Tuesday, September 23, 2014

Palembang with Phamily

Akhirnya, saya dan papa bisa menginjakkan kaki di pulau Sumatera. Palembang, ibu kota Sumatera Selatan. Dalam rangka sepupu dari keluarga mama menikah. Pernikahan terakhir dari series pernikahan para sepupu di tahun 2014 (ada 3, 2 di bulan Juni, 1 di bulan September). Dari tanah Jakarta, Singapore, dan sekarang Palembang. Alhasil, saya dan papa berangkatlah ke tanah Sumatera ini.
Palembang, kota yang paling banyak etnis Melayunya di antara kota-kota Sumatera lain. Dari segi dialek, ketika mereka ngomong sama sesama orang Palembang, persis seperti otang Melayu lagi omong di Malaysia.
Dari segi kota, Palembang sedikit mengingatkanku akan kota Ambon. Kecil, padat, penuh dengan bangunan-bangunan tua. Hanya yang membuat beda, si jembatan Ampera yang konon katanya adalah Golden Gate tanah Sumatera hahaha.

Anyhow, aku ingin memaparkan perihal petualangan ku dengan papo di Palembang!
Seperti yang sering aku ketikan, setiap tempat punya cerita tak terkecuali Palembang ini.
Dimulai dari 2 hari sebelum hari keberangkatan (Kamis, 18 September 2014). Dini hari, aku menerima sms dari LION AIR yang mengatakan ...

Yth. Penumpang Lion Air rute Jakarta Palembang tgl 18 September JT348 jam 21.00 DIMAJUKAN menjadi JT842 jam 18.40. Info hub call center 021 3798000. Terima kasih
##!!!BHDIHAVUGBGV@^#%*&Y(*&!^!!!!!

LION oh LION,
masalahnya adalaaah... 18.40 itu aku dan papo baru saja tiba di Jakarta dari kota masing-masing. Rencana awalnya, kami berangkat jam 21.00 dari Jakarta ke Palembang.
Sedihnya. Alhasil, aku ditolong tante Retty untuk ngurusin ke kantor LION air, I did not have much time for this fuss. Urusan kerjaan saja sudah membuat mumet, menghisap segala jiwa dan raga, ditambah satu masalah baru hahaha.

Untungya, penanggulangan dini. Kami akhirnya dapat tiket Jakarta Palembang Jumat pagi, pukul 9.00 diberitakan tiba di Palembang pukul 10.00 pagi. Ini alamat bakal telat untuk pemberkatan nikah pukul 11.00 jika kami ke hotel dulu. Kami putuskan untuk langsung dari airport meluncur ke Gereja untuk pemberkatan.
nikah. Sudah lumayan tegang gara-gara asap vulkanik dari gunung Slamet, takut kalau-kalau harus terjebak di Cengkareng. Untungnya, bisa berangkat on time, telat-telat dikit. Tibanya sudah pukul 10.30 pagi. Kami pun langsung meluncur ke Gereja. Tercatat dalam sejarah, Chendani dan papanyake pemberkatan pernikahan dengan sendal jepit (ganti sepatu di depan pintu gerbang), lengkap dengan ransel masing-masing. Tapi, tenang. Kami sudah berpakaian rapi nan harum. Jadi, WOnya nggak kirain kami adalah wedding crasher hahaha

Namanya pemberkatan pernikahan selalu mengharu biru. Tapi, perlu saya infokan bahwa kali ini agk anti klimaks. Karena tidak didukung oleh koor yang bagus (maaf...). Tidak diberikan waktu untuk applause (seperti announcement, husband and wife, nor the wedding kiss in the church). Yang terjadi, ya begitu saja. Namun, senang... bisa menjadi saksi dua orang itu saling bertukar janji untuk setia dan saling mendampingi. Big moment indeed.
Malamnya, resepsi pernikahan dilangsungkan di Hotel Horison Ultimo. Sepupuku itu pasangan pertama yang melangsungkan pernikahannya, bahkan hotel itu sendiri belum grand opening. Untuk dekorasi panggung, bener-bener cantik ala winter wonderland, namun sayang panggungnya masih belum dilapisi karpet. Cuma lapisan plastik yang diselotip seadanya. Agak horror. Oh iya, belum aku sebut kalau aku impress sama koko fotografernya? Koko fotografernya ganteng! Dan, cara dia ngambil gambar persis seperti bayangan. Nggak mengerumuni, invisible, dan dia himbau teamnya juga dengan cermat. Jadi, ketika sepupu saya tukar cincin, kita melihat mereka berdua, bukan punggung fotografer.
Belum selesai bercerita soal resepsi. Malam itu, aku kebetulan duduk dengan sepupu-sepupu gila. Mulai dari lipsync ala-ala westlife, minum wine satu botol hanya bertiga, sampai foto-foto gila. And in the end, I ended up dapat tiket gratis pulang pergi Jakarta Palembang!! hahahahahahaahaha...
Lumayan lah naik Garuda... Pertanyaannya, kapan pakenya ya??

