat-ingat apa yang sudah lewat. Akhirnya, aku tahu bahwa aku telah melepaskan masa lalu. Desember memang bulan yang tepat untuk menoleh sebentar ke belakang sambil meingat-ingat apa yang kita lalui. Kemudian, memandang ke depan untuk mengira-ngira seperti apa nanti di masa depan.
Pada akhirnya kita berhadapan dengan momentum. Setiap momen itu autentik. Tiap kejadian ada ceritanya sendiri. Perayaan besar maupun kejadian-kejadian kebetulan.
Lalu, lucu.
Aku awali tahun 2015 dengan rasa takut. Entah apa yang aku takuti. Namun, sepertinya, akan ada banyak perubahan. Akan ada lagi pertemuan. Akan ada lagi perpisahan. Akan ada lagi tangis, akan ada lagi tawa. Kejadiannya seperti apa? Aku belum bisa tahu. Satu yang aku pahami, kadang rasa takut itu baik. Perlu. Sebagai pelecut untuk menjadi lebih baik.
Terlepas dari rasa takut ini, aku benar-benar jatuh cinta pada kehidupan. Terlalu banyak hal menarik yang terjadi. Setiap kejadian pun memberikan 'rasa' yang berbeda.
Satu pesanku untuk diriku sendiri. Apapun yang terjadi di tahun 2015, rasakan setiap sensasinya. Apapun itu, menarik adanya. Efektif tergantung cepatnya kita beradaptasi.
Terima kasih 2014, kau telah membuatku jatuh cinta.
Hai 2015, aku sudah siap untuk jatuh cinta lagi ...
Dan untuk Indonesiaku. Tahun 2014, kita sudah punya presiden baru. Banyak hal positif yang terjadi di pemerintahan. Hal yang positif begini biasanya menarik hal yang negatif pula. Semoga kita semua bisa berdoa agar Tuhan melindungi dan memberkati negeri kita ino. Sejelek-jeleknya negeri ini, Indonesia adalah tempat kita meniti cerita.
Salam
No comments:
Post a Comment