Friday, March 28, 2014

Many the Miles

How far do I have to go to get to you... Many the miles...
Many the miles...
How far do I have to go to get to you....
Many the miles...
Many the miles...

"Many the Miles" Sara Bareilles

Sparks...
Chemistry...
Connection...
Everything needs for a couple to go steady are here. Hence those, one thing that is hard to unite two people...
Distance...

Here and there...
Apart from continents aint easy...

Communication can be done by satelites, but now I wonder "if a touch can be visible in wire as well" then...
There wont be a hesitation...

Still...

That 'distance' left... a 'distant'

CVB

Tuesday, March 18, 2014

My Favorite Things - Harmony Project (Meja) sebuah prolog

Dimulai dengan dentuman cepat namun lembut dari drum ditabuh Danendra...
Dentingan piano Gadis masuk secara lembut, lincah, dan ringan...
Dilengkapi dengan tarikan contra bass dari Ferry, membangun sebuah suasana big finale untuk lagu terakhir mereka.
Arwan yang memimpin melodi dengan saxophonenya untuk lagu mereka malam ini. Sebuah lagu dari film "The Sound of Music", My Favorite Things, lagu favoritku juga.

Raindrops on roses and whiskers on kittens
Bright copper kettles and warm woolen mittens
Brown paper packages tied up with strings
These are a few of my favorite things

Nama mereka Meja, bisa kau katakan bahwa mereka adalah mini orchestra, atau band, atau sebuah kata benda yang menggambarkan bahwa mereka ber-4 adalah sebuah kesatuan.Tak pernah aku melihat mereka tidak dengan satu dan yang lain. Baik ketika mereka sedang tampil maupun tidak. Mereka seperti meja, yang tanpa satu kaki, bukan meja namanya. Meja mempunyai empat kaki. 

Cream colored ponies and crisp apple streudels
Doorbells and sleigh bells and snitchel with noodles
Wild geese that fly with the moon on their wings
These are a few on my favorite things

Malam ini, seperti biasa Kefas penuh dengan orang-orang ibu kota dengan ceritanya masing-masing. Ada yang bertemu teman lama seperti di meja nomor 3. Ada yang sedang berkencan seperti di meja nomor 12. Ada yang sekedar bertemu, ada juga yang sendirian melepas penat seperti orang-orang yang duduk di sekitar bar. Di balik wajah-wajah yang tampil, menyimpan cerita masing-masing. Misalnya saja, lelaki yang duduk bersama seorang wanita di meja nomor 5. Mereka bukan pasangan, tetapi, si laki-laki hanya terbuka dengan si wanita bahkan lebih terbuka daripada istrinya. Di sana, di dekat bar, meja nomor 11, terdapat sekelompok wanita dan pria. Mereka tertawa-tawa sekarang, tetapi wanita dengan baju putih dan rok pink pucat itu adalah wanita simpanan. Wanita di sampingnya sebentar lagi akan cerai dengan suaminya. Dan lelaki yang paling ujung, yang terlihat begitu tampan, terlihat seperti penakluk wanita, tidak mampu memiliki satu wanita yang benar-benar dicintainya. Semua orang punya cerita. Bahkan ke empat personil Meja juga mempunyai cerita masing-masing yang tidak akan diceritakan di sini. Tetapi, ketahuilah, Danendra yang dengan gagahnya menabuh drum adalah Rama di dalam cerita Ramayana, namun ia adalah Rama yang terluka. Arwan sang penyair, hanya akan terus bersyair tentang cinta. Ferry dan Gadis yang terlihat begitu sempurna juga mempunyai cerita yang banyak orang tidak ketahui.

Aku hanya bisa mengamati dari atas. 
Mengamati adalah salah satu kesukaanku "Favorite things"
Karena memang aku hanya bisa mengamati. 

Girls in white dresses with blue satin sashes
Snowflakes that stay on my nose and eyelashes
Silver white winters that melt into spring
These are a few of my favorite things

Kali ini Gadis yang mengambil alih melodi dengan sedikit sentuhan jazz, Arwan hanya mengikutinya. Tabuhan Danendra membuatku bergetar sedikit, dan jentikan senar Ferry membuatku merinding. 