Pernikahan seperti ini adalah juga temu kangen keluarga. Kami dari berbagai macam daerah akhirnya bisa kumpul. Saudara mama semuanya hadir kecuali om yang di Jepang. Yang lain, semuanya lengkap kap kap (om nomor 11 diwakili istri dan anak sulungnya, dari mama sebagai tante nomor 7 diwakili aku dan papo). Sepupu-sepupu tidak semuanya kumpul. Sepupu dari Singapore dan Jakarta tak dapat hadir, tapi cukuplah untuk menggila. The highlight of the night is the Party after the Party. Total dalam kamar itu 16 orang. Ditemani beer, wine, dan kacang. Bisa dibayankan sebising apakah itu. Dihibur dengan nyanyian merdu "Tokyo Love Story" oleh the one and only dr. Notinas Horas. #jiaaahhh

Keesokan harinya, kami pindah hotel ke hotel Sandjaja, old school hotel yang sedikit horror? Anyhow, aku dan papa memutuskan untuk berpetualang sendiri Siang itu. Perlu diketahui, tiap travel berdua dengan papo, pasti harus ada sesi jalan-jalan kakinya. Termasuk yang di Palembang ini. Semuanya tidak direncanakan. Kami hanya ingin mencari Empek-empek yang konon katanya terkenal dari Palembang. Ketika kami tanya ke resepsionis, mereka bilang ada di dekat sini, bisa jalan kaki saja. Dan kami jalan kaki.
CANDY. Kami memesan Empek-empek dan Pindang Iga (bukan ikan). Nikmatnyaaa (ala upin ipin). Apalagi saat itu, kita bener-bener lapar dan teler (kurang tidur. read). Alhasil, begitu perut terisi, ngintip dan beli oleh-oleh, kami pulangnya langsung tidur cantik sampai pukul 18.00. Malamnya, kami ikut rombongan yang belum ke sungai Musi. Kami ke sana, makan lagi-lagi pindang. Kali ini kami mencoba pindang ikan baung. Overall, okelah. Tapi, untuk kembali ke Palembang? Pikir-pikir lagi. hehehehe

Selepas makan malam, kami merayakan ulang tahun dari Sicim dan Tuaku (nahloh bingung kan..) Sicim itu untuk iparnya mama, urutan ke-empat (itung dari hanya anak laki-laki, saya sih harusnya manggilnya sikim, karena maternal). Tuaku itu panggilan untuk saudara mama tertua yang laki-laki. Anywayyy. Sepupu tertua beli 3 kue. Dan lainnya bawa makanan2 juga, jadilah party in the pool side. TIdak ketinggalan foto-foto gaya ajaib sebelum saying good bye.

Love love love...

Pertanyaannya... kapan lagi bisa kumpul2 begini? Biasanya reunian keluarga besar itu pas nikahan atau kematian. Tapi, lebih mau pas happy2 dong. Nah pertanyaan berikutnya; who's next? 
Not to mention, telingaku udah penuh dengan "giliran kamu kapan?". Jawaban pamungkasnya adalaah "didoakan aja" sambil senyum 14 cm. 

Hehehehe

fun facts
1. Reuni ala keluraga mama; nikahan dan kematian dan kadang2 imlek
2. Reuni ala keluarga papa; liburan natal atau liburan anak sekolah. Acara opa oma pesta hut pernikahan! 



