Sunday, June 16, 2013

Cuap-cuap A.B.G


Yooow kenalin!! Nama gue adalah G.A.double S - ing. Yea baby... Gassing alias KUAT dalam bahasa Makassar. Gue adalah A.B.G yaitu anjing baru gede. Per-anjingan gue nggak bisa dibilang terlalu tinggi, bukan jenis kecil yang pasti, dan tentu aja gue ganteng setengah mati. Hehehehe... oke gue narsis. Tapi, itu bukan karena tak berdasarkan alasan tepat. Gue selalu jadi primadona di mana-mana. SOALNYA OH SOALNYA, bahan perbandingan gue adalah Mas Echong, ya tentu aja gue pamornya lebih tinggi. hehehehehhe. Warna bulu gue juga nggak kalah cakep. Warna gue ibarat kopi susu. Coklat muda dibelah dengan putih susu. MANTAAAPPPP!

Mas Echong itu sebenarnya nggak jelek2 amat loh. Ganteng juga menurut tolak ukur kegantengan anjing...
Bulunya loreng-loreng, di bagian leher dalam hingga perut berwarna putih bersih. Mukanya perpaduan coklat hitam dan putih. Manis sekali. Bulunya panjang dan ikal. Wah, para betina kalau lihat pasti langsung gelepar-gelepar hahaha. Tapi, sayang akibat abusive puppyhood beliau menjadi anjing yang galak dan kurang bersahabat untuk orang-orang maupun anjing-anjing baru.
Nah, karena gue lebih ramah and SKSD, jadinya gue lebih difavoritin dibandingin Mas Echong. TAPI OH TAPI, perjalanan gue masih panjang untuk menjadi anjing nomor satu.
mas Echong siaga depan pintu

KARENA OH KARENA! Bosku yang cantik itu sudah punya bodyguard yang emang galak. Mas Echong! (siapa lagi?). Nah, mas Echong itu emang overprotective banget sama bosku yang cantik itu. Bayangkan! sampai bapak si bos aja mau diterjang dengan JAGO - jurus andalan gigi ompong (maklum mas Echong udah a.u.t alias anjing udah tua heheheh). Mas Echong nggak segan-segan untuk menggeram dan menggigit kalau dia "merasa" si bos terancam. Pokoknya... kalau udah ngeliat si mas udah naikin telinga, udah mulai "grr grrr grrr..." gue langsung masukin kepala ke bawah sofa, diam di tempat, atau langsung lari seribu derap.
Nah keseraman berikutnya adalah mas Echong itu anjing yang moody. Biasanya 10 menit yang lalu gue abis GGMan ama dia (Gigit-gigit mesra) ama Mas Echong. Eh 15 menit setelahnya, gue udah dapat "grrr...grrrr....grrrrr" itu tandanya gue bakal diaaaaaaaaaaam, nggak goyang semili pun, dengan mata melirik ke arah mas Echong, mencoba membaca gelombang emosinya - apakah gue udah bisa lari atau tetap di tempat alias aman. Ini terjadi kalau kita berdua berada di atas, dekat dengan si bos. Emang kalau dekat dengan si bos mas Echong bisa berubah... hiaaaaaat!!!!

Gue tumbuh besar bersama mas Echong, jadi nangkap "gelombang emosinya" lebih gampang sekarang. Gue biasanya berani-berani aja naik ke atas dengan mas Echong, dengan membaca emosinya dulu. Apakah gue bisa senang-senang aja naik ke atas, atau harus penuh kesiagaan tergantung dengan "gelombang emosi"nya mas Echong. Syukur kepada kodrat gue sebagai anjing, gue bisa merasakan gelombang elektromagnetik.