When the dogs bite
When the bee stings
When I'm feeling sad
I simply remember my favorite things
and then I don't feel so bad

Secara unison, piano dan saxophone menutup lagu terakhir malam ini.
Semua orang bertepuk tangan.
Wajahku berpendar-pendar bahagia.
Aku selalu senang jika Meja tampil di kafe ini. 
Aku selalu memberikan yang terbaik, sebagai lampu sorot panggung.
Dan, sebentar lagi aku akan dipadamkan.
Tidur dalam waktu yang lama.
Hanya mengamati dari atas.
Hanya menikmati tanpa membuat orang lain marah atau sedih. 
Aku hanyalah lampu yang tanpa banyak bicara telah membuat orang "melihat"



CVB

Sunday, March 9, 2014

Endonesa

Ada yg bilang aku sudah ke barat-baratan tapi toh aku sangat menikmati film Indonesia (tertentu), buku-buku sastra Indonesia, dan penyanyi-penyanyi Indonesia. Memang aku tidak langsung menyukainya. Dulunya aku anti lagu-lagu Indonesia tetapi semuanya karena aku ketemu "momennya."
Dulu, aku hanya mendengar lagu-lagu barat seperti remaja kebanyakan. Tetapi satu malam itu merubah semuanya. Waktu itu aku masih SMP, mama membawaku ke KKR dan guess what! Bintang tamunya adalah Edo Kondologit, Andre Hehanusa, Rio Febrian, dan Glenn Fredly!! Dan malam itu aku merasa lain. Merasa bodoh. Merasa dibuka telinganya. Suara mereka ber empat mengundang aku ke dunia musik Indonesia. Sejak itu aku mengoleksi album-album mereka dan jatuh cinta sama penyanyi2 Indonesia lainnya.
Pertemuan pertamaku dengan Filn Indonesia dialawali dengan filn Arisan! Di tahun 2001. Periode itu adalah periode film-film Indonesia yang masih dibuat berdasarkan asas2 film. Hahaha bukan hanya karena selera pasar. Sebut saja, Perempuan Punya Cerita, Catatan Akhir Sekolah, Get Married, Kawin Kontrak, Mengejar Matahari. Semuanya masih dibuat berdasarkan cinta akan film itu sendiri bukan untuk laku. Dan kesukaanku akan sastra-sastra Indonesia mungkin bisa dibilang ketika mulai mengenal Clara Ng melalui Metro Pop dan benar-benar menikmatinya ketika membaca buku-buku Dewi Lestari..
Semenjak menimba ilmu di negeri orang kecintaanku akan Indonesia makin menggila. Memang dari awal sudah suka lagu-lagu daerah, tetapi di sana aku belajar main lagu dangdut, belajar main angklung, dan belajar tari saman. Hahaha...
Mungkin karena momen-momen ini aku lebih "Indonesia."
Lalu... aku masih disebut sebagai the American girl. Either way... aku nggak keberatan orang mau melabeliku apa. Karena ketika aku ditanya, aku akan menjawab "aku orang Indonesia" titik... cukupkah itu?
Cukuplah...


CVB

Thursday, March 6, 2014

Surat kepada mereka yang sedang ragu akan iman kepercayaannya...

Kepada mereka yang sedang ragu akan iman (Katolik) nya...

Hai teman,
Aku menulis ini bukan untuk menggurui atau menyalahkanmu. Aku menulis ini untuk berbagi cerita. Aku tidak mengatakan bahwa Katolik yang paling benar, semua orang apapun agamanya bisa merasakan apa yang aku rasakan ketika mengetahui ada salah satu saudaranya yang ingin merubah agamanya. Ketahuilah bahwa agamamu adalah pilihan hatimu. Berbicara tentang imanmu bukan hak ku... aku hanya sedih mengetahui kamu sedang ragu2 terhadap imanmu...

Teman, aku cuma ingin berbagi cerita...
Katolik itu seperti sastra. Katolik menelaah teks Kitab suci, mencampurnya dengan fakta, meraciknya dalam doa, dan berjalan bersama zaman. Kadang terlihat mengada-ada atau melenceng dari kitab suci. Kadang terlihat seperti menyembah berhala. Itu karena mereka hanya melihat... tidak mengetahui...Tapi, Katolik tidak diciptakan semata-mata dari imajinasi. Namun dari interpretasi yang mendalam.