CVB

Tuesday, September 16, 2014

Mellow therapy

Pernah kamu ngerasa pengen mengunci kamar dan hanyut dalam bacaan? Otakmu hanya fokus ke cerita2 dongeng sejenak tanpa memerdulikan realitas.
Sesekali pesan di HP masuk, tapi dari papo yang menanyakan "apa kabar Chendani, anakku sayang?"

Sejenak saja...

Kalau sudah begini, aku membutuhkan terapi.

For me...
1. Writing is therapeutic, makanya blog ini jadi tempat curcol lagi
2. Rewatch my favorite movies; Perahu Kertas bag 1, Sr. Act 2, The Sound of music. Currently watch Perahu Kertas Part 1. Love the part of Remi dan Kugy ketemu pertama kalii di kantor Advocado...!!! Additionally, Reza Rahadian terlalu ganteng di sini!!!
3. Talking with my papo. Kalau sudah lama ndak ngobrol sama papo, kita berdua selalu nggak bisa sudahi telepon. Sudah mau selesai, tambah ke topik baru.
4. Sleep.

I need to have enough sleep. Biasanya kalau sudah mulai melow nan malas ini, saya mengalami kurang tidur. Hehe.

Excuse...

5. Praying...
Bukannya mau sok sok religious, but do a simple chant or rosary could calm me down...

Haha... enjoy the strawbearies...
PS: baru aja kemarin bilang kalau udah pada enjoy, but in fact... skr malah rambling gara2 feel tired.

CVB

Saturday, September 13, 2014

Lil Update

23:33 WIB
Mata melek luar biasa padahal dari tadi udah bantuin orang pindahan, dan juga diri sendiri pindahan kamar. Ini nih, situasi di mana badan minta istirahat, tapi kurang ajarnya, mata dan otak segar bugar. Yang ada, otak aktif ingetin lagi soal yang lalu-lalu.
Baru-baru ini ada banyak kejadian karena emang lagi sibuk, tapi memori di kepala ini membawa saya jauh ke 3 atau 4 tahun yang lalu (lagi). Heran, otak ini hobi banget kembali ke masa itu lagi. When shower was not necessary, peanut butter jelly sandwich for lunch, part time job, busses, and romance in college. Sesignifikan itu kah hingga memori itu terus kembali dan kembali.
Bukannya nggak move on, but in the silence of tonight, it keeps appear here and there.
Mungkin ini didukung sama current situation, di mana lagi banyak banget murid2 yang udah pada berangkat ke US. Ada 4 ke Seattle, 1 ke Chicago, dan 1 lagi Minneapolis!!! Hahaha.. memories. Nostalgic. Reminiscing. Mungkin itu.

Anyway updates.
Agustus kemarin, gue ketemu cowok.
I went to Bandung for expo. We were having dinner at Hilton. After coming back from pasta bar, my eyes caught a guy who is in a private room.  He was at the private room yang pintunya nggak tertutup sama sekali. We looked at each other for several seconds
... and it kinda went away...
Then, I sat and before I had my third spoon, that guy came out of the room looking for something or somebody.
I was actually sitting very close to the private door. Sekali toleh langsung pandangan dia terpaku ke
aku...

"... Chendani kaan...?"
1 second
2 second
3 second
"AAA RONNNYYY" Hahahahahahhahaa
Sorry guys, it was not any kind of romantic meeting, but it was super excitiiiinnggg one! Gue ketemu Ronny lagi. A friend whom I met in Mudika Seattle. Orang banyol seduniaaaa. After 6 years maan and it was a severely random meeetiing! What could be more exciting than that???
Benernya, dia bukan teman pertama yang aku temuin secara random. Udah banyak anak2 Seattle (masih seattle aja) yang gue temuin secara gak sengaja. Ada yang bahkan sekarang jd suami teman SMA! But dont know why, I was super excited ketemu ama Ronny, bahkan Alvin Adam yang juga lg makan di Hilton itu lewaaaaaattttt. I chose to take a picture with Ronny ketimbang mr. Alvin Adam haha.