Tapi, emang dari kecil gue udah bisa mengambil hati si mas Echong. Mas Echong adalah anjing generasi ke-tiga. Generasi sebelumnya, adalah ayah si mas sendiri. Namanya kalau tidak salah Brani! Warnanya hitam loreng-loreng, kepalanya hitam pekat, dan bulunya juga panjang dan ikal. Nah mbah Brani ini gualaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak bangeeeeeeeeeeeeeeeeeet sama mas Echong. Jadinya, mas Echong yang lugu itu 100% mengalami abusive puppyhood. Sedih. Nah, setelah mas Brani hilang entah ke mana, mulailah kekuasaan berada di moncong mas Echong! Mas Echong waktu itu tinggal dengan banyak anjing lain yang semua juga menjadi korban mas Echong. Makanan dirampas. Kalau melawan, terkena gigitan. dan lain-lain. Gue cuma dengar2 serabutan. Anyway! salah satu korbannya TERNYATA oh TERNYATA adalah bapak gue sendiri!!! TORA.
bapak gue - Tora
Pada akhirnya, ayah saya itu dimutasikan ke Gudangnya si bos. Nah, ketemulah dengan ibu gue, maka lahirlah gue dengan 6 saudara gue lainnya. Gue dan saudara gue yang berwarna coklat replika ayah gue terkena nasib untuk kembali ke mantan majikan si ayah. Nama saudara gue itu Agang yang berarti teman dalam bahasa Makassar. Dari kami kecil, mas Echong nggak pernah terlalu ramah. Pertama kali kami datang, dia sudah menggeram kalau kami mendekat dalam radius 3 meter. Tapi, dasar masih anak anjing yang polos, kita selalu mencari "induk" kami. Pada akhirnya, 3 meter menjadi 2 meter menjadi semeter, dan akhirnya, kami bisa tidur deket-deket mas Echong. Tapi OH TAPI... Agang masih aja kena dampak. Mas Echong itu kadang suka kasih serangan tiba-tiba. Tapi, gue masa bodoh... Gue cuek. Gue ajak terus maiiiiin. Emang dasar gue iseng. hehehehe Gue suka gigit2 telinga mas Echong. Manis asam gimanaaaa gitu hahahaha. Akhirnya, gue bebas bisa main GGM dengan mas Echong.
Agang (almarhum)


Suatu pagi, gue nggak pernah lihat Agang lagi. Pada akhirnya gue tahu kalau dia menjadi korban tabrak lari ketika kami penasaran dengan keadaan jalanan. Sejak saat itu, gue nggak punya anjing lain lagi selain mas Echong! Malam demi malam perut mas Echong menjadi bantal gue. Mas Echong pada akhirnya menjadi anjing yang gue sayang. Dia menjadi 'bapak gue'. Ngajarin gue buang air di tanah. Ngajarin gue tanda-tanda si bos. Ngajarin gue menggonggong, howling saat dengar piano, dan juga naik turun tangga.
Bayangin tanpa mas Echong, mungkin kebinatangan gue nggak pernah berkembang secara maksimal.
Jadi, gue bahagia-bahagia aja tinggal dengan mas Echong asal gue tahu kapan gue harus bertindak hati-hati atau iseng.

