Di sini aku mengetik hanya sekedar mengingatkan diri bahwa "kerja telah tiba." Bukan lagi "libur telah tiba." Nadaku mungkin terdengar sedikit merana, tapi anehnya aku tak sabar kembali ke rutinitas.
Lucunya, ada sedikit rasa takut yang entah karena apa. Di sisi lain aku rindu rutinitas hidup sendiri di perantauan. Makan packed kimchi, merebus kentang atau menggoreng tahu. Tak sedikit berexperimen di dapur, atau menjelajah gerai makanan di luar. Aku pun ingin kembali berada di meja kerjaku dan menunggu kejutan-kejutan yang akan hadir mewarnai hari-hari di tahun yang baru. Mulai belajar lagi. Menerka-nerka. Berharap-harap cemas. Menelan bulat-bulat kekesalan dan tersenyum ketika ada customer yang datang menyenangkan hati.
Aku tidak mau ambil pusing lagi. Aku memang pemegang remote controlku. Tapi, terkadang aku ingin tidak memencet tombol apapun dan membiarkan segalanya mengalir apa adanya.
Biarkan aku dengan prioritas baruku menulai petualangan di 2015 dengan berdoa...
Ketikan pertama di tahun 2015 ini menjadi wujud doa bahwa aku berserah. Manusia boleh berharap tetapi Yang Maha Kuasa yang menentukan. Tapi, perlu diingat juga bahwa manusia boleh berdoa dan biarkan Yang Maha Kuasa menjawabnya di saatNya yang tepat.
Aku bertanya-tanya saat ini. Seperti apakah skenario di tahun 2015?
Aku benar-benar tak sabar...
Selamat Tahun Baru ☺
NEXT: menilik 2014
No comments:
Post a Comment