Then, we went to Jakarta. Kalau di Bandung itu ketemu teman lama. Di Jakarta ketemu teman baru. Ada 2 staf baru ViSta yang bener2 mencuri perhatian! I have never seen those unique personalities in real life. Only in movies. Kayak apa dan bagaimana, nggak bisa aku terangin secara gamblang di sini. Hahaha. Yang pasti gara2 mereka berdua, the whole offices (Jakarta, Bandung, Surabaya) agree in one thing. They are unique! Dont know why but they were like blessing in disguise. Karena selama ini, biasanya student consultants dgn student consultants, tapi kali ini bahkan dengan kurir kantor, supir, admin, dan teacher bisa kompakan. Hehehe. Penasaran kan? We'll see if I can have another chance to talk about those two, but for now, I dont think it is necessary 😉

Di Jakarta juga akhirnya janjiaan ketemuan dengan one of my Seattle buddy as well!! Gola who was my Korean lunch mate. Haha. We of course had a super delicious Korean bbq dish and theeen Kota Tua adventure!!! Couldnt go in to the famous museum. Nyasarnya ke museum Bank Mandiri. Good, but gave a little goosebumps! Hahahahaha 😂😂😂

The last update is...

"I finally found myself"
Statement yang lucu.
But, believe me... if you knew me and you saw me for the past 6 months, you would tell that I was not enjoying my self then.
Dari cerita di blog yang kebanyakan despo atmosfer juga udah keliatan bahwa I was in a phase of losing myself.
Confidence akhirnya mampir lagi.
Confidence comes when you feel good about yourself. Aku juga lupa cerita spesifiknya seperti apa, tapi ada di masa liburan lebaran kemarin yang membuat aku berpikir bahwa I need to feel good about my self. Hanya butuh 1 detik untuk bisa sadar bahwa untuk bisa sukses, kamu harus percaya diri, dan kepercayaan diri itu datang secara alami ketika kamu mencintai dirimu dalam batasan tertentu. Yang artinya, mencintai kelebihan dan sadar akan kekurangan. Poin terakhir juga penting. Sadar akan kekurangan yang akhirnya membantu untuk tetap being modest.
This kind of confidence can make yourself elaborate and in the end of the day, will make you happier.
To be honest, there were times when you came to the office, and I was feeling being watched. Every single movement, and sonehow, a person's opinion became very important whilst it was in fact not doing anything with what you have done.
Anyhow, liburan lebaran kemarin walaupun bukan liburan yang aku iming2kan, boleh dikatakan di situlah aku paham hal ini. You can say... I got enlighted *jiaaaaahhhh
I had my hair cut as well. 😙
Dont know exactly if my hair cut or my confidence that makes other people compliment me. The best compliment is...
"You look good. No more gloomy you"
Bebi said. ..

Daann otomatis... kerjaan juga jadi lebih baik. Dalam artian. Enjoy. Lebih enjoy daripada sebelum-sebelumnya.
I hope it can last longer this timeee.
Kalau pun despo lagi, I believe I could anticipate earlier.

Yossshhhhhh

Semangattt

파이팅!!!!

Next update: next weekend ke Palembang! My cousin is getting married!
Next next weekend Makassar for business trip. Yahoooo... mari ketemu papo, echong, dan Gassing lagi.

Monday, August 18, 2014

Drama, Presiden, Indonesia

Tahun 2014 adalah tahun yang penuh dinamika.
Tengah tahun begini, Indonesia telah memilih presiden baru. Bukannya mau ikut-ikutan menulis ulasan seru soal pemilihan presiden yang emang penuh drama, hanya sekedar ingin berbagi pengalaman. Boleh dibilang ini kali pertamanya pemilihan presiden yang seharussnya bisa aku ikuti.
Begini ceritanya....
Karena absennya TV di kos2an, saya jadi tidak begitu perduli dengan presiden2an. Pemilu, kampanye, dan segala pergerakan lainnya. Cuma dengar dari kawan2 bahwa capres Indonesia kita kali ini sungguh bertolak belakang, dan lucunya rakyat Indonesia seperti terpilih menjadi dua kubu. Kubu Merah Putih pendukung Prabowo-Hatta, dan kubu Jokowi-JK. Mirip di Amerika yang kadang extreme juga. Di Amerika cuma punya 2 partai. Republic dan democrat. Kadang orang yang mengaku Republic bisa adu debat dengan Democrat dan seperti itulah yang terjadi selama beberapa bulan terakhir. Karena malas baca koran, saya cuma tahu berita-berita tentang hebohnya kubu ini dari social media. Tidak begitu mengikuti juga. Barulah hari-hari menjelang pemilihan presiden, saya baru benar2 menyimak. 
Bukan hanya terpesona, saya sampai tersepona. Mengikuti quick count, saya makin tertawa. Kubu yang satu dengan yang lain begitu kontras perbedaannya, sehingga stasiun tv pun ikut-ikutan menunjukkan dukungan mereka. Stasiun TV A mendukung Nomor urut 1, yang TV B mendukung nomor urut 2. Dua-duanya mengklaim kalau capres pilihan masing-masing menang. Namun, pada akhirnya 'kebenaran' yang akan terselenggarakan.