Ada 2 hal yang benar-benar harus jeli menangkap ":gelombang emosi" si mas. Yang pertama, pas makan. Gue harus membiarkan beliau makan dulu, baru gue makan. Kadang, gue harus rela makanan gue juga dihabisi sama si Mas. UNTUNG oh UNTUNG masih ada omanya si bos yang suka ngasih gue makanan secaraaa exclusive... DIGARIS BAWAHI ya... secara exclusive. Karena, si oma 90 tahun itu cuma manggil "Sing... Gassing.... Gassing..." Langsung gue rela meninggalkan sona gue di loteng dan lari turun ke bawah dengan catatan gue mesti nunggu momen yang tepat untuk kembali ke atas.Mas Echong sih cuek bebek kalau udah pewe di atas. Mau makanan seenak apapun, dia lebih memilih deket-deket dengan si bos.
Hal kedua yang bikin gue harus menangkap gelombang emosi secara tepat adalah ketika kami naik ke loteng. Biasanya, semuanya akan baik-baik saja, ketika kami berdua naik secara bersama-sama. Tapi, mas Echong bakal marah kalau gue naik belakangan. Jadi, kalau gue turun untuk makan, kalau mau kembali lagi harus tunggu si bos atau bapaknya si bos. Nggak jarang gue kena jago. dulu. Asal gue jeli, dan rela mendahulukan mas Echong, gue bakal aman dan tetap di'sayang' oleh mas Echong
 Gue ngerti beliau adalah korban abused puppyhood. Gue beruntung karena gue dapatnya mas Echong, bukan si mbah Brani. Apalagi, ngambil hatinya mas Echong itu cukup gampang. Ngasih dia waktu exclusive ama si bos sebentar udah itu udah deh, kita berdua udah main GGM lagi.
Jadi, di rumah itu cuma ada dua spesies yang bisa mengambil hati mas Echong. Yang pertama, tentunya si bos. dan yang kedua dengan bangga gue bilang... ya gue... si ABG ganteng! Ingat yaaa ganteng nggak boleh lupa! ;p karena sebenernya si mas Echong itu anjing lucu yang gemesin... lembut hati pula...
mas Echong kalau lagi cute...
ama si bos




to be continued?
maybe... :)


NEXT on Strawbearies: 100% Indonesia, 100% Manusia


CVB & GG (Gassing Ganteng)

Friday, June 7, 2013

Jingga dan Kelabu


Hidup itu penuh warna...



Buat apa menyusahkan diri dengan memori yang membuatmu muram,
Padahal, ada begitu banyak menit yang terlewat dengan penuh canda dan tawa...


Biarkan kemuraman itu dicerna dalam lambung menjadi zat-zat yang berguna bagi hidupmu, tidak ada untungnya mengecap makanan yang tak enak lama-lama.  Sama seperti memori... tidak ada gunanya bergelantung dengan kemuraman lama-lama


Kemuraman ibarat kelabu...

Tidak ada yang salah dengan kelabu,
tetapi....

bukankah jingga lebih terlihat daripada kelabu?








NOTE: all the pictures are taken from my cousin-in-law's facebook...
NOTE II: I am a past oriented person... this period of time, I have been haunted by all the regrets... Happy memories were tinted by those guilty feelings. It's a good sign and a bad sign. Good when it motivates me to do better... bad when it keeps me in place, not moving anywhere...

If I want to move on, I am just looking more into "Jingga" then the "Kelabu"...


NEXT on SIVIBI: A.B.G
Wait for it ;)


CVB

Sunday, May 26, 2013

Amayzing May

Finally in 2013, I could say that this month I am feeling ALIVE!!! hahaha...

Hm... started out with back to the pool again! Yeah baby, swim regularly is back on schedule. Almost everyday excluding Wednesday and Saturday, me and papo and retty will go swimming. Not losing any weight yet, but at least feeling a bit freshened. However, there are some issues of swimming in Makassar.
1. All the swimming pool is outdoor so if you dont want to get too tanned, you must have to wait until nighttime - my swimming time is around 6.30 - 7 PM
2. The other thing about swimming pool is most of people who go there are not swimming. They are in the pool for hanging out. If you are unlucky, you get into a hotel swimming pool and think about doing 15 laps at least, you end up going home after 2 or 3 laps. Why? Because you have to swim zig zag, or you just bump into everybody. In another case, you are making the other peeps jealous since you are doing 5 laps non stop and they are only doing one-go and stop. Sometimes, they are dealing with phone (with the water proof casing of course) in the pool. OH MY!!! hahahahahahaha
Anyway, swimming helps me a lot!

Second thing about Amayzing May is - I watched a very cool drama that keeps me giggle everytime I watched it. Called What's Up - I've made a post in my MABOG (Majalah Blog, all about reviews). Watching each episode feels like watching a movie. Each episode was made with a handful of care. I even made a note of which episode that I really liked the most, which scene, and so on. I ended up making a journal about it hahahaha. I have never been hooked by a drama this much. Before I went to sleep, I would see a scene or in the end, I just wanted to re-watch it again.