Katolik nemahami seperti apa manusia itu. Mengetahui kebutuhannya dan tidak memaksakan sesuatu yang melewati batas kemanusiaan. Katolik tidak memisahkan orang hidup dan mati karena kita adalah Gereja; perkumpulan umat Allah yang beriman. Baik hidup dan mati. Katolik tidak ingin menghilangkan budaya ataupun identitas seseorang karena itu adalah anugrah Tuhan...

Pengakuan dosa...
Api penyucian...
Bunda Maria...
Orang kudus ...
Tritunggal Mahakudus...
Konsekrasi...
Adalah keindahan yang mungkin susah dimengerti olehmu atau org lain...

Mungkin homili pastor membuatmu mengantuk... mungkin misa membuatmu bosan... namun ketahuilah... Katolik lebih daripada itu...

Dan ya... Gereja Katolik juga mempunyai sejarah gelap. Namun, dengan iman, Katolik bertumbuh. Dalam doa, Katolik berjalan.

Teman, apapun pilihanmu... aku hanya berharap... kamu diberi kesempatan untuk menikmati misa seperti yang kurasakan. Terharu ketika doksologi didoakan. Tersentuh dengan sakramen pembabtisan, pernikahan, imamat, maupun minyak suci...dan akan selalu ditenangkan dengan rosario.

Mungkin kamu merasa ragu karena kamu belum "mengenal" Katolik secara utuh... dan aku berdoa kamu diberi kesempatan. Kalaupun kamu tetap memutuskan untuk memilih agama lain... aku tidak akan menyalahkanmu. Tidak ada yang salah denganmu. Tidak ada yang salah pula dengan Katolik. Karena mungkin saja... waktu dan ruang belum setuju mempertemukanmu dengan keindahan dan kedalaman Katolik.
Aku bahkan tidak mau kamu bertahan di Katolik hanya karena memikirkan keluargamu ataupun tradisimu. Karena iman tidak diukur oleh itu.
Namun aku berdoa... kamu diberi kesempatan untuk menikmati semua keindahan yang aku rasakan sebelum kamu memutuskan pilihan terhadap agamamu...

Teman, semoga kamu juga berdoa dalam hening biar Tuhan bisa membisikkan kepadamu, jalan mana yang harus kamu ambil :)
Karena tetap saja... Tuhan itu satu...
Agama hanyalah jalan penuntun untuk kamu mengenalNya... dan lebih dekat denganNya... jika ia berkata bahwa kamu bisa lebih mengenalNya dari agama lain maka kehendakNyalah yang terjadi...

Semoga... kamu dibebaskan dari keragu-raguan sesegera mungkin...
Dan kepadamu juga yang sedang ragu akan imanmu, apapun agamamu. Aku berdoa semoga kamu juga diberi kesempatan untuk bisa menikmati dan merasa nyaman dengan agamamu... dan yang paling penting bisa lebih dekat denganNya

Tuhan memberkati dan menyayangimu...

CVB

Sunday, March 2, 2014

Isi Kepala di Bulan Ke-3

Pernah kau berpikir bahwa tangan orang yg sekarang kau genggam... akan selamanya pergi? Dan hanya akan kau ingat dari bulir-bulir memori di otakmu?
Pernah kau berpikir bahwa suara orang yang kau dengar sekarang ... hanya akan terdengar dari penggalan rekaman atau video yang kau buat saat iseng?
Pernah kau berpikir bahwa suatu saat... orang yang kau kasihi akan pergi meninggalkan kamu bersama yang namanya maut? Sehingga kau hanya mengingatnya dari benda, ingatan, dan cinta...
Takdir...
Bertemu
Dipersatukan...
Lalu berpisah...

Tahun ini baru berjalan 3 bulan, dan di mana-mana kau dengar pernikahan, kelahiran, dan kematian...

Sebuah roda yang berjalan cepat tanpa permisi...
Kau hanya bisa diam dan ikut bergerak atau diam dan hanya diam sampai tersakiti.

Sebuah ide pernah aku pikirkan ketika SMP, "perubahan... adalah hidup. Tanpa perubahan, maka tak ada hidup."

Kita yang masih hidup sekarang aeperti berada sebuah permainan. Dimana untuk naik ke level berikutnya, kita harus merubah sesuatu, menambah kekuatan tertentu dan meninggalkan sesuatu... begitu terus entah sampai kapan...

Pada dasarnya tidak ada yang tetap...