Nomor urut 2 pun didaulat menjadi pemenang.
Tapi, lucu. Kian hari makin lucu. Nomor urut 1 tidak mau menerima kekalahan bahkan memasukkan kasus ke MK, katanya ada kecurangan yang terjadi.

Entahlah. Saya merasa ini lucu.
Sudah jelas mana yang pecundang dan mana yang pemenang. Lucunya, karena pihak mereka sampai berkata "mendesak Tuhan berpihak." Dalam logika orang berpikiran normal, kalau sudah salah dan ngotot itu ada yang amburadul di otaknya. 

Orang yang menggunakan akal sehat akan berpikir sekarang, bahwa salah satu capres kita itu mempunya pribadi yang cupat, dan menurtku kalap. Buta sudah dia. Dia terlalu mempercayai tim suksesnya dan semua orang pintar yang mengatakan bahwa dialah pemenangnya.

Aku cuma percaya satu hal, bahwa orang baik akan selalu mendapatkan pahala.
Apapun itu...

Dari kedua kubu ini, satu orang dikelilingi sama lebih banyak orang baik daripada kubu yang satunya.
Hukum alam mengatakan bahwa orang baik akan berkumpul dengan sesamanya, dan orang yang tidak, akan berkumpul dengan sesamanya karena mereka masing-masing memiliki tujuan yang sepaham.

Di tahun 1945, hari-hari menjelang proklamasi kemerdekaan, Soekarno dan Hatta berargumentasi. Hatta menanyakan kepada bung Karno, apakah mereka siap untuk memipin Indonesia dengan berbagai kepulauan.
Bung Karno menjawab "bisa. Saya yakin 100%. Negara ini butuh kemerdekaan, butuh pemimpin. Dan kita-kita inilah pioneernya, kita lah yang memulai. Kalau pun kelak kita bukan jadi pemimpin yang baik, pasti akan ada yang lain. Saya yakin itu" - Soekarno (film Soekarno 2014)

Sejarah panjang presiden selama 69 tahun telah mempunyai 6 presiden menuju ke-7. Entah siapa dia yang menjadi presiden ke-7 Indonesia, aku berharap, Indonesia diberi kesempatan untuk mendapatkan pemimpin yang baik. Sudah saatnya, kami diberi pemimpin yang baik. Karena, walaupun selama ini banyak dari kami bersikap acuh tak acuh, pemilihan kali ini membuka mataku bahwa rakyat Indonesia ingin maju, dan tahu bahwa kini mereka dapat kandidat itu.
Kampanye presiden kali ini melibatkan RELAWAN, orang-orang yang rela menjadi tim sukses kampanye nomor urut tertentu. Mereka tidak mendapatkan iming-iming jabatan, mereka hanya terdiri oleh orang-orang biasa, para pekerja seni, atau pun para public figure, yang pasti mereka memang diakui mempunyai kemampuan lebih. Orang-orang seperti Riri Riza, Nia Dinata, dan guru besar Anies Baswedan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki idealis dan melakukan banyak hal berdasarkan logika, dan aku tahu mereka mencintai Indonesia.
Pemilihan presiden kali ini juga telah memecahkan rekor membuat para golput memilih, dan menggunakan hak suaranya. Itu tandanya, bahwa memang ada yang perlu dipilih dan diperjuangkan. Rakyat Indonesia sudah merasa bahwa telah ada pemimpin yang nampaknya bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik. Dan kita sebenarnya mau itu terjadi. Contohnya Arief Budiman (kakak dari Soe Hok Gie) yang merupakan pencetus Golongan Putih di thn 1971, mencoblos untuk pertama kalinya karena dia menilai ada kandidat yang merakyat. 