Also, I found a book that answer my questions about country with a name - Stan,. Stan, Stan. Turkmenistan, Uzbekistan, Kyrgyzstan, Kazakhstan. Agustinus Wibowo's book - Garis Batas. It reminds me of my Anthropology's textbook or Asian-American History textbook. Full of Anthropological points hahaha and history of East Asia, a foreign land for most of us. I did not know how they look until I encountered a friend of Kazakhstan and a cute waiter from Kyrgyzstan in 2008. Since then, I always wanted to know more about those Stan Stan countries. Don't worry, I will write about it in MABOG as soon as I finish reading about it. I personally wish, it can be published in English, should have told Agustinus Wibowo to work with John McGlynn in Lontar Foundation

Third thing, I GOT MY SUPER (Belated) Birthday Present! It's SOEGIJA's DVD with a signature of Garin Nugroho, the director. Gosh kudos to Stella Pacis!!! hahahahahahaha




However, this month, my mood is still out of control. There were two days that I felt miserable again! I cried out of blue. I was suffocated till my heart wanted to explode. And I cried, alone! My father was out at that time. At night, I cried loudly without knowing the reason. and Today, I am feeling lazy. Lazy meeting people. So here I am writing a post.

Regardless those unfortunate feeling, I am still saying that May is AMAYZING ;) You dont know that nowadays, feeling extremely free of worried, or exciting are really rare for me? So 20 days of excitement minus 2 days of mellow-ing, I am still saying that that's an achievement. And Can't WAIT FOR JUNE!
Why?!
Numero Uno... I will not be a teacher anymore. I will have my getaway to pull myself and ready for a new adventure out of Makassar. (deep breath).
3 weeks for calming my self. Watching drama, movie, variety show. Writing blog, my Alex,Alex, dan Alex, writing articles, travel notes. Reading English books, improving my English. Embrace my past and at the same time....    my future. Thinking of it, make me realize that 2013 is really fast. 2012 did not let me to have a dream. early 2013 was too hard for me, and in this month of May (after 100th day of my mom) I start thinking about this again - dreams... goals...

When I decided to go home for good in 2011, I knew that I could be stuck. In 2012, I just realized that I did not have any goals; thus, I was nearly stuck - lazy. monotone. Therefore, goals are needed to keep me moving. Dont you think?

Kim Byun Gun ever said (one of the characters in What's Up, played by Jo Jung Seok), a dream is becoming real when you are not sitting down and daydreaming about it. Yes indeed.
So this is what I want to do.
1. August 2013; finish Alex, Alex, and Alex
2. September 2013; start working at ..... 
3. December 2013: upgrade my phone
4. March 2014; JAVA JAZZ FESTIVAL
5. October/November 2014; Korea trip!

Pray for me as I can reach those goals :) aaah just thinking about it, I can smile... that's the power of 'dream'
 



My father had put a lot of care in doing this. The only one in the world I may say, a woman he loved is accompanied by a stone turtle. A sign of immortality, fortune, and loyalty...






CVB

Thursday, May 2, 2013

Humble Mumble

There are three things that have no failure in making me cry...
1. Watching good choir or concert
These are my medicines. Especially when it talks about vocal division, accoustic, and choir. When I am sad, hearing this can make me healed.
So I was crying for good...


2. Family movies
These are my supplements... Whenever I watched this kind of movie, I am reminded. I am growing... Feeling the warmth again... Recharging in other words.
The Ultimate Gift

My Father - Daniel Henney


3. Remembering 2 people...
No surprise that whenever I am thinking about mambo, tears will tag along. No harm. It should happen that way shouldn't it.
Number two, surprisingly, it took me over a year. I cried whenever remember this person. Not that person is hurting me nor do we have a special relationship. Nothing was special. Only a good friend. I call this... Reminiscing tear.
Sadness, happiness, and other feelings are meeting together and melting in one point.