Namun, ada satu yang pasti...
Orang bisa berbahagia ketika dia sendiri memilih untuk berbahagia...

Bagaimanakah caranya?
Hanya kamu...
Dan hanya kamu yang tahu....
Karena tombol kebahagiaan itu ada di situ.
Di tanganmu.
Tidak pernah ke mana...

CVB

Thursday, February 27, 2014

Kalau Tidak...

Aku nggak pernah bermimpi bahwa hidup aku bisa jadi begini berwarna. Dalam 9 hari, kanvas kehidupan seorang Chendani dipenuhi warna-warna yang perlahan menjadi sebuah rangkaian yang nggak lagi abstrak.
Pernah aku cerita soal Valentine kelabu?
Semuanya berawal dari situ.
Tanggal 14 Februari 2014!
Tidur 2 jam, terjebak di Juanda 8 jam, dan berakhir di atas mobil selama 12 jam. Semuanya terjadi pada hari penuh kasih sayang itu. Setelah kami meninggalkan Juanda, kami semua menuju kantor. Begitu tiba, sebuah kejutan baru menanti. Aku, marketing manager dan seorang supir akan menempuh jalan darat dari Surabaya menuju Bali untuk penerbangan pagi ke Makassar bersama staf dari Bali. Tidak ada waktu untuk berpikir selain berkata ya. Alhasil, aku menyusuri Bondowoso, pusat PLTU (terindah), dan Gilimanuk. Naik Ferry selama 40 menit tepat tengah malam. Hanya ditemani biskuit marie regal dan beberapa martabak telur.Kami bertahan sampai pagi. Perjalanan itu tidak buruk. Supir kantor yang menerima mandat istimewa ini memang belum pernah nyetir hingga Bali, tapi kemampuannya sungguh tidak bisa diingkar. Aku terkenal sebagai orang mabuk jalan, bisa tidur nyenyak dan tiba di Bali tanpa merasa mual :). Terima kasih pak Yono.
Kami tiba di Makassar, cuma ada waktu 1 jam untuk mandi sebelum fair dimulai. Kalang kabut. Seluruh rencana berubah total. Crew yang datang ke Makassar juga hampir berubah setengahnya. Kami mendapatkan bala bantuan dari pihak Jakarta, dan anak-anak Surabaya dikabarkan tetap tinggal di Surabaya dan tidak akan ikut fair di Makassar. Sebaliknya, aku akhirnya tidak ikut fair di Surabaya. Padahal, rencana awal, Sabtu itu juga tanggal 15 Feb, seusai fair di Makassar, kami semua akan berangkat ke Surabaya untuk fair hari Minggu esoknya. Namun karena Kelud masih menyemburkan abu, Juanda pun ditutup, dan kami dialihkan ke BALI! Selain itu, bisa dibayangkan kalau hari itu jg aku ke Surabaya bisa-bisa colapse. Bahkan hari Minggu sebelum ke Bali, kesehatanku ngedrop hingga hampir titik nol. Aku masih menyupir jadi tour guide buat teman2 di makassar. Sampai di mall, muntah.Cari baju, muntah. Bayar baju, muntah. Untungnya sudah ketemu mama dokter tepat sebelum pergi ke Bali. Langsung dikasih anti biotik. Kesehatanpun diamankan sejenak.
Sekali lagi, aku nggak pernah bermimpi bisa ngantor di kantor cabang lain. Dan itu terjadi sehari sebelum Fair di Bali. Aku secara resmi menjadi staff sehari di Bali.Tidak buruk :) Merasakan suasana baru. Mendengarkan cerita baru. Menghadapi orang baru.

Malamnya, aku dijemput GINA my cousin forever. Sungguh, keluarga itu adalah orang nomor 1 yang mengerti aku seutuhnya. Gina adalah teman dari bayi. Kami berantem, tertawa, nyanyi, dan main bareng. Thank you dek for understanding this cece :)
And then Bali Fair.
Selanjutnya, sesuai jadwal, kami ke Bandung. Lagi-lagi mendengarkan cerita anak Bandung. Menikmati tiap sisi kota Bandung. Aku mendaulat Bandung adalah kota favoritku setelah Yogya. Bangunan kolonial ada di mana2. Serasa berada di downtown stm Paul :). Lalu setelah Bandung fair kami ke Jakarta naik BUS.