Setelah berbagai drama terjadi dalam pemilihan ini, ada banyak-banyak pemikiran yang ada di social media yang membuatku yakin bahwa sebagian besar rakyat Indonesia haus akan perubahan, bukan janji-janji. 
Indonesia sudah lelah dengan kebijakan pemerintah yang membuat rakyat kian membenci negerinya, sudah lelah dengan pemimpin yang kementingkan kepentingannya sendiri. Mungkin ada yang berpikir kami butuh diktator, saya pun juga sempat berpikir begitu. Namun, melihat dan menyimak sedikit debat presiden kemarin, saya nggak mau dipimpin oleh orang yang kuat tapi tidak mengerti bangsanya. Bisa-bisa kebebasan kita akan terikat lagi dan kembali ke jaman orde baru. Indonesia memang butuh revolusi mental, bukan larangan ini itu. 

Sekarang, Indonesia menoreh sejarah pilpres paling heboh. Mulai dari black campaign, lagu teror, konser kampanye yang capresnya nggak ngeluarin biaya apapun, pertanyaan adipura dn kalpataru, pilpres mahabarata, sampai ke sengketa pemilu yang dibawa ke MK. Ck ck ck...

good job Indonesia, you have made a history. 

Pemilihan kali ini nggak akan terlupakan. 

Teman-teman harus ingat, jangan lengah... tetap berdoa untuk sidang MK akan memutuskan kebenaran yang akan menang. Mari berdoa bahwa Indonesia masih punya harapan untuk menjadi lebih baik.
Pemimpin yang baik adalah orang yang mencintai rakyatnya... 

walaupun saya nggak bisa menggunakan hak pilih saya, moga-moga doa saya bisa membantu...

Salam 3 jari, persatuan Indonesia

MERDEKAAAA



#hiduprevolusimental

CVB

PS: baru nonton Film Soekarno tanggal 16 kemarin. I shed tears. Haha. Yes you may laugh on me, but I was touched. Seperti yang bung Karno katakan; mungkin beliau bukan pemimpin terbaik, tapi dialah pioneer yang membuat Indonesia merdeka dan karena itu...

terima kasih...



Tuesday, July 22, 2014

Fill in the blank. When I go home I will...

1. Nyekar ke mambo  hari sabtu langsung meluncur. Dan melanjutkan ke Pakatto - Bili2 untuk makan jagung punut piknik di sore hari haha
2. Masak2 bareng kugy sukses berat
3. Mandiin Echong and Gassing   cuma sempat Gassing aja
4. Cetak foto2 Nggak sempaaat T_T
5. Makan-makan sama oma opa sepuasnya (kafe mama, Losari, dan di rumah) Nggak sempaaaat
6. Ngedate bareng Chiu (my so called best friend haha) di salon atau MP
7. Ngedate bareng Retto
8. Ngedate bareng papo nggak sempat keluar, tapi happily dating di rumah hehe
9. Ke pantai akkarena sore2 sendu nggak sempaaat
10. Makan pisang epek di pinggir pantai  langsung malam mingguan, sambil jalan2 di pantai losari. Berasa turis di kota kelahiran sendiri haha 
11. Makan klaper taart sambil nonton The Sound of Music atau Sr. ACT 2  nontonnya kesampaian, makannya nggak 
12. Main piano sampai jari keriting main, tapi nggak sampai keriting
13. Belajar bikin Yuping  bolehlah untuk first trial
14. Meringkas barang2 ku yang tak dipakai huaaaaaaa
15. Meringkas lagi barang2nya mambo huaaaaaaaa
16. Silaturahmi lebaran!! sangat terpenuhi!
17. Ngopi sore2 bareng papo sambil nyemil kroket kesukaan mambo dan lumpia jalan lembeh nggak sempat
18. Soes stroberinya de hoek udah di setok di rumahh
19 setor muka di keluarga gung mas nggak sempat ke gunung mas, tapi sempat jalan2 bersama sao2 dan lain2. Dapat bajuu pula 
20. Setor muka di keluarga jalan macan. Hahahahaha  pastinya dong. 