However... there was a time when I cried louder more than everything I have been trough. It took even longer than when I lost my mom...
It was when my phone accidentally erased the last thread of my mom's messages. It was like losing my mom again. It doubled the pain. Whenever I read those messages, I felt like my mom was talking again to me, but then... it's all gone... I dont know how to explain my feeling other than heart broken.
I cried out loud like losing another person. I think I cried for about 30-40 minutes.
Silly me...

Oh well... then my father (always succeeds) says to me that "There was no coincidence for things to be happened - everything happened because of a reason"
He added... "Maybe there's something happened on her (mom's) journey when you still read and reminisce your conversation"
It might be just a little way to calm me down.
However, I do believe that there is always a reason of something to be happened.
And... I try to let those precious messages be in my mind and my heart. Remembering as a love message.

I am sorry that this year's post is all about my lost.
I ask for your understanding that I am trying hardly to get over this...
Moving on step by step... by remembering, by telling stories, and by sharing my feeling...


 On May 3rd 2013, it's my mom's 100th day...
Can't help but still reminding my self...
"she's been released..."


CVB

Wednesday, March 27, 2013

#36 Jam

Ini sebuah misi. Bukan sekedar short getaway. Ini sebuah perjalanan yang tidak saya lakukan sendiri. Saya... di temani...

Tepatnya, di minggu terakhir bulan February, saya memutuskan untuk 'menyingkir' dari Makassar barang sebentar. Cukup weekend saja.Sebuah keputusan impulsive yang didukung dengan serangkaian pencarian tiket yang terjangkau, maka ditetapkanlah bahwa tanggal 15 Maret adalah waktu yang tepat untuk misi 'penyingkiran' itu. Bagi saya... saya berharap 15 Maret itu "besok."
Kejadian demi kejadian yang saya alami di tahun 2013 membawa saya pada satu titik jenuh yang sangat. Ada keinginan untuk menikmati suasana baru. Kebetulan, kawan terbaik saya dari Seattle sedang berkunjung ke Indonesia. Apalagi kakanda beliau Stella Pacis berada di lokasi yang letaknya cuma 57 MENIT dari Makassar menggunakan kapal terbang. Jadi, kami mencapai kesepakatan untuk bertemu di tempat kakandanya itu.Tidak ada kata mundur dan tidak ada kata nanti. Yang ada cuma kata MAJU!!
3 minggu...
2 minggu
1 minggu.
Saya terus menghitung hari, dan benar-benar tidak sabar untuk melakukan misi 'penyingkiran' itu. Hingga tinggal beberapa hari, saya sedang sibuk-sibuknya dengan pekerjaan di sekolah. Akhirnya, 2 hari sebelum berangkat pun, saya sudah mulai siap-siap. Padahal barang bawaan saya hanya untuk perjalanan 3 hari 2 malam, tepatnya 36 JAM. Tak lebih dan tak kurang. Namun, saya menyiapkannya dengan sepenuh hati.
Tempat tujuan saya ini tidak lain dan tidak bukan .... Bali, pulau dewata, sebuah bagian di Indonesia yang mempunyai warna tersendiri. Modern yet conservative. Tempat favorite mambo. Dan jujur, aku tidak begitu mengerti mengapa mambo begitu menyukai Bali. Bali seperti rumah kedua yang tak pernah benar-benar kusuka. Tiap kali liburan, pasti kami ke sana. Tetapi, aku selalu takut melihat patung-patung yang menjaga rumah-rumah Bali, bau kemenyan dan sesajen, dan segala cerita mistis tentang pulau Dewata itu. Semua itu tetap sama... hingga akhirnya... aku pikir bahwa aku sekarang mengerti mengapa mambo begitu menyukai Bali.
Bali... mempunyai trend sendiri yang disebut Baligenic (pertama kali dilontarkan oleh @DeeLestari dan kemudian saya tahu dari @saraleatunas). Jika di negara 4 musim mempunyai trend pakaian yang berbeda tiap musimnya, maka di Indonesia, ada trend berbeda di tiap tempatnya. Apalagi di Bali. Ada pakaian-pakaian yang hanya bisa dipakai di Bali. Sebagai seseorang yang cinta Bali, mambo saya ternyata menyimpan beberapa  koleksi (*banyak sih) yang sangat Baligenic. Dan aku dengan bangga memboyong semua itu... hehehe

