Nggak spesifik juga sih akan ngebahas soal lagu Glenn Fredly, atau kisah yang dihubung-hubungkan sama lagu Glenn Fredly, hanya saja kurang lebih bulan Januari adalah sebuah bulan yang penuh kegalauan.
Aku bukan orang yang percaya cosmic, atau tahayul, tapi tidak sepenuhnya merunut pada kitab suci juga. Aku menikmati hidup dengan berbagai dimensi. Aku jelaskan ini karena hanya ingin mengungkapkan perasaan di hati saja.
Selalunya, tiap tahun itu kurang lebih mempunyai big theme. Contohnya di tahun 2015, kejadian-kejadian yang terjadi semuanya seakan-akan adalah jawaban atas doa atau permohonan aku secara nggak langsung. Aku kepengen ke US, di bulan April aku diberi kesempatan. Aku sedang bertanya-tanya, tiba-tiba aku dikasih kesempatan untuk menyelesaikan pertanyaanku. Susah dipercaya, tapi memang begitu. Tahun 2016, uji kesabaran. Semuanya serba misterius, menggantung, dan pelan-pelan terselesaikan. Jadi, seperti apakah tahun 2017?
Bulan Januari menjadi bulan yang galau hanya gara-gara, aku sendiri belum bisa memutuskan tahun macam apa ini. Apa yang harus aku siapkan, ceritanya nanti seperti apa. Masih meraba-raba. Bulan Januari sebagai bulan awal, dan juga bisa kusebut sebagai bulan transisi. Bulan penuh observasi. Tentu saja, aku percaya bahwa hidup itu bukan pre-destined seutuhnya. Manusia bebas memilih, tapi... aku percaya bahwa aku nggak sepernuhnya bergerak sendiri. Hidup aku seperti dituntun. Ada sebuah benang merah yang bisa aku jadikan panutan sepanjang tahun ini. At least that was what happened
Bulan Januari juga menurutku seperti satu fase setelah kita menekan tombol restart. Seperti ada babak baru yang dimulai. Kadang, rencana yang tersusun tahun lalu bisa berubah 180 derajat di tahun yang baru. Dan semua perubahan ini cukup terasa di awal bulan, ya di si bulan Januari ini. Seakan-akan tahun ini emang benar-benar di-restart. Akhirnya, kita butuh waktu beberapa saat untuk kembali bisa beradaptasi lagi. Ada banyak hal baru, adjustment lagi. Tahun baru semacam menerima paket baru. Tugas baru lagi untuk naik level, atau tugas yang sama karena levelnya belum selesai. Januari seakan-akan menjadi semacam penentu.
Aku menulis ini, hanya sebagai pengukuhan saja kalau semua akan baik-baik saja. Aku merasa beberapa tahun belakangan ini 'program'nya sama. Ada semacam - refresh - di awal tahun. Dan seberjalannya tahun, kita jadi bisa lebih tahu patternnya seperti apa. Mungkin... ini hanya terjadi sama aku saja.
Either way, I have been thinking if I still have 300 more days to conclude what kind of year 2017 is. I feel good about it; though, these gloomy and sunny days coming and going. At least, I am starting with small goals. Building up what I am aiming. Little by little. So chin up Chen :) soon is February, nggak ada lagi lagu galau ...
harusnya...
haha...
Walaupun mungkin aku harus sedikit merubah rencanaku di tahun 2017 karena segala unexpected things yang terjadi tahun lalu, aku masih merasa positif, kalau tahun 2017 akan menjadi tahun yang menyenangkan lagi :).
Kunobatkan bulan Januari sebagai bulan yang mengajariku untuk bersabar... karena terlalu banyak hal yang cepat-cepat ingin kuketahui. Apakah aku jadi ke Belanda atau Penang tahun ini seperti yang kurencanakan sebelumnya? Apakah aku akan sukses tahun ini? Apakah 20 buku bisa terbaca tahun ini? Apakah aku akan bertemu teman baru? Apakah hubungan-hubungan dengan orang terdekatku akan lebih baik? Apakah akan ada anjing baru? Pertanyaan-pertanyaan ini muncul secara voluntary, Tentu saja, aku masih punya 300 hari ke depan untuk bisa mennyelesaikan satu per satu. Ah Chen,... nikmati saja. Tidak usah terlalu terburu-buru. Nikmati segala perasaan; sakitnya, bahagianya. Tidak perlu terkaburkan dengan ketakutanmu sendiri. Begitulah caranya untuk menghadapi tahun baru.
#iknowiamrandom
Cheers
CVB
No comments:
Post a Comment