"Menulisnya saja sudah membuat sumringah"
CVB

Thursday, July 17, 2014

Books Haul

Been seen "Beauty Haul" all over internet, and here is my haul
BOOKS HAUL
As I promised :)
I am so into books shopping lately.
Cant help myself to not piling up books at home even tho one book hasnt finished yet. I have suffered from "desperately searching syndrome" of some books that I said... "oh I could buy it later after I finished the one I currently read" Dang! Wrong! It will be vanished in no time or put in the end of corner, invisible. Horrifying hahahaha
Yes! I sound too much.
Anyway... here are some titles of books that I bought for the past 2 months
From upper left to right. Down left to right:
1. Draft 1 menulis fiksi pertamamu by Winna Effendi
I have seen this books for years. Finally decided to purchase it when I saw it again in my last month visit to Gramedia. Plus, Wina Effendi is a fine writer. I love Unforgetable. She wrote it uniquely.
2. Little Stories by Rinrin Indrianie, Vera Mensana, Adeste Adipriyanti, Faye Yolody, Rieke Saraswati.
This book is a lotus project. It's a project of writing short stories. They are given themes. I thought it would be fascinating :)
3. Titik Nol by Agustinus Wibowo. The one I had before was ruined because of flood. Sad! I havent finished it; thus, I decided to buy it again. But then, I postponed it until when I wanted to buy, it was nowhere to find. Finally, when I went to Jakarta, I visited gramedia and found only couple of them were left. No hesitation! Titik Nol is about Agustinus' trip to Nepal, India, and Himalaya. Also, his spiritual journey, because he lost his mother.
4. Princess, Bajak Laut, dan Alien by Icha Rachmanti and Clara NG. Another no-hesitation purchase. Both are my favorite authors. They have collaborated in making "Pintu Harmonika" and I loved it.
5. The Faults in our Stars by John Green. Bought it because so many of my friends posted it in instagram, but I felt a little regret even I haven't read it. I watched the movie and not really fascinated about it.
6. The Destinasean by Ariev Rahman, Adam dan Susan Poskitt, Adis Takdos, Dendi Riandi, Eka Situmorang-sir, Marischka Prudence, Oryza Irwanto, and Puti Karina. First seen it in Puty's site as she is one of the contributor. It is about traveling in Southeast Asia! The book was found in the corner of Traveling part. Literally in the corner and only 2 left!
7. Burung-burung Manyar by Y.B. Mangunwijaya. Oh My God. Best Purchase ever! Still fresh in the new arrival piles. First book that caught my eyes. Been searched this too long. Y.B. Manugnwijaya is a Catholic Priest who contribute a lot to the country, society, literature, and architecture. Have read his works before, and love it. Humorous and well written. 
8. Negeri Van Oranje by Adept Widiarsa, Nisa Riyadi, Rizki Pandu Permana. Never heard of them, never heard of the book. I bought it because I am so into Dutch lately, missing my university life (it's about student abroad's life), and best seller sticker on it. Ok, I give it a try. Doubt, yes. But... oh well.



Now, the question is what should I read next?
Something light, to bring to Makassar (travelling).
Any idea?
To Kill A Mockingbird is almost finish :)