Berjam-jam saya mencoba semua pakaian yang Baligenic itu hingga dengan teguh, saya memboyong hampir semuanya hahahaaha. Padahal cuma untuk 36 JAM saja.
Keesokan harinya, senyuim tak lepas dari wajah saya. Rasa senang ketika mencoba pakaian itu terpatri penuh. Heran. Hanya mencoba baju, rasanya sudah senang sekaliii...
DAAN akhirnya, kalendar menunjukkan tanggal 15!
Tidak tunggu lama-lama, aku langsung ngebut ke bandara.

Begitu tiba... langsung sudah di sambut dengan pelukaaan panjaaaaaaang dari kedua sahabat saya itu. Dan, sesuai dengan rencana yang sudah kami susun ketika kami memutuskan untuk melakukan misi ini, kami langsung menuju ke daerah Seminyak untuk mengulang ritual kami terdahulu - - - - makan Sushi!
Sewaktu kami di Seattle, ada sebuah tempat sushi yang cukup murah untuk makan Sushi. Lucunya, kami selalu bertemu dengaaan cowok-cowok ganteng saat makan di situ hehehehe. Suatu hari, kami sengaja duduk berlama-lama karena menangkap sebuah pemandangan indah yang dihadirkan oleh seorang waiter tinggi yang berwajah sedikit Asia. Nah, si Stella Pacis nekat untuk mengajak ngobrol si waiter ganteng. Maka terjadilah percakapan berikut.
Stella Pacis: "Are you Japanese?"
Waiter: " no" sambil menggeleng.
Stella Pacis: "Vietnamese?"
Waiter: masih menggeleng.
Stella Pacis: "Chinese?"
Waiter: menggeleng lebih keras
Stella Pacis: "KISMIS?"
Waiter: Ha? I am from Kyrgiztan
Stella Pacis: Ha?
Waiter: Kyrgiztan
Kami Bertiga: HA!???
Waiter membalik bill kami dan mengambil kertas...
Kenangan itu hidup begitu saja di tempat yang berbeda dengan orang-orang yang sama. Tempat yang kami tempati bernama Ryoshi, terletak di daerah Seminyal.  It's just simple... Japanese Sushi, Jazzy Jazz... Let's jive baby...

Malam itu, perut berkata "senaaaaang." Aku pun melihat pemandangan yang lain dari Bali. Belum pernah aku melihat bagian dari Bali yang begitu mirip dengan suasana di luar. Tidak ada bau kemenyan yang mencolok, walaupun jalanan masih terdapat sesajen. Aku menikmati keberadaanku.

Malam berlalu, dan aku menunggu pagi dengan tidak sabar.

Pagi itu, kembali sesuai rencana, kami berangkat ke arah Seminyak lagi untuk breakfast., Tempat yang dipilih Stella Pacis, bernama Cafe Moka. Hari selalu lebih menyenangkan jika diawali dengan good breakfast.

 
our breakfast choices - taken by Stella Pacis

 I've got the best thing in my life - mocca
Had a very good Provencal Sandwich with Pita Bread, soothing music, and two French people were having conversation behind us.
Suddenly, I felt that I was in the other part of the world.
Indeed, a good breakfast started out a better day.

Saya nggak perlu harus mengunjungi semua tempat, cukup hanya duduk di mobil dan menikmati jalanan, hati saya sudah tersenyum.