Tinggal Kereta api aja belum hahaha. 

Akhirnya 3 hari fair berturut-turut di Jakarta sebelum akhirnya balik ke realitas. 

Tiap kantor mempunyai warnanya sendiri. Bali dengan kemandiriannya. Terseok-seok bertahan. Bandung dengan fun dan efisiensinya.Anak Jakarta dengan banjirnya. Anak-anak Surabaya juga berbagi cerita. Setiap kota punya cerita.
Setiap orang punya cerita. Bukan cuma aku.
Ceritaku mungkin terdengar seperti petualangan menyenangkan.Namun cerita ini mengajarkan aku tentang hukum "kalau tidak..."
Kalau Kelud tidak meletus, aku tidak akan menikmati perjalanan dari Surabaya ke Bali. Walaupun lelah, tapi pemandangannya indah, walaupun saat itu sudah gelap. Apalagi di pusat PLTU milik Tommy Soeharto. Luar biasa indahnya terutama pada saat malam. Pada saat lampu dinyalakan.
Kalau Juanda tidak ditutup, aku tidak akan merasakan ngantor di Bali. Sudah lama, aku berpikir, menerka-nerka, bagaimana rasanya ngantor di tempat lain. Aku juga mendengar cerita perjuangan anak-anak Bali. Lebih mengerti tentang situasi yang mereka sebenarnya hadapi. Empati. Dan merasa lebih dekat dengan mereka.
Kalau aku memutuskan untuk selalu diam, aku tidak akan mengenal masalah yang sedang aku hadapin.  Pada akhirnya perjalanan ke luar kota ini, membuat aku cerita dan sedikit tambah dekat dengan teman-teman kantor.
Terus terang, 2 bulan ini aku merasa 'hilang'
Lupa bagaimana caranya bekerja.
Entah karena apa.
Krisis 6 bulan mungkin. Apapun itu, perjalanan 9 hari itu telah secara ajaib mencharge lagi dengan segala energi positif. Walaupun menguras abis kekuatan fisik, aku merasa "lebih sehat"
Hahahaha...
Apapun bencana yang ada... memang pada akhirnya masih membawa dampak positif.
Akhir kata...
terima kasih gunung Kelud. Karena kamu, aku akhirnya mengalami petualangan "BATMAN"
Naik mobil, ferry, bus, dan pesawat. Bertemu, berpisah, tertawa, dan menangis.

NEXT: Mix and Match pas saat Fair, karena semua baju untuk event ada di Surabaya. lalalala

Next adventure. Going to Jakarta in the morning. Going back to Surabaya at night... Jagoan Batman

Picts:
Alone on ferry, nighttime from ferry, When in Makassar after event, Bali office, Bali crew, Cousin forever, Bali event, Grace, Jakarta event, me current writing this at McD

   
CVB

Thursday, February 20, 2014

Surat Cinta Bulan Februari

Awan sedang berkumpul membuat segalanya menjadi redup.
Dingin dan kering. Beginilah hari-hari musim dingin. Padahal sudah masuk bulan Februari. Sekiranya kau masih di sini, aku tidak perlu mengutuki hariku karena aku tahu, aku akan bertemu kamu.
Kamu dengan ceritamu yang membuatku merasakan sedih yang sama
Kamu dengan ceritamu yang membuatku bangga akan dirimu...
Kamu dengan segalanya tentangmu.

Orang berkata aku sedang jatuh cinta
Tapi, aku menjawab bahwa... "aku jatuh"
Karena sekali lagi... aku mendapati ruangan itu akan kutempati sendiri.
Kamu hanya seperti bayang-bayang yang dibawa pergi bersama redupnya matahari. Datang sebentar lalu menghilang...

Aku hanya ingin tanganmu menggenggam tanganku tanpa ragu
Aku hanya ingin pelukanmu, tak ada obat yang lebih ampuh daripada rengkuhanmu saat aku merasa dunia sudah terlalu dingin
Aku hanya ingin mendengar ceritamu...

Dan...
Tentu saja... aku hanya menanti dalam mimpi hingga matahari baru datang...
Berharap bahwa saat ini bayanganmu akan selalu di sana tak beranjak bersama letak matahari.

Berharap bahwa bayangan itu datang bersama dengan derap langkahmu yang berat...

drap ...

drap ...

drap...

drap...