CVB

Sunday, July 13, 2014

#writingisart

I am a nerd...
I am not one of the cool girl groups..
I am a loner.
Believe it or not.
I am not a book worm, I am not that smart, but I love books
I do love cloth shopping especially when I am in the mood of one particular trend. I will be willing to spend 4 hours at department store. Some other time, I can pass all the dept store even they put sale signs! I can be so calm when I accompany a friend to do shopping.
I am more into bookstores!
I can just walk through all the shelves; sometimes I dont buy anything, sometimes I will purchase some books.
If there is a bookstore in a mall, I will pay a visit.
I enjoy walking through shelves looking at titles by titles. Synopses, authors, different types of books. I keep asking myself when can I read all those things; philosophy, hostories, politics, autobiographies, and anything else! They all look so tempting! I feel like if I can have most of my time for reading, I will buy anything that I want.
I strongly believe that books are beyond printed words. Books are a whole new world. You can step into Khazakstan without paying any visa, you can go back at Majapahit era without going through all the wars, you can fall in love with a guy you never met... Thrilling.
I am not claiming myself that I will read any books. I also have preference. Although, I would like to be able to read marketing books, self help, motivation, histories, or politics. I am those who are sensitive of how the book is written. I prefer literature. It makes me sound more like a nerd.
I still remember, it might be in 2009 or 2010 that one of my friend mentioned this "for me, words, language are fascinating. Literature is fun." I could not get it until I realized how true her statement was.
My reading experience started quiet early. I could say that I accidentally got an early exposure of books. My father ever told me that I would take book over doll when I was months old. I would open it, and my eyes would not blink. I was so into it.
Every single night would not pass without my father told me stories of what he ever read. Names like Mahabarata, Old Shatterhand, Famous Five, 13 heroes, and many more. He never did the Cinderella, sleeping child or any other fairy tales. That was my mom's part. Long story short, I was introduced by these amazing sagas in my early childhood.
My first love of books are -of course- Enid Blyton's series. Famous Five is my all time favorite. My mom even bought a complete series for me when she came to Surabaya! I firstly read it at my elementary library. We had to go to the library once a week. I love Enid Blyton's series and 7 wonders (at that time). Went to Junior High School, that was the time when I actively bought books. I had a bunch of collections. Mostly were teenlits. However, I knew Harry Potter quiet late, but it just made me admit that I love reading! Period.
Afterwards, I was so into teenlits. Had a try with some indonesian literature (heavy reading with all the metaphores). Bored with teenlits, I hopped into Metropop. Love Clara Ng's works and Andrea Hirata's.
Went to USA. At the U.S., many of classes required me to read books for homeworks. Literature class, Asian American History, Anthropology. So much reading. So much fun! I then realized I could know many things from one book. For example, about the Red Khmer -Polpot massacre. It was only from an autobiograph of a survivor. Also, I knew about Indian culture, first Filipino in US, histories. Ah cant mention more. It was so exciting.
Then, it was the time when I was re-introduce again to Indonesian Literature. Say hello to Dewi Lestari. She wrote too well. Not too heavy, but every words are chosen carefully. Put it together so lovingly.
"Kenangan itu hanya hantu di sudut pikir, selama kita diam selamanya dia tetap jadi hantu, nggak akan pernah jadi kenyataan" - A memory is a phantom in the edge of mind, whilst we are in silence, ever it becomes phantom, never be a reality. Taken from Perahu Kertas (Paper Boat) by Dewi 'Dee' Lestari.
Afterwards, my good good friend introduced me to more of her works. I grew my love of Indonesian literature because of her work; tho, I read Pramudya Anantatoer's work first, but in English.
Note: Pram is one of the masters in early Indonesian literature along with Mochtar Lubis and  Marah Roesli.
Now, I could spend so much on books. Still, I am picky reader who is greedy. Deep in my heart, I would love trying any other genre, read as much as I could, from marketing to philosophy, but again I am stuck in the way its written. If the book is not properly written (in my own definition), I would struggle to finish it or the worst, half read it and then bye.
You might never understand why I enjoy reading so much. What so good about literature. For me, writing is art. Poetry, fictions, journals, magazines, news, autobiography, histories, any type of writing is art. Not only literature.
I am sad that in Indonesian curriculum, literature is not in it. There is Bahasa Indonesia, but it is so textbook. I personally think based on my experience that you will know one language through its literature. John McGlean ever said (one of the founders of Lontar Fondation) said that one country can be recognized by its own literature.
I notice that many of my friends in my age , dont really know or love Bahasa Indonesia. I can know see differences between those who read and those who do not. Somehow, the ones who read will be more open minded.
You do not need to study abroad to be excellent. You need to read a lot to be more sensitive about things. To know how to handle matters.
Living proof is my own father. He has read too many books. Countless. He is just like my walking enslycopedia. He knows most anything just because he has read it somewhere. Sigh.
So, I am a little ambitious. My will is go back to classics. English or Indonesian lits. Both.
I am so happy I found The weavebirds by romo Mangun (Burung-burung Manyar), it has been my to read book since high school, but the book is old, the author has passed away, so I was almost lost hope. However, I went to a bookstore, the first book caught my eyes was that book.
Aaa... excited haha.
"A reader lives a thousand lives before he dies, said Jojen. The man who never reads lives only one" - George R.R. Martin, a Dance with Dragons
Next: my first books haul hahaha
CVB