Kami semua menuju ke Ubud.
Saya sering ke Bali, namun belum pernah betul-betul menikmati yang namanya Ubud.
Pilihaaan kami memang tepat.
Taken by Stella Pacis



Damed, I definitely felt that I was in Seattle. All the shops were small and pretty. The weather was nice too, somewhat chilly yet sunny. Excellent.
Kami cuma makan Gelatto yang seharga Rp 20000 per cup, but hello I could taste Baileys flavor HAHAHAH

Pulang-pulang ke kota, kami semua merasa lapar dan langsung mencari tempat untuk makan Siang. Dalam program kami, kami sudah berencana ke Restoran Han - ill, yang memang sudah sering saya pergi ketika di Bali bersama papa mama. Tapi, kita tidak menemukan yang namanya Restoran Han Il. Untung si Stella Pacis menemukan secara random di internet kalau Han Il sudah berganti nama jadi restoran Arirang.
lalala, finally - Korean food!!!
The last night, we went to Papaya, for 40% all items ;) and Guess WHAT! I met Ginaaa... my lovely cousin!!!



God had closed my journey sweetly by meeting her there... :) We already knew that we might not get a chance to meet, since I was only 36 hours.
This is the journey that has been planned perfectly!

I promised to myself to have another one like this again. I don't care about the length, I do care about quality. Next time, I will just stroll along the way in Ubud. And perhaps get me one of Uluwatu's collection :0

Bali is definitely a heaven on earth;)

Taken by Stella Pacis..
A Note:
Perjalanan ini mungkin bisa dikategorikan sebagai perjalanan penghiburan. Jujur, setelah 40 malamnya mama, I still felt lazy and bored to the max. Jalan-jalan ke tempat favorit mama, rasanya lain. Saya pikir, saya bakal sedih karena apa-apa ingat mama. Tetapi, ternyata memori tersebut malah membuat saya tersenyum. Dan saya tahu, dia bahkan lebih dekat. Dulu, ada beberapa tempat yang tidak bisa kami pergi karena kondisi mama yang berkursi roda. Kebanyakan beliau akan tinggal di hotel, atau mobil. Sekarang... Kami bebas ke mana pun... :)

Kalian setuju?

*Stella Pacis - link


 CVB

Tuesday, February 12, 2013

Malaikat Baru

There's a reason I haven't dared to put up another blog post recently.
Since, it's going to beabout my loss...
and I hesitate to write about it frankly saying.
I put a lot of effort to write this post.

It's about almost 2 weeks after my mom's departure, and me and my dad are still adapting. We have been affected in a different way. I am left without any regrets while my papo still has remaining regrets which is very human.
We let her go peacefully but somewhat, somehow, our hearts aching when her glimpse of memory comes by. She is the closest. She was in our life, daily.
I still wish when I open the bed room door, she was sitting on her favorite couch and greeted me excitedly and we will ask her how she's doing, what she wanted to eat, or did she  have a good sleep?

Saya pernah merasakan rindu akan seseorang hingga menitihkan air mata, dan ini lebih daripada itu. Rindu hingga hati seperti diperah. Perih. Karena tahu bahwa untuk bertemu dengan mambo kembali harus menyebrang ke dunia yang di mana letaknya, seperti apa bentuknya, tidak ada yang tahu.

Tetapi, kembali lagi... tidak ada penyesalan.

When the doctor confirmed that she's gone. I cried. But, my heart was filled with a warm cozy feeling. I believe... she's the one... that not allow any regret to enter my heart. She protects me...

Ya betul... ketika orang kekasihmu meninggal dunia... ia hanya akan menjadi malaikat pelindungmu... a very loyal guardian angel who will not leave you.. no matter what...



CVB

Sunday, January 27, 2013

Perfection...

We all agree that nothing is perfect... Tetapi kesempurnaan itu ada...
It's a perfect time to write on a blog again...
It's a perfect thing to start 2013...
It's a perfect way to tell you... that my mom took her leave with a peaceful heart...

