Pengalaman baru datang lagi. Pertama kalinya aku berada di sebuah situasi di mana aku berada di bandara lebih dari 7 jam tanpa kejelasan.
Alam menunjukkan kuasanya.
Gunung Kelud yang terletak di antara Blitar dan Kediri meletus semalam. Surabaya kena dampak hujan vulkanik. Dan aku beserta ke empat teman kerja terkatung-katung di Juanda menanti nasib.
Valentine yang seharusnya pink malah menjadi kelabu. Matahari pun enggan muncul di hari penuh debu ini. Kelabu. Di mana-mana abu. Hatiku pun sesak karena kecewa bertubi-tubi. Begitulah manusia ketika sebuah ekspektasi sudah dibangun, dia akan menjadi seperti gelembung sabun warna warni yang indah. Dan ternyata gelembung itu pecah, ekspektasi itu meretas menyatu dengan udara tanpa ada tanda-tanda bahwa dia pernah ada. Gelap...
Tapi, di sini kita berkata tentang alam yang terlalu besar untuk tangan kita.
Hati manusia boleh kecewa tetapi alam sudah lama kecewa dengan manusia. Dan dia hanya bekerja sebagaimana semestinya. Gunung vulkanik ditakdirkan untuk meletus. Entah untuk menghancurkan atau membersihkan dan menciptakan keadaan baru. Semua itu tergantung dari mana kita melihatnya.
Ada saat-saat di mana tangan manusia menjadi terlalu kecil.
Ada saat-saat di mana ketidak berdayaan adalah salah satu kata sifat untuk manusia secara mutlak.
Kembali lagi "manusia boleh berencana tetapi Tuhan yang pegang kendali"
Thursday, February 13, 2014
Valentine Kelabu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Hampir semua blog menceritakan gunung kelud yang meletuskan abu. Simak lebih dalam
ReplyDelete