Jika saya pensil, maka mambo itu adalah serutannya...
Mambo telah mempersiapkan saya untuk hari itu selama kurang lebih 20 tahun. Ia berusaha mengikis semua sifat-sifat yang membuat saya menjadi lemah, ia mempertajam sifat-sifat dan bekal untuk menjadi seorang yang kuat... dan pada akhirnya ia merasa... cukup. Saya cukup dibekali... Perziarahannya di dunia juga sudah cukup... Ia sudah ke Amerika melihat saya berjalan memakai toga walaupun dengan keadaan sakit. Ia mempersiapkan kami berdua, papa dan saya, dengan amat sangat baik. Kepergian saya di Amerika, membuat papa dilatih untuk hidup tanpa saya, dan itu juga yang membuat saya bisa hidup mandiri... Ia ... adalah serutan yang baik..

It was her time....
Nothing I can say other than the quote I just wrote... "It was just her time"
It was a privilege to be with my mom for over one year... She had accomplished so much...
Mulai dari ketemu keponakan beserta cucu-cucu lucu dari Inggris, sepupunya papa yang sudah lama tidak ketemu, Maureen..., sahabat-sahabat, dan juga sudah sempat kalomping Pangsit Goreng 2 KG!!! sendiriaaaan! Tidak ada yang lebih hebat daripada itu semua..Dan ia sudah betul-betul tahu apa artinya Bersyukur....Ia yang mengajari orang untuk bersyukur.

Tanggal 24 Januari 2013, ia pergi dengan tenang ditemani oleh saya, papa, tante Lenny, dokter kepercayaannya, anak dokter yang juga ia dekat, Retty (orang kepercayaannya), dan juga Pastor Ronny, MSc. She had a very good departure. God had let her to prepare for her last departure. Di sela desahan napasnya, ia bergumam pelan... "panggil pastor...". dan kami melepas mambo satu jam setelah menerima Sakramen Perminyakan Suci. Dalam sakratul maut, mama melakukan rekonsilias dengan banyak orang. Ia memohon maaf kepada nama-nama yang telah ia sakiti secara sengaja maupun tidak sengaja. Beliau pergi dengan dihantar oleh nama "Yesus... Yesus... Yesus..." yang keluar dengan lemah dari mulutnya sendiri.
 Sudah genaplah perjuangan mambo untuk berperang dengan penyakitnya selama 20 tahun. Dan ia menangkan dengan menerima segala kekurangannya dan belajar untuk bersyukur... beryukur... bersyukur...
Bagi kami keluarga, mambo adalah pendekar wanita sejati.Kata Pastor Ronny dalam homilinya, ia berkata bahwa mama adalah pribadi yang terluka namun menyembuhkan. Memang itulah ajaibnya mama. Di tengah kelemahannya ia menguatkan orang lain, walaupun ia sendiri merasa lemah, namun aura yang ia pancarkan adalah aura keberanian dan semangat tinggi.
Ia juga dikenal sebagai wanita perfeksionis. Tidak boleh ada pigura yang bengkok, harus lurus simetris. Pakaian dari tumpukan paling atas sampai bawah, ukurannya sama. Jika ada yang 'salah' dari aturannya, ia bakal menjadi sangat sibuk, baik tangan dan mulutnya akan sibuk hahaha
 Itulah dia... wanita cerewet namun berhati lembut, wanita yang selalu mendahulukan kepentingan orang lain, teman menggila, tante pemburu diskon, dan orang yang sangat bersemangat bercerita soal makanan.





Bon Voyage mambo... 
Selamat jalan tante Diskon...
We're going to miss you...
Good bye Mrs. Perfectionist...
Till we meet again...

PS. Proses kepergian mama dari mulai kematian hingga pemakaman adalah atas kehendak beliau. Kami semua (papa, dan keluarga) merasa bahwa apa yang kami lakukan dikontrol oleh satu sutradara. Semuanya terskenario. Mulai dari orang-orang yang hadir saat kepergian mama sampai cuaca pemakaman. Rintik-rintik, mendung, sejuk, tidak panas, padahal paginya sudah hujan keras... satu kata saja...
It was perfect...


 





CVB